Kalau sebelumnya saya banyak membuat tulisan tentang linguistik, arkeologi, antropologi, sains ataupun agama, mulai saat ini saya juga akan membuat beberapa tulisan tentang Filsafat dan Logika. Ilmu Logika adalah landasan ilmu Filsafat. Ilmu Logika mempelajari cara membuat kesimpulan yang benar berdasarkan premis-premis yang dijadikan dasar dengan berpegangan pada kaidah sebab-akibat. Ketika sebuah kesimpulan dibuat dengan menggunakan kaidah yang salah ataupun tidak dengan berlandaskan pada suatu premis, maka menurut ilmu Logika telah terjadi "sesat logika" ("logical fallacy"). Di tengah masyarakat, sesat logika sering terjadi. Beberapa yang ingin saya perkenalkan saat ini adalah sebagai berikut: 1) Argumentum Ad Verecundiam Yaitu sesuatu dianggap benar/salah, bukan dengan mengkaji bukti-bukti pendukungnya, tapi semata-mata hanya karena seseorang yang ahli di bidang tersebut mengatakan demikian. Pada kenyataannya, ketika diselidiki lebih jauh, terkait suatu hal para ahli seringkali memiliki pendapat yang berbeda-beda. 2) Argumentum Ad Populem Yaitu sesuatu dianggap benar/salah hanya karena mayoritas menganggap demikian. Ketika dilahirkan di tengah-tengah masyarakat, seringkali opini kita terkait berbagai hal terpengaruh oleh "Argumentum ad Populem" ini. Padahal kalau kita ingin merenungkan tentang salah benar setiap hal, kita harus bisa memisahkan diri kita dari opini publik dan membentuk pikiran obyektif kita sendiri. 3) Argumentum Ad Misercordiam Yaitu sesuatu dianggap benar/salah hanya karena rasa iba. Sebagai contoh, kita bisa jadi menentang perilaku korupsi, namun kita malah membiarkan tukang parkir menagih uang parkir ke kita tanpa memberikan karcis parkir sebagai bukti pembayaran. Pada dasarnya perilaku tukang parkir ini adalah korupsi juga, namun tidak dipermasalahkan karena yang melakukannya dianggap sebagai "orang kecil". 4) Argumentum Ad Hominem Yaitu sesuatu dianggap benar/salah karena sentimen pribadi kita terhadap pihak yang menyatakannya, bukan karena kandungan pesan yang disampaikannya. 5) Argumentum Ad Bacculum Yaitu sesuatu dianggap benar/salah karena pihak yang berkuasa menetapkan demikian atau ada unsur paksaan di dalamnya. Sebagai contoh, komunisme adalah paham yang pasti buruk karena pemerintah NKRI menyatakan demikian. 6) Argumentum Ad Ignorantiam Yaitu sesuatu dengan mudah dianggap benar/salah, padahal sebetulnya tidak terdapat cukup bukti untuk membuktikan salah benar hal tersebut. Dalam hal ini, penarikan kesimpulan menjadi sesuatu yang dipaksakan. Sebagai contoh, banyak orang awam meyakini keberadaan multiverse (alam semesta jamak), padahal keberadaan multiverse selama ini baru dibuktikan secara teori dan belum melalui observasi. Sumber ilustrasi: http://richardarsic.com/wp-conte…/…/2016/04/confused-man.jpg
0 Comments
Leave a Reply. |
TOPICS
All
MONTHS
December 2019
|