Setiap dari mereka yang pernah berkunjung ke berbagai candi, setidaknya Borobudur dan Prambanan, pastilah tahu bahwa sekeliling tubuh candi di Jawa yang terbuat dari bahan andesit dihiasi oleh relief-relief yang sambung menyambung dan memiliki detail sangat tinggi. Relief-relief candi umumnya menceritakan kisah-kisah yang dikenal dalam agama Hindu dan Buddha. Ketika melihat deretan relief ini, dulu saya selalu bertanya, bagaimana cara membuat relief seperti ini? Apakah relief-relief tersebut dipahat dulu oleh sang pemahat lalu dipasang? Kalau merujuk pada praktek konstruksi modern, demikianlah cara yang biasa dilakukan ketika kita hendak menambahkan ornamen pada muka bangunan. Setelah melihat lebih banyak relief lagi melalui perjalanan-perjalanan saya berikutnya dan membaca literatur luar negeri, ternyata yang terjadi di zaman dahulu justru sebaliknya! Batu-batu panel relief tersebut dipasang dahulu di tempatnya lalu dipahat di tempat! Apa artinya ini? Artinya, tidak boleh ada kesalahan sedikitpun waktu memahat relief. Pekerjaan sang pemahat harus sempurna! Proses kerja para pemahat jaman dulu tersebut bisa kita ketahui ketika melihat relief-relief setengah jadi pada beberapa candi, seperti misalnya pada lapisan paling bawah Borobudur (disebut deretan relief Karmawibhangga) yang kemudian oleh sang arsiteknya ditutup oleh lapisan batu lain dan tidak jadi ditampilkan. Keberadaan relief ini diketahui ketika dulu Borobudur harus dibongkar dulu untuk direstorasi. Panel-panel relief Karmawibhangga yang setengah jadi menunjukkan bahwa batu-batu panel relief dipasang dulu di tempatnya, baru dipahat. Karena sesuatu hal, proses pemahatan relief-relief Karmawibhangga dihentikan di tengah jalan dan seluruh reliefnya ditutup lapisan batu lain. Di panel-panel relief Karmawihangga yang belum jadi, kita juga bisa melihat tulisan-tulisan tangan para pemahat dengan menggunakan kapur pada permukaan panel yang menjelaskan kisah apa yang harus dipahat di relief tersebut. Di beberapa tempat lainnya, kita juga bisa melihat guratan-guratan sketsa para pemahat pada permukaan relief dengan menggunakan kapur sebelum relief tersebut dipahat. Cara kerja seperti ini ternyata tidak hanya dilakukan di Nusantara, tapi juga di candi-candi lainnya yang tersebar di Asia Tenggara daratan. Sumber-sumber asing yang saya baca menunjukkan bukti-bukti bahwa relief-relief pada candi di Asia Tenggara daratan dibuat dengan cara yang sama. Gambar: relief Karmawibhangga dimana pohon yang menaungi para tokoh dan pohon pemisah adegan cerita belum dipahat.
0 Comments
Leave a Reply. |
TOPICS
All
MONTHS
December 2019
|