ARIEF ONLINE
  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact

Bahasa Sansekerta Berasal dari Nusantara?

25/10/2014

0 Comments

 
Picture

Pagi ini saya membaca salinan sebuah artikel yang menyatakan bahwa bahasa Sansekerta berasal dari Nusantara di sebuah grup budaya di Facebook. Tulisan tersebut bisa dilihat disini: http://sabdadewi.wordpress.com/…/bahasa-nusantara-adalah-b…/

Di grup itu saya memberikan tanggapan sebagai berikut:

Saya ingin meluruskan beberapa kesalahkaprahan yang ada di artikel di atas. Entah kesalahkaprahan-kesalahkaprahan ini berasal dari penulis sendiri atau berasal dari buku Shyama Rao yang juga ia bahas di sana. Semoga mereka yg mengatakan bahwa Sansekerta berasal dari Nusantara juga mau berpikiran terbuka terhadap fakta-fakta ini.

1. Klaim "Sansekerta adalah induk SEMUA bahasa di Asia Selatan bahkan sampai Eropa Barat".

Siapapun yang belajar linguistik faham bahwa hal ini sangat keliru. Tidak ada satupun bahasa Eropa Barat yang berasal dari Sansekerta. Lebih tepat dikatakan kalau sebagian besar bahasa Eropa Barat berasal dari sebuah bahasa nenek moyang yang sama dengan bahasa Sansekerta dan Avestan (Persia Kuno), yakni bahasa Proto Indo-Eropa yang diduga penuturnya berasal dari Laut Kaspia.

Pada 4000 SM para penutur bahasa ini menyebar ke timur dan Barat. Ke Timur mereka membentuk kelompok bahasa Satem yang terdiri dari Sansekerta dan Avestan, sementara ke Barat mereka membentuk kelompok bahasa Centum yang terdiri dari sub-grup Keltik, Jermanik, Latin, Slavik, Albania, Yunani, dan Tocharia (sudah punah).

2. Klaim "Hieroglif hanya terdiri dari 70 karakter".

Hieroglif bangsa apa? bangsa Mesir? Pada zaman dinasti Mesir Tua saja jumlah karakter hieroglif Mesir sudah 800 buah dan masuk ke periode Greko-Roman jumlah karakter hieroglif Mesir adalah 5000! Hieroglif adalah jenis tulisan logograf sama seperti hanzhi (kanji) Cina, dimana satu karakter mewakili satu makna, bukan satu bunyi, oleh karena itu jumlahnya sangat banyak. Untuk referensi awal bisa baca:http://en.m.wikipedia.org/wiki/Egyptian_hieroglyphs

3. Klaim "Bahasa Sansekerta tidak membedakan jenis kelamin, tidak mengenal 'tenses', tidak ada konsep tunggal dan jamak..".

Ini adalah salah kaprah yang paling besar. Saya rasa saya tidak perlu panjang lebar menjelaskan hal ini. Di negeri ini masih ada orang-orang yang mempelajari bhs. Sansekerta dan bisa berkomentar langsung soal hal ini.

Bisa juga cek berbagai situs belajar bahasa Sansekerta di Internet. Ini sama sekali melawan kenyataan yang jelas, sama seperti bersikukuh menyatakan bahwa bahasa Inggris tidak mengenal tenses, sementara kenyatan yang jelas justru sebaliknya.

4. Klaim "Belum pernah diketemukan satupun naskah kuno berbahasa Sansekerta dengan aksara Devanagari di India sebelum 500 Masehi..".
​

Salah kaprah besar lagi ini. Salah satu naskah berusia sangat tua yang berasal dari rumpun bahasa Indo-Eropa/Indo-Arya dan sering menjadi obyek analisa para ahli linguistik justru berbahasa Sansekerta. Naskah tersebut adalah Rigveda. Teks asli Rigveda berusia 1700 tahun SEBELUM Masehi dan merupakah salah satu tulisan tertua dalam sejarah bahasa-bahasa Indo-Eropa. Untuk bacaan awal, silakan cek tautan berikut:http://en.m.wikipedia.org/wiki/Rigveda

Keberadaan naskah ini sudah memungkinkan para ahli linguistik untuk mengkaji secara mendalam bentuk bahasa Sansekerta tertua yang pernah dituliskan, memahami ciri-cirinya dan juga menarik kesimpulan kuat bahwa bahasa ini terkait dengan bahasa-bahasa lain dari rumpun Indo-Eropa yang ada di Eropa berdasarkan pada keserupaan tata bahasa dan banyaknya kesamaan pada kosakata-kosakata dasar dalam kehidupan sehari-hari.

5. Klaim "Sayangnya propaganda Sansekerta sebagai induk bahasa-bahasa terlanjur mendarah daging..".
Lagi-lagi sebenarnya tidak ada ahli linguistik yg pernah menyatakan ini. Ini adalah asumsi penulis sendiri.

6. Klaim "Penulis juga heran, mengapa istilah “bhasa” itu, kalau benar-benar dari Sansekrta, mestinya di Persia, Jerman, Inggris, Latin, Yunani, juga mirip paling tidak ada konsonan “bhs”, tetapi kok jadi “lingua”?".
​

Ini karena sejak awal penulis membuat bingung dirinya sendiri dengan menganggap bahwa Sansekerta adalah induk bahasa-bahasa Eropa, padahal kenyataannya sama sekali tidak demikian. 

Juga perlu diketahui bahwa dalam bahasa Persia, Jerman, dan Yunani kata untuk "bahasa" bukanlah "lingua"! Dalam bahasa Jerman "bahasa" adalah "Sprache", dalam bhs. Persia "bahasa" adalah "Zaban", dalam bahasa Yunani kata untuk "bahasa" adalah "glossa". Untuk langkah awal, silakan periksa hal ini di berbagai kamus online.

7. Klaim " hampir 80% kosa kata bahasa Melayu asli punya akar kata Kawi, menurut Wojowasito atau Zoed Mulder – penulis agak lupa..".

Silakan rujuk buku karya Zoetmulder atau Wojowasito yang mengatakan hal tersebut. Saya suka membaca karya kedua tokoh tersebut. Yang saya tahu, Wojowasito hanya mengatakan bahwa jumlah kata-kata Sansekerta (bukan Kawi. Keduanya berbeda) hanyalah 30-40% pada bahasa-bahasa Nusantara yang pernah mendapat pengaruh Hindu Buddha.

8. Klaim " Sayang bahwa dalam sejarah penyebaran manusia, bangsa Nusantara terlanjur dianggap sebagai pendatang dari Indo-Cina..".

Ini adalah kesalahpahaman publik yang menyebar luas, tapi tidak pernah ada ahli antropologi ataupun linguistik yang mengamini hal ini. Nusantara ini dihuni dalam 3 gelombang migrasi umat manusia dari luar Indonesia.

Pertama, sebelum 2 juta tahun SM, dengan masuknya spesies manusia Homo erectus yang fosilnya banyak ditemukan di pesisir-pesisir sungai di Jawa Tengah dan Timur. Hingga saat ini tidak berhasil ditemukan suku di Indonesia yang merupakan keturunan langsung spesies ini. Kedua, pada tahun 40.000 SM dengan masuknya bangsa Melanesia dari arah India yang kemudian juga menyebrang ke Australia melalui jembatan darat. Bangsa ini adalah nenek moyang orang Papua dan Aborigin Australia. Untuk langkah awal mengenali profil orang-orang Melanesia, silakan cek tautan berikut ini: http://en.m.wikipedia.org/wiki/Melanesians

Ketiga, adalah pada 4000 SM dengan masuknya bangsa Austronesia dari Taiwan, sebelum pulau ini banyak dihuni orang-orang Tiongkok daratan. Bangsa Austronesia adalah nenek moyang sebagian besar penduduk Indonesia Barat dan Tengah saat ini, juga nenek moyang bagi orang Madagaskar, Filipina, Maori di New Zealand, dan penduduk pulau-pulau di laut Pasifik. Untuk langkah awal mengenali orang2 Austronesia, silakan cek:http://en.m.wikipedia.org/wiki/Austronesian_peoples.

Sebagian besar penduduk kawasan Indo-Cina sendiri selain dari Malaysia bukanlah keturunan bangsa Austronesia, melainkan masuk ke dalam kelompok bangsa penutur bahasa Tai-Kadai. Untuk bahan pertama mengenali profil penutur bahasa Tai Kadai, silakan rujuk tautan berikut: http://en.m.wikipedia.org/wiki/Tai–Kadai_languages

Dalam khasanah berbagai ilmu, termasuk ilmu linguistik, selalu ada tokoh-tokoh yang membawa paradigma/cara memandang yang baru dengan menggunakan bukti-bukti yang sahih, bisa diuji, dan bisa dipertanggungjawabkan. Tapi bagi saya pribadi, tulisan yang dicantumkan di atas bukan merupakan cara pandang yang baru, tapi justru cara pandang keliru (bedakan keduanya!), karena selain tidak membawa bukti baru apa-apa, hal-hal yang dianggap sebagai fakta juga salah dan tidak ada koherensi argumen-argumen dari awal hingga akhir tulisan yang akhirnya dapat mendukung dugaan bahwa bahasa Sansekerta berasal dari Nusantara.

​Lebih jujur dan rendah hati kalau penulis mengatakan bahwa mungkin ada pengaruh Nusantara pada kosakata Sansekerta, karena penutur kedua bahasa ini memang pernah bersinggungan di masa lalu. Dalam ilmu linguistik biasanya memang selalu ada aktivitas mempengaruhi dua arah ketika penutur dua buah bahasa bersinggungan erat dan memang bisa dibuat studi linguistik untuk mengkaji kemungkinan itu. Tapi mengatakan bahwa bahasa Sansekerta berasal dari Nusantara? Rasanya agak kelewatan.

0 Comments



Leave a Reply.

    TOPICS

    All
    Anthropology
    Archaeology
    Architecture
    Astronomy & Cosmology
    Biology
    Book Recommendation
    Business & Property
    Economy
    Education
    Film Recommendation
    General Science
    Geography
    Geology
    Geopolitics
    History
    Life
    Linguistics
    Others
    Philosophy
    Photography
    Place Recommendation
    Poem
    Politics
    Psychology
    Quantum Physics
    Religion
    Sociology

    RSS Feed

    MONTHS

    December 2019
    November 2019
    October 2019
    June 2019
    May 2019
    March 2019
    February 2019
    November 2018
    October 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    September 2013
    August 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012
    October 2012
    September 2012
    August 2012
    July 2012
    June 2012
    May 2012
    March 2012
    February 2012
    November 2011
    December 2009
    November 2009
    January 2009
    May 2008
    March 2008
    January 2008
    December 2007

  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact