ARIEF ONLINE
  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact

Realisme Struktural Ontik dalam Fisika Kuantum dan Pratityasamutpada dalam Buddhisme

31/1/2016

1 Comment

 
Picture

​Sebuah ide atau pemikiran dalam bidang filsafat seringkali dapat meramalkan kedatangan sebuah penemuan dalam bidang sains di masa depan. Sebagai contoh, di Yunani abad ke-4 SM terdapat 2 pendapat tentang keberadaan elemen dasar yang membentuk alam semesta.

Aristoteles berpendapat bahwa setiap benda di alam semesta dapat terus dibagi lagi menjadi benda yang lebih kecil tanpa henti, sementara Demokritus berpendapat bahwa pembagian benda tersebut tidak mungkin tanpa hingga. Pada akhirnya, pasti ada bentuk paling kecil yang menyusun semua benda, dimana bentuk tersebut tidak bisa dibagi lagi. Ia menamakan bentuk terkecil itu sebagai atom (dalam bhs. Yunani, "a" = tidak, "tomos" = terbagi).

Sejak penelitian Kimia dan Fisika tentang elemen dasar pembentuk materi dimulai di Barat di abad-19, hasil-hasil eksperimen lab membuktikan bahwa pendapat Demokritus ternyata lebih cocok untuk menerangkan hasil-hasil yang didapat daripada pendapat Aristoteles. Sejak saat itu pula lah telah muncul beberapa teori tentang bentuk dan struktur elemen dasar penyusun materi, mulai dari model atom a la Dalton, Thomson, Rutherford dan Bohr (Silakan lihat :http://www.projectsharetexas.org/…/EvolutionOfAtomicModel.p…).

Sejak Fisika Kuantum mulai dikembangkan di awal abad-20 oleh Max Planck dan Einstein, 2 ilmuwan Jerman, ada lagi teori-teori baru tentang bentuk elemen dasar penyusun materi setelah teori Bohr. Teori Brane menyatakan bahwa elemen terkecil penyusun materi justru berbentuk untaian benang sangat kecil yang berdimensi tinggi (4 dimensi atau lebih). Karena kita tinggal di dunia 3 dimensi, untaian benang ini dipersepsikan sebagai sebuah titik di dunia kita. Salah satu perubahan paradigma mendasar yang dilakukan oleh Teori Brane adalah bahwa kita sebenarnya tidak akan pernah bisa mengetahui dan menentukan posisi persis sebuah atom, melainkan hanya bisa memperkirakan kemungkinan-kemungkinan posisinya melalui sebuah fungsi matematis yang mengatur perilaku dasar untaian benang yang dijelaskan oleh teori ini. Silakan baca lebih lanjut soal teori Brane disini:https://en.m.wikipedia.org/wiki/Brane.

Setelah teori Brane, masih ada lagi 1 teori baru tentang elemen dasar pembentuk materi, yaitu Realisme Struktural Ontik (Ontic Structural Realism) yang akan saya singkat sebagai RSO. Pada dasarnya, RSO menjelaskan bahwa elemen terkecil yang menyusun semua materi sebenarnya adalah sebuah ilusi. Menurut RSO, di alam semesta ini justru sebenarnya tidak ada elemen dasar penyusun materi. Alam semesta justru terdiri dari sifat-sifat dasar ("property"), yang diantaranya adalah rasa, bau, warna, dan lain-lain, dimana sifat-sifat itu bisa dijelaskan oleh sebuah fungsi Fisika dan matematis.

Dalam pandangan RSO, hal yang selama ini kita pandang sebagai elemen dasar pembentuk alam semesta sebenarnya tak lain adalah ilusi yang muncul ketika sifat-sifat dasar yang membentuk alam semesta saling bersilangan. Dalam pandangan RSO, sebagai contoh, ketika Anda melihat ada sebuah bola hijau di depan Anda, bola itu sebenarnya tidak ada. Bola itu tak lain adalah ilusi yang muncul di otak Anda ketika sifat hijau dan sifat bulat (ingat, dalam bahasa Inggris ataupun Indonesia, "bulat" adalah kata sifat) bertemu di satu tempat yang sama di depan mata Anda.

RSO sendiri muncul akibat kegagalan teori-teori terdahulu untuk menjelaskan beberapa perilaku anomali atom di tingkatan kuantum dalam beberapa eksperimen Fisika. Ketika pertama kali tahu membaca tentang teori ini, saya serta merta teringat dengan konsep Anatta dan Pratityasamutpada dalam filosofi Buddhisme, salah satu filsafat Timur. Buddhisme memandang bahwa segala sesuatu tidak memiliki inti diri (Anatta). Dengan kata lain, segala sesuatu tidak memiliki elemen penyusun.

Alih-alih demikian, Buddhisme memandang bahwa semua makhluk di dunia muncul sebagai akibat pertemuan (Pratityasamutpada) dari 12 sebab dasar yang saling tergantung (Nidana), yaitu: 1. Ketidaktahuan / kebodohan
2. Bentuk-bentuk perbuatan / Karma
3. Kesadaran
4. Batin dan Jasmani
5. Enam indera
6. Kesan-kesan
7. Perasaan
8. Keinginan / kehausan
9. Kemelekatan
10. Proses tumimbal lahir
11. Kelahiran kembali
12. Kelapukan, kematian, sakit

Semua makhluk akan selalu muncul dan terlahir di dunia selama 12 sebab dasar ini selalu ada. Karena tujuan Buddhisme adalah mencapai Nirvana dan menghentikan proses reinkarnasi makhluk ke alam dunia yang dipandang penuh kesengsaraan ini, maka tujuan praktek-praktek Buddhisme adalah menghapus 12 Nidana ini dari diri seseorang. Dari semua filsafat dan agama yang pernah saya pelajari hingga kini, setahu saya, hanya Buddhisme lah yang punya pendapat tentang bentuk dari elemen dasar yang membentuk materi. Agama saya, Islam, setahu saya pun tidak punya pandangan tertentu terkait hal ini.

Walaupun konsep RSO dalam Fisika Kuantum dan konsep Pratityasamutpada dalam filosofi Buddhisme tidak sama persis, tapi bagi saya keduanya menarik karena bertolak dari cara pandang yang sama: Tidak ada elemen dasar yang membentuk semua materi di alam semesta dan semua penampilan ragawi adalah ilusi. Keduanya adalah cara alternatif dan unik dalam memandang semua yang terbentuk di alam semesta. Tentu saja kita tidak tahu apakah RSO ini memang benar. Hanya penelitian-penelitian saintifik mendatang dan waktu saja lah yang dapat membuktikannya.

Wallahu a'lam bish shawaab.

1 Comment
Melati sukma link
28/8/2018 12:26:04 pm

Segala sesuatu yang terlihat nyata ternyata hanya ilusi belaka...
Kita dan alam semesta adalah dari ketiadaan.

Reply



Leave a Reply.

    TOPICS

    All
    Anthropology
    Archaeology
    Architecture
    Astronomy & Cosmology
    Biology
    Book Recommendation
    Business & Property
    Economy
    Education
    Film Recommendation
    General Science
    Geography
    Geology
    Geopolitics
    History
    Life
    Linguistics
    Others
    Philosophy
    Photography
    Place Recommendation
    Poem
    Politics
    Psychology
    Quantum Physics
    Religion
    Sociology

    RSS Feed

    MONTHS

    December 2019
    November 2019
    October 2019
    June 2019
    May 2019
    March 2019
    February 2019
    November 2018
    October 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    September 2013
    August 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012
    October 2012
    September 2012
    August 2012
    July 2012
    June 2012
    May 2012
    March 2012
    February 2012
    November 2011
    December 2009
    November 2009
    January 2009
    May 2008
    March 2008
    January 2008
    December 2007

  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact