Dalam ilmu Logika, proposisi adalah suatu kalimat yang mengandung pernyataan tentang keadaan, identitas, ataupun perbuatan seseorang atau suatu hal dan bisa jadi benar ataupun salah. Sesungguhnya, keseluruhan ilmu Logika sendiri dapat dikatakan sebagai ilmu yang mengkaji tentang proposisi. Ia mengkaji implikasi-implikasi berupa proposisi-proposisi lain yang dapat muncul dari suatu proposisi. Ia juga mengkaji kebenaran kesimpulan yang terkandung di dalam sebuah proposisi dengan melihat proposisi-proposisi pendukungnya (premis-premis) dan metode pengambilan kesimpulan yang digunakan. Ilmu Logika tidak mengkaji apakah suatu proposisi sesuai dengan kenyataan atau tidak ataupun secara moral benar atau salah, karena ini merupakan ranah sains dan filsafat etika. Di dalam ilmu Logika, proposisi dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok besar: Kategoris, Hipotesis, dan Modalitas. Dari ketiga kelompok tersebut, saya tertarik untuk membahas proposisi-proposisi yang masuk dalam kelompok Kategoris, karena proposisi-proposisi di kelompok ini akan banyak disinggung dalam proses pengambilan kesimpulan berdasarkan ilmu Logika. Ada 4 proposisi di dalam kelompok Kategoris: 1) Proposisi Universal Afirmatif, disebut proposisi tipe A dalam ilmu Logika, yaitu proposisi yang menerangkan keadaan yang berlaku kepada semua anggota di dalam suatu kelompok benda tanpa kecuali. Contoh: Seluruh bangsa Indonesia terdiri dari manusia. 2) Proposisi Universal Negatif, disebut proposisi tipe E dalam ilmu Logika, yaitu proposisi yang menerangkan keadaan yang tidak berlaku kepada semua anggota di dalam kelompok suatu benda tanpa kecuali. Contoh: Semua manusia tidak abadi. 3) Proposisi Partikular Afirmatif, disebut proposisi tipe I dalam ilmu Logika, yaitu proposisi yang menjelaskan keadaan yang hanya berlaku bagi sebagian anggota di dalam kelompok suatu benda. Contoh: Beberapa orang ada yang jahat. 4) Proposisi Partikular Negatif, disebut proposisi tipe O dalam ilmu Logika, yaitu proposisi yang menjelaskan keadaan yang tidak berlaku untuk sebagian anggota di dalam kelompok suatu benda. Contoh: Sebagian manusia tidak percaya Tuhan. Contoh-contoh untuk tipe-tipe proposisi di atas bisa banyak sekali dan dapat dinyatakan dengan susunan kalimat yang beraneka ragam. Namun demikian, memahami secara baik masuk ke dalam jenis proposisi yang manakah sebuah kalimat merupakan modal dasar sebelum seseorang dapat mempelajari hukum-hukum Logika terkait pengambilan kesimpulan langsung ataupun tidak langsung. Hukum-hukum pengambilan kesimpulan ini bila ada waktunya, insya Allah, akan saya bahas di tulisan-tulisan yang berikutnya.
0 Comments
Leave a Reply. |
TOPICS
All
MONTHS
December 2019
|