Minggu lalu saya membuat kuis berikut di wall FB saya:
Ketika harus menerbangkan pesawat dari pesisir barat Amerika Serikat ke kota London di Inggris, seorang pilot pasti akan selalu mengambil rute merah dibandingkan rute biru. Kenapa? Apakah karena rute merah lebih pendek? Atau karena banyak rintangan laut dan cuaca di rute biru? Jawaban yang benar adalah: Karena rute merah lebih pendek dibandingkan rute biru. Lho, bagaimana mungkin rute merah lebih pendek, sementara jelas pada peta rute biru berjarak lebih pendek? Nah, kita seringkali lupa bahwa peta datar/2 dimensi yang kita lihat adalah proyeksi dari bola bumi yang sejatinya berbentuk bulat/3 dimensi. Ketika proyeksi dilakukan, distorsi tidak bisa dihindarkan. Sebenarnya, jarak-jarak pada peta datar kita hanyalah akurat untuk area-area di sekitar khatulistiwa, sementara area-area yang mendekati kutub utara maupun kutub selatan tergambar seakan-akan memiliki luas yang besar dan jarak yang jauh satu sama lain. Pada kenyataanya, area-area yang mendekati kutub utara maupun selatan memiliki luas ataupun jarak antara satu sama lain yang lebih kecil dari yang tergambar di peta. Terkait itu, untuk menentukan rute terpendek antara 2 titik pada suatu bidang melengkung seperti bola Bumi, kita harus menggunakan prinsip Geodesic (https://en.wikipedia.org/wiki/Geodesic) dari ilmu Geometri. Prinsip ini mengajarkan bahwa jarak terdekat antara 2 titik pada permukaan yang melengkung haruslah merupakan bagian dari suatu bidang potong berbentuk lingkaran yang memotong titik pusat Bumi (disebut "Great Circle" atau Lingkaran Besar pada ilmu Geometri). Terkait pertanyaan di kuis, ketika seorang pilot menerbangkan pesawat dari sisi barat benua Amerika ke kota London di Inggris, maka jarak terdekatnya merupakan garis merah (lihat peta terlampir) yang didapat setelah menerapkan prinsip Geodesic.
0 Comments
Leave a Reply. |
TOPICS
All
MONTHS
December 2019
|