0 Comments
Minggu lalu saya membuat kuis berikut di wall FB saya:
Ketika harus menerbangkan pesawat dari pesisir barat Amerika Serikat ke kota London di Inggris, seorang pilot pasti akan selalu mengambil rute merah dibandingkan rute biru. Kenapa? Apakah karena rute merah lebih pendek? Atau karena banyak rintangan laut dan cuaca di rute biru? Jawaban yang benar adalah: Karena rute merah lebih pendek dibandingkan rute biru. Lho, bagaimana mungkin rute merah lebih pendek, sementara jelas pada peta rute biru berjarak lebih pendek? Nah, kita seringkali lupa bahwa peta datar/2 dimensi yang kita lihat adalah proyeksi dari bola bumi yang sejatinya berbentuk bulat/3 dimensi. Ketika proyeksi dilakukan, distorsi tidak bisa dihindarkan. Sebenarnya, jarak-jarak pada peta datar kita hanyalah akurat untuk area-area di sekitar khatulistiwa, sementara area-area yang mendekati kutub utara maupun kutub selatan tergambar seakan-akan memiliki luas yang besar dan jarak yang jauh satu sama lain. Pada kenyataanya, area-area yang mendekati kutub utara maupun selatan memiliki luas ataupun jarak antara satu sama lain yang lebih kecil dari yang tergambar di peta. Terkait itu, untuk menentukan rute terpendek antara 2 titik pada suatu bidang melengkung seperti bola Bumi, kita harus menggunakan prinsip Geodesic (https://en.wikipedia.org/wiki/Geodesic) dari ilmu Geometri. Prinsip ini mengajarkan bahwa jarak terdekat antara 2 titik pada permukaan yang melengkung haruslah merupakan bagian dari suatu bidang potong berbentuk lingkaran yang memotong titik pusat Bumi (disebut "Great Circle" atau Lingkaran Besar pada ilmu Geometri). Terkait pertanyaan di kuis, ketika seorang pilot menerbangkan pesawat dari sisi barat benua Amerika ke kota London di Inggris, maka jarak terdekatnya merupakan garis merah (lihat peta terlampir) yang didapat setelah menerapkan prinsip Geodesic. Minggu lalu saya membuat kuis di wall FB saya: Apabila ada pohon besar jatuh di tengah hutan dan tidak ada siapa-siapa di situ, apakah jatuhnya pohon tersebut menimbulkan bunyi? 70% responden menjawab Ya, menimbulkan bunyi dan 30% menjawab Tidak menimbulkan bunyi. Lalu jawaban apa yang benar? ... ... Jawaban yang benar ialah Tidak menimbulkan bunyi. Lhooo, kok bisa? Nah begini. Bunyi ialah fenomena yang dialami manusia/makhluk hidup yang memiliki gendang telinga, bukan fenomena yang sebenarnya terbentuk secara serta merta/ langsung di alam bebas. Manusia mengalami bunyi ketika ada gelombang dari luar yang masuk ke dalam kanal telinganya dan berada dalam frekuensi yang tepat, yaitu antara 20 Hz dan 20 KHz, sehingga bisa menggetarkan gendang telinga manusia yang memang hanya akan bergetar di frekuensi tersebut. Di gendang telinga itulah gelombang tersebut diubah menjadi sinyal-sinyal listrik dan seterusnya dibawa ke otak kita melalui syaraf-syaraf (nerves). Di otak kitalah persepsi bunyi dibentuk. Hal ini tampak jelas ketika gendang telinga seseorang rusak/jebol. Gelombang bunyi akan masuk ke kanal telinganya tapi akan berlalu begitu saja ke 'eustachian tube' tanpa menggetarkan gendang telinga (karena jebol). Akibat gendang telinga tidak digetarkan, maka tidak ada sinyal listrik yang dibawa oleh syaraf ke otak dan otak pun tidak mendengar adanya bunyi. Begitu juga bila gelombang yang masuk tidak berada dalam frekuensi yang bisa menggetarkan gendang telinga manusia. Gendang telinga akan diam sehingga tidak ada sinyal listrik yang dibentuk dan otak pun tidak mendengar bunyi. Ketika sebuah pohon besar jatuh di hutan, pohon tersebut jelas akan menimbulkan getaran hebat di tanah dan kemungkinan akan mendorong kepadatan udara di sekitarnya dan menimbulkan hembusan angin. Getaran dan hembusan angin tersebut adalah 2 bentuk gelombang. Tapi tanpa adanya gendang telinga dan otak makhluk hidup, bunyi tidak akan hadir. Karena bunyi hanya hadir di otak makhluk hidup. Untuk memahami bagaimana perbedaan alam sekitar yang dipersepsi oleh manusia (melalui keterbatasan panca inderanya) dan alam sekitar yang sebenarnya, silakan baca: Biocentrism, oleh Robert Lanza, MD, seorang dokter terkemuka di AS di bidang genetika dan neurologi. Wenn ich genugen Bestand von 120 und 135 Filmen habe, bin ich ganz glücklick // When I have enough stock of 120 and 135 films, I'm quite happy 😊
Berbincang-bincang dengan penutur asli suatu bahasa adalah kesempatan bagus bagi kita untuk bertanya, apakah beberapa kata yang kita temukan dari kamus dan catat di buku catatan kita memang cukup umum digunakan di bahasa dia.
Kadang kita punya kecurigaan seperti itu ketika kita membandingkan makna akar kata dan morfologi katanya dengan terjemahannya di bahasa kita/Inggris menurut kamus tersebut. Oleh karenanya, yang terbaik memang adalah selalu menggunakan kamus yang disertai contoh penggunaan kata-kata, agar kita dapat memahami konteks penggunaan setiap kata. Tapi sedikit sekali kamus di pasaran yang seperti ini. Apalagi untuk bahasa yang bukan favorit, seperti Belanda. Orang sering mengira bahwa era prasejarah di Indonesia adalah era yang primitif. Tapi itu sebenarnya adalah karena orang tidak mau mencari tahu dan belajar. Ketidaktahuan selalu membawa pemahaman yang salah dan mengakibatkan keyakinan yang salah. Dalam hal ini, keyakinan bahwa nenek moyang kita adalah orang primitif. Di Indonesia kita punya punden berundak raksasa di Gunung Padang, Lebak Cibedug, dll. Kita punya salah satu lukisan gua tertua di dunia (dari 40.000 SM) di Maros Pangkep, Sulawesi. Kita punya ratusan menhir berukir wajah manusia yang tersebar di Lembah Bada, Sulawesi. Kita punya nekara-nekara (drum) logam raksasa, seperti Bulan Pejeng (Moon of Pejeng) di Bali. Kita juga punya penemuan topeng-topeng emas dari kebudayaan Buni di pesisir utara Jakarta. Sejak dulu, nenek moyang kita telah menunjukkan kreativitas dan kemajuan peradabannya. Saya hampir tidak tertarik membuat postingan-postingan tentang politik atau agama. Saya jauh lebih tertarik menyebarkan ilmu pengetahuan dari setiap hal baru yang saya pelajari ke orang-orang di sekitar saya. Bagi saya pribadi, Indonesia adalah negeri yang besar namun kekurangan sumber informasi ataupun bahan-bahan bacaan yang bagus terkait sains. Di mana publik yang ingin tahu tentang Kosmologi bisa memperoleh buku berbahasa Indonesia yang bagus tentang itu? Atau tentang migrasi manusia? Atau tentang proses pembentukan bahasa? Atau tentang Fisika Kuantum? Padahal Indonesia memiliki generasi muda dalam jumlah besar yang, saya yakini, akan semakin kritis tiap hari seiring perkembangan zaman. Karena kekurangan bahan bacaan yang bagus tersebut, saya sendiri akhirnya sejak 7 tahun yang lalu sudah sedikit membeli buku dari toko-toko buku lokal. Saya harus memenuhi kebutuhan membaca saya dengan mengimpor buku-buku dari luar. Di negara-negara maju, ada orang-orang yang menjalankan peranan sebagai "science communicator (SC)" untuk mengedukasi masyarakat tentang sains. SC bukanlah orang yang sehari-harinya berprofesi sebagai ilmuwan, melainkan orang yang biasanya berlatar belakang ilmu Teknik dan memiliki ketertarikan tinggi terhadap sains dan suka menyebarluaskan berbagai informasi baru dari dunia sains ke publik. Dalam hal ini, Bill Nye yang saya unggah fotonya disini adalah salah satu SC yang terkenal. Saya sendiri berharap bahwa di samping profesi saya sebagai Arsitek, saya juga dapat menjalankan peranan sebagai SC untuk orang-orang di sekitar saya. Karena waktu saya yang terbatas, informasi yang dapat saya sebarkan belum dapat berupa buku-buku tentang sains yang saya tulis sendiri, namun hanya berupa esai-esai singkat. Arsitektur bukan satu-satunya ilmu yang menarik menurut saya. SEMUA ilmu menarik dalam pandangan saya. Dan publik berhak mengetahui kenapa. Sepanjang sejarah terdapat peristiwa-peristiwa penting yang memiliki pengaruh besar bagi umat manusia. Yang termasuk dalam hal ini diantaranya adalah Perang Dunia I dan II.
Selain peristiwa-peristiwa yang cukup umum dikenal, menurut saya ada satu peristiwa yang penting sekali bagi peradaban manusia namun jarang dijelaskan di buku-buku sejarah. Peristiwa itu tak lain adalah Zaman Es ("Ice Age"). A. Kronologi Zaman Es Pada umumnya publik mengetahui bahwa manusia telah hadir pada Zaman Es dan Zaman Es hanya terjadi sekali di muka Bumi sebelum Bumi memiliki wajah seperti saat ini. Pada kenyataannya, telah terjadi 32 kali Zaman Es di Bumi sejak Zaman Es pertama kali terjadi 2,5 juta tahun yang lalu! Jarak antara puncak Zaman Es yang satu dan berikutnya tidaklah sama. Pada 2,5 juta hingga 1 juta tahun yang lalu, puncak Zaman Es terjadi setiap 41.000 tahun. Sementara sejak 1 juta tahun yang lalu hingga saat ini, puncak Zaman Es terjadi setiap 100.000 tahun. Antara puncak Zaman Es yang satu dengan yang lain terdapat periode dimana suhu Bumi kembali menghangat dan sebagian besar es mencair ("deglaciation"). Puncak Zaman Es yang terakhir sendiri adalah 21.000 tahun yang lalu. B. Penyebab Zaman Es Semenjak Louis Agassiz, ilmuwan Swiss, menemukan untuk pertama kalinya di tahun 1800-an bahwa pernah terjadi Zaman Es di muka Bumi, diperlukan waktu 100 tahun lagi untuk mengetahui bagaimana Zaman Es bisa terjadi di muka Bumi dan secara berulang-ulang. Adalah Milutin Milankovich yang berhasil menemukan pada tahun 1900-an bahwa periode-periode terjadinya Zaman Es bertepatan dengan tiga peristiwa astronomi. Tiga peristiwa tersebut dinamai Siklus Milankovitch dan terdiri dari: - Perubahan Bentuk Orbit Bumi Mengelilingi Matahari ("Eccentricity") Orbit Bumi dalam mengelilingi matahari senantiasa berubah dari bentuk lingkaran ke bentuk lonjong dan kembali lagi ke lingkaran. Siklus ini terjadi setiap 100.000 tahun. - Perubahan Kemiringan Sumbu Rotasi Bumi ("Obliquity") Bumi memiliki sumbu rotasi yang miring dan senantiasa berubah kemiringannya dari 21,8 ke 24,4 derajat dan kembali lagi ke 21,8 derajat. Siklus ini terjadi setiap 41.000 tahun. - Pergerakan Sumbu Rotasi Bumi ("Precession") Selain memiliki sumbu rotasi yang miring, ujung sumbu rotasi Bumi pun tidak selalu menunjuk ke arah yang sama di angkasa, melainkan melakukan pergerakan melingkar yang disebut "Precession". Satu gerakan melingkar penuh memakan waktu 23.000 tahun. Hal-hal di atas menyebabkan tidak semua belahan Bumi menerima panas matahari dalam jumlah yang sama dalam jangka waktu yang panjang . Belahan Bumi yang menerima panas yang lebih sedikit dalam jangka waktu yang panjang dan didukung beberapa faktor lainnya, seperti perubahan pola arus samudera yang sebenarnya berperan untuk menstabilkan suhu di daratan, menyebabkan belahan Bumi tersebut perlahan-lahan diselimuti lapisan es. Bila kita ingat film fiksi sains "The Day After Tomorrow", di film ini diceritakan bahwa Zaman Es kembali ke Bumi hanya dalam hitungan minggu karena berhentinya arus laut di Atlantik Utara yang berperan dalam menstabilkan suhu di Eropa dan Amerika Utara. Berhentinya arus laut tersebut tak lain adalah karena mencairnya bongkahan besar es di kutub utara Bumi disebabkan pemanasan global. Mencairnya bongkahan es yang terdiri dari air tawar tersebut merubah keseimbangan keasinan air laut yang, selain dari angin, menjadi sebab terjadinya arus laut. Selain perubahan keasinan air laut, dalam kenyataan, hal lain yang juga dapat merubah arus laut adalah perubahan posisi daratan yang diakibatkan pergerakan lempeng Bumi. C. Wajah Bumi Pada Zaman Es Saat Bumi mengalami Zaman Es, seperti pada puncak Zaman Es yang terakhir pada 21.000 tahun yang lalu, Eropa Utara dan Amerika Utara dilapisi es setebal 3 km. Pada saat itu, volume es yang menutupi Amerika Utara adalah sebesar 35% dari yang ada di seluruh Bumi. 32% berikutnya ada di Antartika, 15% di Skandinavia, 9% di Asia Timur, 5% di Greenland, dan 2% di pegunungan Andes. Bandingkan dengan saat ini dimana 86% volume es Bumi berada di Antartika dan 11,5% ada di Greenland, sehingga area lainnya di Bumi relatif bebas es dan bisa dihuni manusia. Membekunya sejumlah besar air di Bumi dalam wujud lapisan es pada saat Zaman Es, seperti di Zaman Es terakhir, menyebabkan permukaan lautan di seluruh Bumi turun sebanyak 120 m dan membuka area-area yang sebelumnya tergenang air laut menjadi daratan. Pada saat tersebut, kepulauan Inggris terhubungkan seluruhnya oleh daratan ke benua Eropa. Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan terhubungkan seluruhnya oleh daratan ke Semenanjung Malaka. Papua terhubungkan oleh daratan ke benua Australia. Jepang terhubungkan oleh daratan ke Korea dan Cina. Timur benua Asia terhubungkan oleh daratan ke Alaska dan utara benua Amerika. D. Akibat Zaman Es Pada Peradaban Manusia Ketika banyak area terbuka menjadi daratan itulah terjadi peristiwa-peristiwa migrasi penting manusia ke sebagian besar penjuru dunia. Sejak muncul di Afrika Timur pada 200.000 tahun yang lalu, spesies manusia modern, alias Homo sapiens, telah masuk ke Nusantara pada 60.000 tahun yang lalu saat jembatan darat antara Asia Tenggara dan kepulauan di Nusantara mulai terbentuk ketika itu. Eropa, berikut kepulauan Inggris, dimasuki manusia pada 40.000 tahun yang lalu. Sementara itu Amerika Utara dimasuki melalui Asia Timur pada 20.000 tahun yang lalu. Para ahli bahkan menduga bahwa Zaman Es juga memiliki pengaruh penting bagi kemunculan dan persebaran spesies-spesies kerabat manusia sebelum Homo sapiens. Sebagai contoh, kemunculan Australopithecus, yang digadang-gadang sebagai nenek moyang manusia, pada 2 juta tahun yang lalu terjadi pada saat yang bersamaan ketika Bumi mulai mengalami Zaman Es dan merubah sejumlah besar hutan di Afrika menjadi savana. Ketika hutan berubah menjadi padang savana, maka primata yang sebelumnya tinggal di pepohonan dan bisa memperoleh makanannya dengan mudah di pepohonan, mau tak mau harus turun dari pohon dan mulai berjalan tegak untuk memperoleh makanannya yang kini hanya tersedia di savana. Peristiwa inilah yang menurut kaum Evolusionis menjadi motor pertama evolusi manusia dan primata yang turun ke savana dan mulai berjalan tegak itulah yang dinamai Australopithecus. E. Fauna Pada Zaman Es Pada Zaman Es bisa didapati juga aneka ragam mamalia raksasa, mulai dari mammoth, harimau taring pedang ("sabre tooth"), sloth raksasa, kanguru raksasa berwajah datar ("flat faced kangaroo"), harimau Tasmania, badak berbulu, dan banyak fauna unik lainnya. Fauna-fauna tersebut telah melewati zaman-zaman es sebelumnya, namun sebagian besar darinya punah di Zaman Es yang terakhir. Karena di Zaman Es terakhir itulah spesies manusia mulai tersebar meluas ke berbagai penjuru Bumi dan mulai memburu fauna-fauna tersebut secara sporadis. F. Masa Depan Bumi Mengingat bahwa puncak Zaman Es yang terakhir telah terjadi pada 21.000 tahun yang lalu, maka mengikuti siklus yang ada, kita tengah bergerak menuju puncak Zaman Es yang berikutnya. Hanya saja, segala sesuatunya kini menjadi lebih menarik, karena polusi CO2 yang disebabkan peradaban modern manusia justru tengah menggiring Bumi menuju pemanasan global. Pemanasan global ini, menurut banyak ahli, menghambat kedatangan Zaman Es berikutnya. Meskipun demikian, pemanasan global ini juga bukan sesuatu yang baik. Pemanasan ini mempengaruhi iklim lokal di banyak tempat, membunuh banyak spesies tanaman dan binatang yang bergantung padanya, dan mencairkan es di Kutub Utara. Bila suhu Bumi naik hingga 6 derajat, maka jumlah es yang mencair akan menyebabkan permukaan air laut global naik setinggi 12 m. Ini menjadi ancaman serius bagi banyak pemukiman manusia yang terdapat di pesisir. Saat ini saja, 13 dari 20 kota terbesar manusia terletak di pesisir. Menurut para ahli di konferensi sains di Exeter, Inggris, pada Februari 2005, kenaikan suhu di Bumi harus dijaga di bawah 2 derajat Celcius untuk mencegah perubahan alam yang drastis akibat pemanasan global. Ini merupakan tanggung jawab bersama umat manusia. Apakah pemanasan global atau Zaman Es yang akan berikutnya terjadi setelah masa kita hidup belum dapat kita ketahui secara pasti. Namun mana pun yang akan terjadi, dapat dipastikan akan mengubah wajah Bumi dan peradaban umat manusia yang berdiam di atasnya. Non-Multiversalitas Hukum Logika dan Kemungkinan Ketidaklengkapannya Menurut Teorema Gödel16/4/2018 A. Sifat Non-Multiversal dan Koheren Hukum Logika Ketika saya kelas-2 SMP, saya pernah memiliki pertanyaan sebagai berikut: "Bila alam semesta jamak ("multiverse") sebagaimana yang diyakini sebagian ahli Fisika memang ada dan bila masing-masing alam semesta itu memiliki hukum alam yang berbeda dengan hukum alam kita (seperti yang diyakini sebagian ahli Fisika), maka apakah mungkin bila ada satu atau malah beberapa alam semesta dimana hukum logikanya ("logics") berbeda dengan hukum logika kita dan justru tidak bisa membuktikan keberadaan zat adikodrati seperti Tuhan?" Memikirkan konsekuensi/jawaban dari pertanyaan saya saat itu membuat saya cukup takut. Karena bila hal yang saya tanyakan ternyata terjadi, artinya akan ada alam semesta dimana para makhluknya tidak akan bisa mengetahui eksistensi substansi adikodrati (Tuhan) dengan mengandalkan hukum logika. Lantas bila hukum logika yang kita yakini ini bersifat terbatas, sejauh mana kita bisa menjamin koherensinya (konsistensinya)? Arah menuju jawaban dari pertanyaan saya ketika SMP tersebut baru saya temukan lama kemudian, yaitu ketika beberapa tahun lalu saya melemparkan sebuah pertanyaan ke sebuah forum filsafat: "Apakah hukum logika kita berlaku secara multiversal (berlaku juga di alam-alam semesta lain)?" Dari banyak jawaban yang masuk, menurut saya hanya ada satu jawaban yang relevan sekaligus menarik. Jawabannya sebagai berikut setelah saya terjemahkan dari bhs.Inggris: "Perlu kita ingat bahwa yang kita namakan hukum logika di dunia kita didasarkan pada kesimpulan-kesimpulan yang kita buat di pikiran kita setelah kita mengamati kelumrahan-kelumrahan yang terjadi di sekitar kita sejak kita lahir. Ini juga menyangkut proses sebab-akibat (kausalitas) yang biasa kita amati di sekitar kita. Sebagai contoh, kita katakan bahwa 2 + 2 = 4, karena kita selalu melihat bahwa bila kita menyandingkan 2 buah benda dengan 2 buah benda lainnya di alam semesta kita, maka pada akhirnya selalu akan ada 4 benda. Tapi apakah akan selalu demikian adanya di alam-alam semesta lain? Belum tentu! Di alam semesta lain, bisa saja bila kita menyandingkan 2 buah benda dengan 2 buah benda lainnya akan muncul 1 buah benda lagi secara tiba-tiba (out of no where), sehingga secara keseluruhan ada 5 buah benda. Dengan demikian, hukum logika yang berlaku di alam semesta tersebut justru 2 + 2 = 5". Jawaban tersebut bagi saya sangat masuk akal. Apakah konsekuensi dari jawaban tersebut? Konsekuensinya: 1. Hukum logika tidak dijamin berlaku multiversal (lintas alam semesta). 2. Meski demikian, di tiap alam semesta, hukum logika yang ada di alam semesta tersebut bisa dijamin koherensinya. Karena hukum logika tersebut lahir dari pengamatan terhadap kelumrahan, termasuk proses sebab akibat, yang terjadi di alam semesta tersebut. B. Ketidaklengkapan dan Inkonsistensi Menurut Teorema Gödel Sementara saya meyakini bahwa hukum logika bersifat koheren/konsisten secara relatif di setiap alam semesta dimana ia berlaku, sebagaimana disebutkan di butir 2 di atas, saya memikirkan kembali tentang kekonsistenan tersebut setelah mengenal Teorema Ketidaklengkapan ("Incompleteness Theorem") yang dirumuskan oleh Kurt Friedrich Gödel, seorang pakar modern matematika dari Austria. Walaupun Gödel tidak membahas hukum logika secara umum, namun ia membahas tentang matematika, yang mana bagi saya merupakan bentuk ekspresi paling mendasar dari logika yang berlaku di alam semesta kita. Bila saya sederhanakan dari rumusan aslinya yang bersifat teknis, Gödel menyatakan bahwa kita tidak dapat membangun suatu sistem matematika yang bersifat konsisten ("consistent") dan pada saat yang bersamaan bersifat lengkap ("complete"). Suatu sistem matematika dikatakan konsisten, bila setiap pernyataan ("theorem") di dalam sistem tersebut hanya dapat bersifat benar atau salah; tidak mungkin bersifat benar dan salah secara sekaligus. Sementara itu, suatu sistem matematika dikatakan lengkap, bila setiap pernyataan di dalam sistem tersebut dapat dibuktikan benar salahnya. Konsekuensi dari Teorema Ketidaklengkapan Gödel adalah, bila seluruh pernyataan di dalam suatu sistem matematika dapat dipastikan memiliki nilai benar atau salah ("consistent"), maka akan ada pernyataan-pernyataan yang tidak akan bisa kita ketahui kandungan benar-salahnya karena kita tidak akan memiliki bukti untuk melakukan pembuktian tersebut ("incomplete"). Konsekuensi lainnya adalah, bila kita memiliki bukti untuk membuktikan benar-salah dari seluruh pernyataan di dalam suatu sistem matematika ("complete"), maka akan ada pernyataan-pernyataan di dalam sistem tersebut yang bersifat benar dan salah pada saat yang bersamaan ("inconsistent"). Bila kita meyakini bahwa pernyataan matematika merupakan ekspresi paling mendasar dari sistem logika yang berlaku di alam semesta kita dan bila kita tarik Teorema Ketidaklengkapan tersebut ke dunia riil maka implikasinya adalah, sementara kita meyakini bahwa setiap pernyataan/klaim tentang fakta di dunia kita hanya dapat bersifat benar atau salah, kita sesungguhnya kekurangan alat bukti dari dalam alam semesta kita sendiri untuk membuktikan kebenaran setiap klaim tersebut. Dikarenakan logika merupakan "jalur" pembuktian di dalam proses di atas, maka dapatkah kekurangan alat bukti yang disebut di atas menunjukkan bahwa ada lubang di dalam sistem logika (setidaknya sistem logika yang dikenal di alam semesta kita, karena Teorema Ketidaklengkapan Gödel pun digagas di dalam alam semesta kita)? Bila ada lubang semacam ini, maka masih dapatkah dikatakan bahwa sistem logika kita sepenuhnya koheren? Di sisi lain, Anda dapat meyakini bahwa kita memiliki cukup bukti dari alam semesta kita sendiri untuk membuktikan benar-salah dari setiap klaim yang ada tentang fakta, namun konsekuensinya adalah ada beberapa hal yang dapat memiliki nilai benar dan salah sekaligus. Inikah sifat alam semesta kita sebagaimana disiratkan oleh pengandaian Kucing Schrödinger (Schrödinger's Cat; SC) dalam Fisika Kuantum? Ini adalah suatu perkara yang mungkin akan terkuak realitanya seiring kemajuan teknologi manusia atau ini mungkin menjadi salah satu perkara yang dikatakan Plato sebagai hal-hal yang ditanyakan manusia, dikarenakan kemajuan daya berpikirnya, namun tidak akan pernah ditemukan jawabannya, dikarenakan keterbatasan pengetahuannya. Weekend ini waktu untuk refreshing rasanya kurang. Tapi alhamdulillah, dengan curi-curi waktu di sela-sela saat menunggui keluarga di RS akhirnya tetap bisa menghabiskan buku ini.
Bagi yang suka baca, buku dengan kadar intelektualitas yang bagus adalah bagai sepotong pizza yang lezat. Buku setebal 350 halaman ini membahas karya-karya 50 filosof terkenal mulai dari Nietzsche, Hegel, Kierkegaard, dll. Big Bad Wolf (BBW) adalah pameran tahunan buku impor terbesar di Indonesia yang sudah 3 kali dilaksanakan sejak tahun 2016 di Indonesia.
Bagi para pecinta buku seperti saya, mengunjungi pameran seperti ini adalah suatu kewajiban. Tapi dihadapkan pada 5,5 juta judul buku yang ada di BBW, seperti di BBW 2018 ini, kita bisa jadi sangat kebingungan untuk mengesplorasinya. Dihadapkan pada situasi seperti ini, kita perlu diam sejenak untuk menganalisa keadaan dan menerapkan suatu sistematika sehingga kita bisa melakukan suatu eksplorasi yang maksimum namun efisien. Di bawah ini saya akan berbagi sistematika tersebut dan tips lainnya. 1. MEMILIH WAKTU KEDATANGAN BBW buka 24 jam sejak hari pembukaan hingga penutupan. Jadi sebenarnya kita bisa datang ke pameran ini kapan pun kita mau. Berdasarkan pengalaman saya mengunjungi BBW selama 3 tahun berturut-turut, mayoritas pengunjung datang di hari libur dari jam 10.00 s/d 17.00. Untuk menghindari keadaan penuh sesak, kita dapat datang di luar waktu tersebut ATAU datang jauh lebih awal dari mereka dan pulang lebih akhir. Pada tahun sebelumnya, saya sudah hadir di BBW pada jam 07.00 pagi. Jangan kira bahwa di tengah malam BBW akan sepi. Saya sudah beberapa kali berada di BBW lewat tengah malam. BBW tetap ramai, meskipun tidak seperti pada tengah hingga sore hari di hari libur. Ada beberapa orang yang memilih untuk datang mendekati hari penutupan BBW dengan pertimbangan bahwa judul buku yang ada akan lebih lengkap. Setiap hari memang selalu ada beberapa judul buku baru yang datang dan ditambahkan ke pameran. Masalahnya, berdasarkan pengalaman saya, bila kita datang pada hari-hari mendekati penutupan, banyak juga judul buku yang sudah habis. Menurut saya, waktu terbaik untuk datang ke BBW adalah beberapa hari setelah pembukaan. Ini juga melihat pengalaman pada BBW 2017 dimana banyak mesin EDC (pembayaran dengan kartu) yang belum siap dan sering mengalami error di hari-hari awal pembukaan. Kita memang tidak akan bisa datang ke BBW saat semua judul buku tersedia secara lengkap. 2. PERSIAPAN SEBELUM DATANG Agar setiap menit yang kita lewatkan di BBW termanfaatkan secara optimal dan baik, ada beberapa persiapan yang sebaiknya kita lakukan sebelum datang ke event BBW, diantaranya: a. Mempelajari Judul Buku Yang Dijual Kita dapat mengetahui beberapa judul buku yang akan atau sedang dijual di BBW melalui website mereka www.bigbadwolfbooks.com dan laman Instagram mereka bbwbooks_id. Meski demikian, yang perlu diingat adalah selama ini laman website atau IG tersebut hanya menampilkan segelintir saja dari jutaan judul buku yang dijual di BBW. b. Mempersiapkan Fisik Kita Bila kita pecinta buku dengan topik beraneka ragam, maka dapat dipastikan kita akan menghabiskan waktu beberapa jam di BBW. Terkait ini, kita perlu mempersiapkan fisik kita sebelum datang ke BBW. Pertama, tidur yang cukup sebelum datang ke BBW. Kedua, makan dan minum yang cukup sebelum ke BBW. Ketiga, bungkus makanan dan minuman untuk dimakan di dalam BBW nantinya. Hal yang terakhir di atas sudah saya lakukan sejak BBW tahun ini, mengingat harga makanan yang dijual di dalam BBW selalu cukup mahal, yaitu Rp. 40 - 50 ribu untuk makanan seperti nasi goreng. Secara peraturan kita tidak diperbolehkan bawa makanan dan minuman dari luar. Jadi kalau mau bawa makanan dan minuman, sebaiknya disimpan di dalam tas. Dikonsumsinya nanti di area makan yang telah disediakan. c. Mempersiapkan Isi Dompet Kita Pada beberapa penyelenggaraan sebelumnya, BBW hanya menerima pembayaran dengan kartu debit & kredit Mandiri atau tunai. Mengacu kepada pengalaman saya tersebut, saya mengambil uang tunai dalam jumlah yang cukup dari ATM sebelum ke BBW, karena saya tidak punya kartu debit/kredit Mandiri. Berapa jumlah uang yang kita perlukan? Dari pengalaman saya membeli buku-buku Non-Fiksi di BBW selama ini, kita dapat mengambil rata-rata bahwa harga buku Non-Fiksi adalah sekitar Rp.100 ribu per buku. Jadi bila kita membeli sekitar 20-30 judul buku, kita perlu persiapkan sekitar Rp.2 - 3 juta. d. Membawa Koper Karena beberapa orang membeli buku di BBW dalam jumlah besar, baik untuk digunakan sendiri ataupun dijual lagi, saya perhatikan mereka selalu membawa koper. Koper ini boleh dibawa masuk ke ruang pameran dan nantinya harus ditunjukan isinya ketika keluar. Anda pun bisa melakukan ini bila berencana membeli dalam jumlah besar. 3. CARA EKSPLORASI BUKU DI PAMERAN Mengingat judul buku yang dijual di BBW berjumlah lebih dari 5 juta (5,5 juta seperti pada BBW 2018), maka ada beberapa hal yang perlu kita ketahui ketika kita telah berada di lokasi dan sebelum mulai mengeksplorasi. a. Perhatikan Layout Pameran dan Papan Informasi yang Ada di Setiap Meja Buku Perlu dipahami bahwa buku-buku yang dijual di BBW terbagi dalam beberapa kategori. Mengambil contoh dari BBW 2018, ada 4 kategori besar: (1) Fiction (dewasa), (2) Non-Fiction (dewasa), (3) Children (fiksi & non-fiksi), (4) Mandarin (anak-anak) dan (5) Indonesian (buku-buku bahasa Indonesia). Beberapa kategori di atas memiliki kategori-kategori kecil. Misalnya Non-Fiction memiliki sub-kategori Architecture, History, Business, Crafts & Hobbies, Cookery, Travel, Photography, Movies & Music, Biographies, dan Health & Well Being. Children memiliki sub-kategori Sticker Books, Picture Books, Reader (buku bacaan), Activity Books, dan Young Adult (buku remaja). Nah, kategori-kategori besar, seperti Fiction ataupun Non-Fiction, yang saya tulis di atas bisa dilihat perletakannya di pameran pada layout pameran yang biasanya diletakkan di dekat pintu masuk. Di tiap meja pun terdapat papan informasi yang menjelaskan tergolong ke kategori besar dan kategori kecil manakah buku-buku yang diletakan di meja tersebut. Papan-papan informasi tersebut biasanya diberi warna, seperti ungu untuk Non-Fiction, biru untuk Fiction, oranye untuk Children dan merah untuk Indonesian. Lihat lingkaran kuning yang saya buat di gambar terlampir. Dengan memahami kategori-kategori dan perletakan buku yang ada di BBW, kita bisa langsung menuju kategori-kategori buku favorit kita. b. Cara Eksplorasi Buku Secara Sistematis Bila Anda memiliki ketertarikan terhadap lebih dari 1 kategori buku ataupun ingin mengeksplorasi semua kategori buku yang ada seperti saya, maka saya sangat menyarankan agar eksplorasi dilakukan secara sistematis agar tidak ada buku yang terlewat dan waktu terlewati secara efisien. Mulailah dari satu kategori besar. Non-Fiction misalnya. Sisir setiap deret yang ada di kategori besar tersebut dari ujung ke ujung. Bila semua deret di kategori tersebut telah selesai, Anda bisa melanjutkan ke kategori lainnya. Saya sendiri biasanya memulai dengan kategori besar dan deret yang terdekat dengan pintu masuk untuk memudahkan mengingat dimana saya memulai dan di titik mana saya harus selesai. Gerakan ekplorasi saya bisa dilihat melalui panah-panah berwarna kuning di gambar terlampir. Untuk menghemat waktu, saya sangat menyarankan untuk langsung mengambil buku-buku yang menarik minat Anda sebelum buku tersebut habis diambil orang lain lalu menyortir kembali sebelum Anda masuk antrian membayar. Di beberapa titik tersedia tempat menumpuk buku yang tidak jadi dibeli. Dari pengalaman saya, diperlukan waktu sekitar 3 jam untuk mengeksplorasi seluruh judul buku yang ada di kategori Non-Fiksi dan 0,5-1 jam untuk pekerjaan mempelajari kembali isi buku dan menyortirnya. 4. MEMILIH JALUR ANTRIAN MEMBAYAR Setelah kita selesai menyortir buku, maka waktunya untuk mulai antri membayar. Di BBW 2017 dan 2018, kita perlu masuk ke satu jalur antrian besar yang berbelok-belok dan dibatasi oleh pembatas di kanan-kirinya, sebelum antrian besar itu dipecah menjadi antrian-antrian kecil di depan kasir-kasir. Total ada 60 kasir di BBW 2018. Bila kita merupakan pemilik kartu debit/kredit Mandiri, maka kita tidak perlu masuk ke jalur antrian besar. Terdapat jalur antrian terpisah yang langsung bisa mengakses jalur-jalur antrian kecil di depan kasir-kasir yang ada. Satu lagi tip hendak saya berikan di sini. Ketika tiba saatnya kita memilih jalur antrian kecil di depan kasir, maka adalah penting untuk memahami perletakan kasir di BBW. Kasir-kasir di BBW tidak hanya berderet ke samping, tapi juga ke belakang. Di BBW 2018 ada 3 deretan kasir ke belakang. Betul adalah penting untuk memilih jalur antrian yang terpendek. Namun ketika sudah masuk jalur antrian kecil di depan kasir, jangan lupa untuk melihat 2 kasir di belakangnya. Bila ada salah satu kasir di belakangnya yang kosong, maka kita bisa langsung menuju kasir tersebut. Orang-orang biasanya tidak memperhatikan kasir-kasir yang ada di belakang tersebut dan antrian menumpuk di kasir terdepan. Demikianlah tip-tip dari saya terkait ekplorasi pameran buku BBW secara optimal dan efisien. Semoga bermanfaat. Buku apa saja yang saya bawa pulang dari Big Bad Wolf (BBW) 2018 kemarin? Ada buku desain, bahasa, filsafat, agama, fisika kuantum, evolusi, arkeologi, pemasaran, fotografi, dan psikologi populer. Pada penyelenggaraan BBW kemarin, buku-buku yang ada terbagi 4 kategori besar, yaitu (1) Fiksi (dewasa), (2) Non-Fiksi (dewasa), (3) Anak-anak (fiksi & non-fiksi), (4) Mandarin (khusus buku anak-anak). Untuk kategori Non-Fiksi, buku-buku yang tersedia dalam jumlah besar dibandingkan buku lainnya adalah Arsitektur & Interior, Bisnis & Pemasaran, Memasak, dan Crafts & Hobbies. Di luar ini tersedia buku-buku bertopik Sejarah, Health & Well Being, Sains & Teknologi, Biografi, Wisata, Fotografi & Desain, dan beberapa topik lainnya. Yang menarik bagi saya adalah keberadaan buku-buku Fisika Kuantum, Evolusi dan Filsafat yang, seingat saya, belum ada dalam penyelenggaraan BBW sebelumnya.Menonton film Tomb Raider di bioskop tempo hari akhirnya mendorong saya untuk menulis tulisan pendek yang sebenarnya telah ingin saya tulis sejak lama ini, yaitu tentang makam piramida kaisar Cina, Qin Shi Huang.
Ketika kita menonton film Tomb Raider, barangkali kita akan dibuat penasaran dengan makam dari putri Himiko, salah satu putri Jepang pertama yang memiliki kemampuan sihir, yang bila ditemukan dan dibuka, menurut film tersebut, akan membawa bencana bagi umat manusia. Putri Himiko memang dikenal dalam legenda Jepang. Sejarahwan Jepang mencoba mengidentifikasi tokoh legenda ini dengan ratu Jingu, Yamatohime no Mikoto, ataupun Yamato Totohi Momosohime no Mikoto yang memang meninggalkan catatan sejarah di Jepang dan kesemuanya hidup di abad 2 M. Meskipun di film Tomb Raider makam putri tersebut digambarkan begitu megah, namun pada kenyataannya makam yang diduga oleh para sejarahwan Jepang sebagai makam putri Himiko, yaitu Kofun Hashihaka, tak lain adalah sebuah konstruksi megalitik sebagaimana konstruksi-konstruksi megalitik lainnya untuk makam raja dan ratu di Jepang pada periode tersebut yang lazim dikenal sebagai Kofun. Makam yang lebih mendekati penggambaran yang ada di film Tomb Raider dan jauh melampaui itu dalam hal kemegahannya, menurut saya justru adalah makam kaisar Cina Qin Shi Huang, yang hingga saat ini merupakan makam berbentuk piramida terbesar di Asia Timur. Qin Shi Huang hidup pada tahun 259-210 SM dan merupakan kaisar yang mempersatukan kerajaan-kerajaan di Cina untuk pertama kalinya. Melalui catatan-catatan sejarah, kita bisa mengetahui bahwa ia adalah sosok yang brilian, namun juga keras dan bengis. Demi mempersatukan Cina Kuno, ia tidak segan melakukan pembantaian terhadap musuh-musuhnya. Qin Shi Huang adalah kaisar yang pertama kali memberlakukan satu sistem tulisan dan ukuran bagi seluruh rakyat di kekaisarannya. Ia pula lah yang membangun sebagian besar dari Tembok Besar Cina, membangun jalan-jalan besar kerajaan yang menyebar dari ibukotanya di Xi'an ke propinsi-propinsi lainnya dan menyelesaikan proyek-proyek kolosal lainnya. Ketika wafat pada 210 SM, ia dikawal oleh ribuan tentara terakota yang ikut dikubur bersamanya. Tentara-tentara terakota ini ditemukan kembali secara tidak sengaja melalui sebuah penggalian pada 1974 dan sejak saat itu menjadi penemuan besar dalam bidang arkeologi. Hingga kini sendiri telah tergali sebanyak 8.000 tentara terakota, 130 kereta kuda berikut 520 kuda terakota penariknya, 150 kuda terakota, dan patung-patung terakota pelayan, seniman, dan aneka profesi lainnya untuk menemani sang kaisar di alam baka. Ditemukannya banyak ciri Yunani pada patung-patung terakota yang ada dan juga DNA orang Eropa di antara kerangka para pekerja di area sekitar membuat banyak sejarahwan berkesimpulan bahwa sang Kaisar juga melibatkan seniman-seniman dari Eropa dalam proses pembuatan patung-patung terakota tersebut. Meskipun hingga saat ini patung-patung terakota tersebut masih menjadi peninggalan yang paling sering didengar publik dari kaisar Qin Shi Huang dan dari daerah Xi'an, namun sesungguhnya ada peninggalan lebih besar yang jarang diketahui dan terletak di area yang sama, yaitu komplek makam dan makam piramida dari sang kaisar itu sendiri. Ribuan patung terakota yang telah ditemukan sebenarnya hanya merupakan bagian kecil dari bekal kubur yang ada di bagian dalam tembok keliling komplek makam kaisar Qin Shi Huang yang berluas 56,25 km2 (78 kali lebih besar dari komplek istana Kota Terlarang di Beijing). Di lokasi-lokasi lainnya di dalam komplek makam tersebut juga telah ditemukan makam para selir kaisar dan pegawai kekaisaran yang dibunuh untuk mengikuti wafatnya sang kaisar dan bangunan-bangunan kekaisaran untuk tempat tinggal kaisar di alam baka. Semuanya ditata seperti sebuah kota lengkap dengan tembok-tembok pembatasnya. Di pusat semua itu terdapat bangunan yang paling penting, yaitu makam sang kaisar itu sendiri. Makam ini berbentuk piramida dengan ukuran dasar 500 m x 500 m dan tinggi 150 m (bandingkan dengan piramida Khufu di Mesir yang berukuran dasar 250 m x 250 dan tinggi 146 m). Seluruh permukaan piramida makam kaisar ini ditanami tanaman. Sepanjang sejarah klasik Tiongkok, makam kaisar Qin Shi Huang ini merupakan salah satu makam yang amat terkenal. Bukan hanya karena ukurannya, namun juga karena apa yang dikandungnya menurut penjelasan Sima Qian, sejarahwan klasik Cina yang hidup di abad 1 M. Sima Qian menjelaskan bahwa di dalam makam kaisar Qin Shi Huang terdapat replika komplek istana sang kaisar semasa ia hidup dalam ukuran yang sebenarnya. Komplek istana tersebut dialiri sungai-sungai yang terbuat dari logam cair Merkuri untuk menyerupai sungai-sungai dan lautan yang mengapit kekaisaran Qin. Sementara itu langit-langit komplek istana tersebut berhiaskan batu-batu permata untuk menyerupai bintang-bintang di malam hari. Di dalam komplek istana itu sendiri tersimpan harta benda sang kaisar yang melimpah dan peti mati sang kaisar yang terbuat dari perunggu. Semua itu dilindungi berlapis-lapis tembok keliling komplek istana dan perangkap-perangkap mematikan yang telah disiapkan sang kaisar bagi mereka yang mencoba memasuki makamnya. Menurut Sima Qian, seluruh komplek makam sang kaisar, berikut piramida raksasa yang memuat replika komplek istananya, dibangun selama 36 tahun oleh 700.000 tenaga kerja, dimana para tenaga kerja yang khusus bekerja pada makam piramida seluruhnya dibunuh dan dimakamkan di dalam makam piramida bersama sang kaisar untuk menjaga rahasia desain makam tersebut. Penelitian modern khusus pada bangunan makam piramida telah dimulai pada 1976. Penggalian-penggalian setempat dan tes-tes tanah telah berhasil mengungkapkan bahwa di balik makam sang kaisar yang kini berbentuk bukit hijau itu memang ada struktur besar berbentuk piramida terpancung yang terbuat dari batu dan barangkali menjadi struktur luar pelindung bagi replika komplek istana yang ada di dalamnya. Penelitian paling mencengangkan barangkali adalah penelitian tahun 1980 dari China Institute of Geo-Environment Monitoring yang berhasil mengungkap keberadaan cairan logam Merkuri dalam jumlah melimpah di bagian bawah makam. Pemetaan menunjukkan bahwa cairan Merkuri tersebut membentuk pola seperti aliran-aliran sungai. Merkuri sendiri merupakan cairan yang digemari oleh Qin Shi Huang. Menurut berbagai catatan, selama hidupnya Qin Shi Huang selalu tergila-gila pada ramuan-ramuan yang dapat membuatnya hidup abadi (cairan elixir). Ia bahkan mengirimkan ekspedisi ke lautan timur untuk mencari ramuan semacam itu. Oleh para tabibnya, ia akhirnya disarankan untuk meminum ramuan Merkuri bersama dengan madu dan anggur secara teratur untuk membuatnya panjang umur. Namun di akhir hidupnya, Qin Shi Huang, menurut catatan-catatan sejarah, sering mengalami delusi parah yang menurut para peneliti modern merupakan tanda bahwa ia telah keracunan Merkuri dan bisa menjadi sebab utama kematian dirinya. Untuk mengungkap rahasia yang ada di balik makam piramida Qin Shi Huang, sebenarnya telah banyak arkeolog dan lembaga yang meminta izin pemerintah Cina untuk membuka struktur piramida tersebut. Namun hingga saat ini pemerintah Cina masih tak bergeming, mengingat tingginya teknologi dan biaya yang diperlukan untuk merawat seluruh peninggalan yang ada di dalam makam tersebut begitu makam piramida tersebut telah terbuka dan bersentuhan dengan udara luar. Hingga saat ini isi makam piramida kaisar Qin Shi Huang masih menjadi misteri. Referensi lebih lanjut: - https://en.m.wikipedia.org/…/Mausoleum_of_the_First_Qin_Emp… - https://relay.nationalgeographic.com/…/china-first-emperor-… - https://www.chemistryworld.com/…/flowing-river…/8122.article - http://www.china.org.cn/english/culture/229549.htm - http://www.chinadaily.com.cn/…/201…/13/content_9845517_2.htm - https://youtu.be/up54OesStMA - https://youtu.be/GzkSUQ1hX74 - https://youtu.be/dnh7Th5ovHQ - https://youtu.be/TO0KY0Kul-0 |
TOPICS
All
MONTHS
December 2019
|