ARIEF ONLINE
  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact

Memahami Peran Penting Indonesia di Dunia Melalui Peta Jalur Perkapalan Internasional

26/12/2016

0 Comments

 
Sejak saya sering membaca buku-buku geopolitik, saya semakin paham bahwa rona sejarah, karakter dan masa depan suatu bangsa banyak ditentukan oleh aspek geografisnya.

Buku-buku geopolitik seperti "The Revenge of Geography" dan "The World in 100 Years" membahas bagaimana kekuatan-kekuatan besar dan konflik-konflik di dunia selama ini dan ke depannya selalu muncul dari konteks-konteks geografis.

Bila kita ingin membahas masa depan Indonesia, menurut saya kita harus melihat posisi Indonesia dalam peta jalur perkapalan internasional seperti yang saya lampirkan disini.


Picture
Picture

​Kita bisa melihat bahwa Indonesia adalah titik penghubung antara negara-negara Asia Timur dan kawasan Timur Tengah serta Eropa dalam jalur kapal kargo (barang-barang perdagangan) dan tanker minyak internasional.


Untuk mengirimkan barang-barang hasil produksinya ke Timur Tengah, kapal-kapal kargo negara-negara Asia Timur harus melewati Indonesia. Begitu juga untuk mengirimkan supplai minyak bumi untuk menjalankan roda perindustrian di Tiongkok, Jepang dan Korea, Timur Tengah harus mengirimkan kapal-kapal tankernya melewati Indonesia.

Untuk proses pengiriman barang-barang antara Asia Timur dan Eropa, jalur terpendeknya pun adalah melalui Indonesia dan terusan Suez. Sebenarnya ada pilihan jalur-jalur lain, seperti (1) Ke arah timur melewati terusan Panama, (2) Laut pesisir utara Russia (disebut "Northern Sea Route"), dan (3) Rel kereta api trans Siberia. Meski demikian, hingga saat ini jalur-jalur alternatif tersebut terlalu jauh (untuk no.1), seringkali dihadang gleiser dan memerlukan iringan kapal pemecah es sehingga mengurangi waktu perjalanan (no. 2), ataupun tidak terhubung dari ujung ke ujung (no. 3).

Dengan demikian, kita bisa bayangkan, apa yang akan terjadi bila akses kapal-kapal melalui Indonesia ditutup:
(1) Roda perindustrian di Jepang dan Korea akan terhenti sementara roda perindustrian di Tiongkok akan terhambat (Tiongkok juga mengandalkan batu bara domestik), karena kapal-kapal minyak dari Timur Tengah tidak bisa datang. Atau minimal, biaya industri di negara-negara Asia Timur akan melonjak karena kapal-kapal tanker dari Timur Tengah harus menempuh jalur lebih jauh menuju Asia Timur, yaitu mengitari pesisir selatan Afrika atau melewati terusan Suez lalu terusan Panama.

(2) Produk-produk Asia Timur akan memiliki harga terlalu mahal untuk dijual di pasar Eropa, apalagi Timur Tengah. Karena selain harga minyak yang datang dari Timur Tengah untuk memproduksi barang-barang tersebut sudah mahal, jarak yang harus ditempuh kapal-kapal kargo dari Asia Timur juga lebih jauh. Mereka harus menuju benua Amerika dan melewati terusan Panama.

(3) Produk-produk Eropa akan memiliki harga yang lebih mahal daripada sebelumnya untuk dijual di Asia Timur (karena harus melewati terusan Panama), meskipun harganya akan tetap sama di pasar Timur Tengah dan India.

Melihat potensi masalah-masalah di atas, sudah seharusnya kita paham bahwa berbagai negara di dunia selalu mengawasi dan memiliki kepentingan pada negara-negara yang ada di Semenanjung Malaka, termasuk Indonesia.

Sebagai konsekuensinya, lebih lanjut, kita harus menyadari hal-hal berikut ini:
(1) Negara-negara pemilik kepentingan akan selalu mengharapkan supaya di Semenanjung Malaka tidak tercipta satu negara tunggal. Bahwasanya Semenanjung Malaka berada di bawah Indonesia, Malaysia dan Singapura, seperti saat ini, lebih mereka sukai.

(2) Sebagai negara terbesar dari 3 negara yang menguasai Semenanjung Malaka, negara-negara pemilik kepentingan tidak akan menyukai bila Indonesia memiliki kekuatan maritim yang terlalu kuat, karena ini dapat menjadi ancaman bagi perdagangan mereka bila di kemudian hari mereka memiliki konflik dengan Indonesia.
Untuk mencegah Indonesia menjadi kekuatan maritim, menurut dugaan saya, negara-negara pemilik kepentingan akan selalu berusaha membuat keadaan politik di Indonesia berada di antara stabil dan kacau. Sebagaimana stabilnya Indonesia berbahaya bagi negara-negara tersebut, kacaunya Indonesia juga akan berbahaya. Bila pemerintahan Indonesia kolaps, dapat tumbuh perompak-perompak di Semenanjung Malaka yang akan membuat kondisi disana tidak kondusif.

(3) Karena jalur diantara terusan Suez dan Semenanjung Malaka adalah jalur kritis bagi perdagangan Eropa-Timur Tengah-Asia Timur, maka bila Indonesia mau membangun kekuatan maritimnya, poros maritim ini harus berdiri di atas suatu aliansi dengan negara-negara besar yang ada di pesisir laut antara terusan Suez dan Semenanjung Malaka.

Kemunculan perompak-perompak laut Somalia dapat menjadi ancaman bagi keterpilihan jalur perdagangan ini di antara jalur-jalur lainnya. Ingat bagaimana dulu Jalur Sutera akhirnya ditinggalkan karena munculnya banyak perompak di jalur tersebut?

Mereka yang mempelajari sejarah Indonesia sejak dahulu kala paham bahwa adalah amat berbahaya bila Indonesia menjadi suatu kekuatan maritim raksasa.

Dulu, kerajaan Sriwijaya yang menguasai kedua sisi Semenanjung Malaka dan kerajaan Mataram Kuno pernah bersatu di bawah pemerintahan suatu dinasti yang sama, yaitu Syailendra. Ketika dua kerajaan ini bersatu, wilayah kekuasaannya meliputi Kamboja di barat dan selatan Filipina di timur.

Berdasarkan prasasti Sdok Kok Thom, dikatakan bahwa kota kuno Angkor didirikan untuk merayakan pembebasan dari kekuasaan "Jawa", sementara prasasti Laguna di Manila Bay mengatakan bahwa penguasa setempat wajib membayar upeti tahunan kepada raja "Jawa".

Di saat yang sama, kronik-kronik Cina juga mencatat bahwa selama itu pesisir selatan Cina selalu mendapat serbuan dari "Jawa" yang tampaknya berusaha meluaskan pengaruhnya. Mendaratnya orang-orang Indonesia di Madagaskar dan menjadi nenek moyang orang Madagaskar saat ini juga terjadi pada periode waktu yang sama.
​
Apakah Indonesia akan menjadi kekuatan maritim lagi? Ini semua kembali kepada rakyat dan pemerintah Indonesia itu sendiri.
0 Comments



Leave a Reply.

    TOPICS

    All
    Anthropology
    Archaeology
    Architecture
    Astronomy & Cosmology
    Biology
    Book Recommendation
    Business & Property
    Economy
    Education
    Film Recommendation
    General Science
    Geography
    Geology
    Geopolitics
    History
    Life
    Linguistics
    Others
    Philosophy
    Photography
    Place Recommendation
    Poem
    Politics
    Psychology
    Quantum Physics
    Religion
    Sociology

    RSS Feed

    MONTHS

    December 2019
    November 2019
    October 2019
    June 2019
    May 2019
    March 2019
    February 2019
    November 2018
    October 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    September 2013
    August 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012
    October 2012
    September 2012
    August 2012
    July 2012
    June 2012
    May 2012
    March 2012
    February 2012
    November 2011
    December 2009
    November 2009
    January 2009
    May 2008
    March 2008
    January 2008
    December 2007

  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact