ARIEF ONLINE
  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact

Asal-Usul Jenis Kelamin Kata Benda Pada Bahasa-bahasa Eropa

6/2/2016

0 Comments

 
Picture

Pada umumnya, mereka yang mempelajari bahasa-bahasa Eropa diluar bhs. Inggris tahu bahwa kebanyakan bahasa Eropa menggolongkan kata benda ke dalam 2 jenis kelamin (jantan-betina, seperti bhs. Italia, Perancis, atau Spanyol) atau 3 jenis kelamin (jantan-betina-netral, seperti bhs. Jerman atau Russia).

Penggolongan ini tidak hanya berlaku untuk benda-benda hidup, tapi juga benda-benda mati, seperti meja, kursi, gelas, dll.
Sejak pertama kali tahu tentang pengelompokkan kata benda berdasar jenia kelamin ini, para pembelajar bahasa Eropa yang bahasa aslinya tidak memiliki konsep seperti ini pada umumnya bertanya: Dari mana asal usul jenis-jenis kelamin untuk kata benda ini?

Ada yang mengatakan bahwa konsep jenis kelamin ini berasal dari cara pandang orang Eropa Kuno yang melihat bahwa segala sesuatu di sekeliling mereka memiliki sifat maskulin atau feminin.

Ada pula yang mengatakan bahwa ini berasal dari kepercayaan Eropa Kuno yang meyakini bahwa dalam segala sesuatu, baik hidup atau mati, terdapat ruh (anima) yang berjenis kelamin jantan atau betina.

Yang jelas, semua hal di atas adalah dugaan saja, karena kalau kita ingin menjawab pertanyaan tentang asal-usul jenis kelamin kata benda secara saintifik, maka kita harus menggunakan metoda sains, yaitu mengkaji berdasarkan bukti historis yang ada.

Hans Ulrich Schmid, seorang ahli bahasa, dalam bukunya yang berbahasa Jerman "Die 101 Wichtigsten Fragen - Deutsche Sprache" menjelaskan bahwa sebenarnya Proto Indo-Eropa, bahasa nenek moyang sebagian besar bahasa Eropa, tidak mengenal jenis kelamin untuk kata benda.

Yang ada adalah pengelompokkan kata-kata benda ke dalam 3 kategori, dimana semua kata yang berada dalam satu kategori yang sama akan menunjukkan perubahan-perubahan bentuk yang sama (Deklinasi) ketika memiliki posisi/fungsi yang berbeda dalam kalimat (Kasus), baik sebagai subyek (Nominatif), obyek penderita langsung (Akusatif), tidak langsung (Datif), kepunyaan (Genitif) dan lain-lainnya.

Perubahan bentuk berdasar fungsi kata ini sudah hilang dari banyak bahasa Eropa, tapi masih bertahan di sejumlah kecil bahasa, seperti Jerman.

Contoh:
DER (jantan) 
Nom. - Der grosse Hund 
("the big dog", subyek) 
Dat. - Dem grossen Hund(e) 
(to the big dog) 
Akk. - Den grossen Hund 
("the big dog", obyek) 
Gen. - Des grossen Hundes 
("of the big dog", kepunyaan)

DIE (betina) 
Nom. - Die schöne Frau 
("the pretty lady") 
Dat. - Der schönen Frau 
Akk. - Die schöne Frau 
Gen. - Der schönen Frau

DAS (netral) 
Nom. - Das kleine Kind 
("the small child") 
Dat. - Dem kleinen Kind(e) 
Akk. - Das kleine Kind
Gen. - Des kleinen Kindes

Kesalahpahaman bahwa bahasa-bahasa Eropa mengenal jenis kelamin dimulai ketika di era Klasik, para pujangga bahasa Latin (Romawi Kuno) seperti Cicero mulai mencoba membukukan tata bahasa masyarakat mereka secara resmi.
Para pujangga tersebut menemukan bahwa di dalam bahasa Latin, kata-kata benda jatuh ke dalam 3 grup yang berbeda bila ditilik dari bentuk perubahan-perubahan katanya.

Kemudian, karena mereka menemukan bahwa beberapa kata benda hidup yang berjenis kelamin laki-laki, seperti "pria", masuk ke dalam satu kategori dan kata benda hidup yang berjenis kelamin wanita, seperti kata "perempuan" masuk ke kategori lainnya, maka mereka memberi nama 2 kategori yang ada dengan "Jantan" (Masculinum) dan "Betina" (Femininum).

Sementara itu, kategori ketiga diberi nama "Netral" (Neutrum, berasal dari kata "ne-" "utrum" yang berarti "bukan keduanya"). Di kategori Netral ini terdapat kata-kata benda hidup yang di alam sebenarnya memiliki jenis kelamin, namun dimasukkan ke dalam kategori ini karena secara linguistik menunjukkan perubahan bentuk yang sama dengan kata-kata lainnya yang ada di kategori ini.

Sepeninggal kekaisaran Romawi (Imperium Romanum) yang menguasai separuh benua Eropa, semangat untuk membukukan tata bahasa masyarakat setempat di masing-masing daerah pun menyebar ke seantero Eropa.
Para pemerhati bahasa di daerah masing-masing mulai mengkaji bahasa mereka sendiri dengan menjadikan cara para ahli bahasa Romawi membukukan bahasa Latin sebagai panduannya.

Ketika proses pembukuan ini terjadi di berbagai tempat di Eropa, tak hanya istilah-istilah kebahasaan yang diimpor dari bahasa Latin, tapi juga konsep pengelompokkan kata benda ke dalam kategori jantan, betina, dan netral.
​
Karena kebanyakan bahasa Eropa berasal dari bahasa nenek moyang yang sama dengan bahasa Latin dan fenomena terbaginya kata benda ke dalam 3 kelompok atau kurang juga dapat ditemui di kebanyakan bahasa Eropa, maka istilah "jantan", "betina", dan "netral" pun dengan mudah diadopsi oleh bahasa-bahasa Eropa.

Demikianlah pada akhirnya kita memiliki pembagian kata benda berdasarkan jenis kelaminnya pada kebanyakan bahasa Eropa.

0 Comments



Leave a Reply.

    TOPICS

    All
    Anthropology
    Archaeology
    Architecture
    Astronomy & Cosmology
    Biology
    Book Recommendation
    Business & Property
    Economy
    Education
    Film Recommendation
    General Science
    Geography
    Geology
    Geopolitics
    History
    Life
    Linguistics
    Others
    Philosophy
    Photography
    Place Recommendation
    Poem
    Politics
    Psychology
    Quantum Physics
    Religion
    Sociology

    RSS Feed

    MONTHS

    December 2019
    November 2019
    October 2019
    June 2019
    May 2019
    March 2019
    February 2019
    November 2018
    October 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    September 2013
    August 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012
    October 2012
    September 2012
    August 2012
    July 2012
    June 2012
    May 2012
    March 2012
    February 2012
    November 2011
    December 2009
    November 2009
    January 2009
    May 2008
    March 2008
    January 2008
    December 2007

  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact