Setelah sebelumnya melakukan riset ataupun analisa tentang dugaan lokasi keraton kerajaan Salakanagara, Galuh, Pajajaran, Singosari, Majapahit, dan Sriwijaya, serta mengunjungi sebagian besar dugaan lokasi-lokasi tersebut, saya kembali melakukan analisa sederhana untuk mendapatkan dugaan lokasi keraton kerajaan Kediri.
Kediri alias Panjalu adalah kerajaan pecahan Kahuripan sepeninggal raja Airlangga (kerajaan satunya lagi adalah Jenggala). Pada puncak kejayaannya di bawah raja Jayabhaya, Kediri berhasil menaklukkan Jenggala dan menjadi kerajaan besar di Jawa. Di kemudian hari, Kediri di bawah raja Kertajaya takluk oleh Ken Arok, penguasa baru di Tumapel yang kemudian mendirikan kerajaan Singosari. Setelah Singosari digantikan kerajaan Majapahit, Kediri pernah menjadi ibukota Majapahit, yakni pada masa-masa akhir menjelang keruntuhannya. Pada analisa saya tentang dugaan lokasi keraton kerajaan Kediri, saya menggunakan beberapa sumber dan metode yang berujung pada dua dugaan lokasi keraton. DUGAAN-1 - Keraton terletak di dalam kota Kediri modern, lebih tepatnya di dalam suatu area yang dibatasi oleh daerah Balowerti, Setono Gedong, Setono Bethek, Doho, Bandar Kidul dan Bandar Lor (lihat peta). Sumber pertama dugaan ini adalah informasi dari Babad Kadhiri, suatu babad dari era Mataram Islam, yang menyatakan bahwa berdasarkan informasi turun menurun, pusat kerajaan Kediri terletak di timur (gunung) Klothok dan barat sungai Brantas. Sumber berikutnya adalah penelitian terhadap nama-nama tempat tua di Kediri yang diduga memiliki kaitan dengan kerajaan Kediri, yaitu: - Balowerti: Berasal dari "Balai Werti", suatu balai tempat menunggu sebelum seseorang dapat masuk lingkungan keraton. - Setono Gedhong: berarti "istana besar". Di sini sendiri terdapat temuan sisa-sisa komplek bangunan dari era Kediri. - Setono Bethek: berarti 'istana bambu' - Bandar Lor: berarti "pelabuhan utara". Bisa jadi dulunya merupakan pelabuhan (bandar) yang terletak di utara (lor) keraton. - Bandar Kidul: berarti "pelabuhan selatan" - Doho/Dhaha: cocok dengan "Daha/Dahanapura", nama ibukota Kediri yang berkali-kali disebut dalam karya sastra kuno. Uniknya, kedua sumber informasi di atas (Babad Kadhiri dan analisa terhadap nama-nama tempat tua di Kediri) saling bercocokan dan menghasilkan suatu daerah dugaan yang mengapit kedua sisi sungai Brantas di timur gunung Klothok seperti ditunjukan peta 1. DUGAAN-2 - Keraton terletak di timur kota Kediri modern dan terletak di antara atau di sekitar kecamatan Pagu (Kediri) dan kota Pare. Dugaan ini lebih didasarkan pada temuan-temuan arkeologis yang banyak didapati di kawasan ini. Khususnya menyangkut Tondowongso dan Adan-adan, penelitian-penelitian arkeologi terakhir menunjukkan bahwa kedua situs ini memiliki kandungan arkeologi yang melimpah, dimana baru sedikit darinya yang dieksplorasi. Kedua situs ini diduga memiliki luas berhektar-hektar dan bisa jadi dulunya merupakan satu kesatuan besar. Meski demikian, bukan berarti dugaan lokasi-1 di pusat kota Kediri modern memiliki peninggalan arkeologi yang lebih miskin. Bisa jadi dulunya lokasi ini juga memiliki peninggalan arkeologi yang melimpah, namun kemudian tergerus oleh perkembangan kota setelah kerajaan Kediri tumbang, sebagaimana yang terjadi pada situs-situs arkeologi lainnya yang berada di dalam kota modern. Contohnya seperti polemik terakhir yang menyangkut pelestarian situs Setono Gedhong di Kediri. Dugaan-dugaan awal yang sederhana ini tentunya memerlukan investigasi lebih lanjut.
1 Comment
|
TOPICS
All
MONTHS
December 2019
|