ARIEF ONLINE
  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact

Salakanagara, Terduga Kerajaan Hindu Pertama di Nusantara dekat Pantai Carita

1/10/2016

0 Comments

 
Picture

​Apa kerajaan Hindu pertama di Nusantara? Kalau merujuk pada buku teks sekolah, maka jawabannya adalah kerajaan Kutai di pesisir timur Kalimantan yang peninggalannya kini hanyalah berupa belasan dolmen. Tapi kalau kita merujuk sebuah naskah kuno, yaitu Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara, maka jawabannya sama sekali berbeda.

Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara sendiri berisikan sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara dan dituliskan pada 1698 M oleh sebuah panitia di bawah Pangeran Wangsakerta yang mendapat perintah untuk menghimpun sejarah awal Nusantara dari ayahnya, Panembahan Girilaya, penguasa Kesultanan Cirebon. Panitia ini kemudian bekerja dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, termasuk babad-babad rakyat.

Menurut naskah ini, kerajaan tertua di Nusantara adalah Salakanagara yang terletak di pulau Jawa bagian barat. Kerajaan ini didirikan pada tahun yang bila dikonversi ke Masehi adalah 130 M (Kutai sendiri didirikan pada 400-an M) oleh Dewawarman, seorang pangeran pelarian dari India yang menikahi Pwahaci (Pohaci) Larasati, anak dari Aki Tirem, seorang penguasa setempat.

Raja ini memerintah dari pusat pemerintahannya di Rajatapura dan dilanjutkan anak-anaknya hingga Dewawarman VIII. Dewawarman VIII sendiri tidak memiliki anak laki-laki. Putrinya menikah dengan Jayasingawarman, seorang pangeran India pelarian juga yang mendirikan kerajaan Tarumanagara di tanah Sunda, Pasca Jayasingawarman, Salakanagara menjadi kerajaan bawahan Tarumanagara.

Beberapa arkeolog menolak keberadaan Salakanagara ini, karena informasi yang memuat tentang keberadaan kerajaan ini hanyalah sebuah naskah, bukan prasasti. Sebagai pembanding, kerajaan Kutai memang memiliki prasasti yang mengukuhkan pendiriannya, sementara hingga saat ini belum pernah ditemukan prasasti yang memuat nama Salakanagara (dan mungkin tidak akan pernah ditemukan bila kerajaan ini memang didirikan awal sekali). Meski demikian, banyak pula para arkeolog senior yang meyakini keberadaan Salakanagara, seperti Edi Sedyawati atau Saleh Danasasmita,

Bagi para arkeolog yang meyakini Salakanagara, keberadaan kerajaan ini tidak hanya bisa dibuktikan oleh sumber-sumber lokal, namun juga internasional. Ptolomeus, seorang sejarahwan Yunani, mencatat bahwa di pulau Iabadiou (diduga lafal Yunani untuk "Jawadwipa" alias pulau Jawa) ada negeri kaya bernama Argyre. Dalam bahasa Yunani, Argyre berarti "perak" dan selaras dengan Salakanagara dalam bahasa Sansekerta yang juga berarti "negeri perak".

Selain itu, catatan-catatan kekaisaran Tiongkok mencatat bahwa pada 132 M datang seorang utusan dari raja Tiao Pien yang bertempat di Ye Tiao. Menurut G. Ferrand, arkeolog asal Perancis, Tiao Pien adalah terjemahan langsung dari nama Dewawarman (Tiao=dewa, Pien=warman) dan Ye Tiao, sebagaimana didukung banyak arkeolog, adalah Jawa.

Bila kerajaan ini memang ada, maka dimanakah pusatnya?

Terdapat berbagai pendapat di kalangan arkeolog terkait lokasi pusat kerajaan ini. Tapi apapun pendapatnya, semuanya setuju bahwa pusat kerajaan ini berada di kabupaten Pandeglang.

Secara toponim (asal-usul nama tempat), Pandeglang sendiri sangat cocok bila diduga menjadi pusat Salakanagara. "Pandeglang" berarti "pandai gelang" dan dulunya merupakan tempat para pandai besi. Bila Salakanagara merupakan tempat yang kaya akan perak, maka pasti di dalamnya terdapat banyak para pandai besi.

Secara sejarah, Pandeglang juga adalah tempat istimewa karena disini ditemukan banyak sekali peninggalan dari masa prasejarah dan masa Hindu. Sulit sekali menemukan tempat di Jawa Barat dimana peninggalan dari masa prasejarah dan Hindu sama melimpahnya. Bila Salakanagara merupakan kerajaan Hindu pertama yang didirkan di tengah-tengah masyarakat yang sebelumnya memeluk agama lokal, maka Pandeglang juga merupakan tempat yang pas.

Di mana sajakah di Pandeglang yang menjadi dugaan pusat kerajaan Salakanagara? Yang saya ketahui hingga saat ini: Teluk Lada, puncak gunung Pulosari, situs Mandalawangi, dan Merak (dugaan Prof. Edi Sedyawati karena "Merak" dalam bahasa Sunda berarti "mengolah perak"). Saya sendiri masih mempelajari lebih lanjut bukti-bukti pendukung yang ada untuk dapat mengetahui yang manakah yang dapat menjadi kandidat kuat pusat kerajaan ini.
​
Sumber foto: hendrajailani.blogspot.co.id
0 Comments



Leave a Reply.

    TOPICS

    All
    Anthropology
    Archaeology
    Architecture
    Astronomy & Cosmology
    Biology
    Book Recommendation
    Business & Property
    Economy
    Education
    Film Recommendation
    General Science
    Geography
    Geology
    Geopolitics
    History
    Life
    Linguistics
    Others
    Philosophy
    Photography
    Place Recommendation
    Poem
    Politics
    Psychology
    Quantum Physics
    Religion
    Sociology

    RSS Feed

    MONTHS

    December 2019
    November 2019
    October 2019
    June 2019
    May 2019
    March 2019
    February 2019
    November 2018
    October 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    September 2013
    August 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012
    October 2012
    September 2012
    August 2012
    July 2012
    June 2012
    May 2012
    March 2012
    February 2012
    November 2011
    December 2009
    November 2009
    January 2009
    May 2008
    March 2008
    January 2008
    December 2007

  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact