Tulisan ini melanjutkan tulisan saya sebelumnya tentang beberapa pertanyaan di bidang Astrofisika yang diajukan seorang teman kepada saya beberapa waktu yang lalu. Ia bertanya, "Apa itu Energi Gelap (Dark Energy)?"
Secara singkat, Energi Gelap adalah energi yang mendorong alam semesta kita untuk mengembang ke segala arah. Besarnya energi ini, yang saat ini belum diketahui, akan menentukan bagaimana alam semesta kita akan berakhir. Untuk memahami tentang Energi Gelap ini lebih baik, berikut adalah penjelasan saya: Di abad 20, kita mengetahui bahwa alam semesta kita bermula sebagai suatu titik yang sangat kecil namun mengandung energi tidak stabil yang besarnya tak terbayangkan dan kemudian meledak ke segala arah berkat penemuan Edwin Hubble, yang namanya kini diabadikan menjadikan nama teleskop. Hubble meneliti spektrum cahaya yang dipancarkan berbagai galaksi (redshift) dan menemukan bahwa galaksi-galaksi ternyata saling bergerak menjauh dari satu sama lain. Bila saat ini galaksi-galaksi saling bergerak menjauh, Hubble menyimpulkan, dulunya galaksi-galaksi ini dan semua materi yang ada di alam semesta pastilah berasal dari suatu titik. Di titik tersebut, seluruh materi dan energi yang ada di alam semesta pasti dimampatkan menjadi suatu titik yang sangat kecil, sehingga akhirnya meledak dan bisa bergerak ke segala arah seperti sekarang. Peristiwa ledakan inilah yang disebut Dentuman Besar (Big Bang). Setelah penemuan Hubble ini, para ilmuwan yang melakukan penelitian tentang ekspansi alam semesta baru-baru ini menemukan bahwa ternyata alam semesta kita berkembang dengan kecepatan yang justru semakin bertambah setiap waktu (berakselerasi)! Bagi mereka, ini adalah di luar logika, karena seharusnya setelah 13,8 milyar tahun peristiwa Dentuman Besar terjadi, kecepatan ekspansi alam semesta kian menurun seiring waktu. Dari akselerasi ekspansi alam semesta inilah para ilmuwan kemudian berpendapat bahwa pasti ada suatu energi kasat mata yang saat ini belum bisa dideteksi oleh instrumen manusia dan mendorong terjadinya ekspansi ini. Energi inilah yang disebut Energi Gelap. Mengetahui besarnya energi gelap ini akan dapat membantu kita mengetahui, bagaimana alam semesta kita akan berakhir. Sebenarnya, alam semesta kita memiliki kecenderungan untuk berkumpul lagi menjadi satu, karena gaya gravitasi benda-benda langit yang bermassa lebih besar selalu menarik benda-benda langit yang bermassa lebih kecil. Bila besarnya Energi Gelap ini lebih kecil dari total gaya gravitasi yang ada di alam semesta, maka suatu saat ekspansi alam semesta yang saat ini tengah terjadi pasti akan berhenti dan alam semesta akan kembali berkumpul menjadi satu seperti awal mulanya. Inilah yang disebut Rengkuhan Besar (Big Crunch). Sebaliknya, bila besarnya Energi Gelap ini lebih besar dari total gaya gravitasi yang ada di alam semesta, alam semesta pasti akan berakhir dengan tercerai berai kemana-mana. Peristiwa ini disebut sebagai Koyakan Besar (Big Rip). Karena materi yang diperlukan untuk proses pembakaran bahan bakar bintang-bintang akan semakin menjauh, maka dalam skenario Koyakan Besar ini suatu saat bintang-bintang akan mati dan alam semesta akan berakhir dalam kegelapan dan kedinginan. Secara lebih detail, sebenarnya ada beberapa skenario berakhirnya alam semesta, namun seluruhnya berada di bawah dua kategori besar, yaitu Rengkuhan Besar dan Koyakan Besar. Nah, bagian terakhir tulisan ini sebagaimana di bawah dapat dibaca bila Anda Muslim. Walaupun saat ini belum persis diketahui skenario mana yang akan terjadi, namun bila Anda Muslim, maka skenario yang kemungkinan akan terjadi adalah Rengkuhan Besar. Itu karena saya menemukan ayat di bawah ini di Al-Qur'an: “Pada hari Kami gulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakan.” (Qs. Al-Anbiyaa’: 104). Mungkin ketika proses "menggulung" itu dimulailah, maka posisi benda-benda langit mulai menjadi kacau, seperti terbitnya matahari dari barat sebagaimana dikatakan Rasulullah: "Tidak akan terjadi Kiamat sehingga matahari terbit dari sebelah barat.." Di saat-saat terakhir, kecepatan gulungan itu bisa jadi lebih cepat lagi karena Al-Qur'an juga menyatakan: "Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Qs. An-Nahl: 17) Wallahu a'lam bish shawaab. Sumber foto: Internet
0 Comments
Leave a Reply. |
TOPICS
All
MONTHS
December 2019
|