Apa kerajaan Hindu pertama di Nusantara? Kalau merujuk pada buku teks sekolah, maka jawabannya adalah kerajaan Kutai di pesisir timur Kalimantan yang peninggalannya kini hanyalah berupa belasan dolmen. Tapi kalau kita merujuk sebuah naskah kuno, yaitu Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara, maka jawabannya sama sekali berbeda. Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara sendiri berisikan sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara dan dituliskan pada 1698 M oleh sebuah panitia di bawah Pangeran Wangsakerta yang mendapat perintah untuk menghimpun sejarah awal Nusantara dari ayahnya, Panembahan Girilaya, penguasa Kesultanan Cirebon. Panitia ini kemudian bekerja dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, termasuk babad-babad rakyat. Menurut naskah ini, kerajaan tertua di Nusantara adalah Salakanagara yang terletak di pulau Jawa bagian barat. Kerajaan ini didirikan pada tahun yang bila dikonversi ke Masehi adalah 130 M (Kutai sendiri didirikan pada 400-an M) oleh Dewawarman, seorang pangeran pelarian dari India yang menikahi Pwahaci (Pohaci) Larasati, anak dari Aki Tirem, seorang penguasa setempat. Raja ini memerintah dari pusat pemerintahannya di Rajatapura dan dilanjutkan anak-anaknya hingga Dewawarman VIII. Dewawarman VIII sendiri tidak memiliki anak laki-laki. Putrinya menikah dengan Jayasingawarman, seorang pangeran India pelarian juga yang mendirikan kerajaan Tarumanagara di tanah Sunda, Pasca Jayasingawarman, Salakanagara menjadi kerajaan bawahan Tarumanagara. Beberapa arkeolog menolak keberadaan Salakanagara ini, karena informasi yang memuat tentang keberadaan kerajaan ini hanyalah sebuah naskah, bukan prasasti. Sebagai pembanding, kerajaan Kutai memang memiliki prasasti yang mengukuhkan pendiriannya, sementara hingga saat ini belum pernah ditemukan prasasti yang memuat nama Salakanagara (dan mungkin tidak akan pernah ditemukan bila kerajaan ini memang didirikan awal sekali). Meski demikian, banyak pula para arkeolog senior yang meyakini keberadaan Salakanagara, seperti Edi Sedyawati atau Saleh Danasasmita, Bagi para arkeolog yang meyakini Salakanagara, keberadaan kerajaan ini tidak hanya bisa dibuktikan oleh sumber-sumber lokal, namun juga internasional. Ptolomeus, seorang sejarahwan Yunani, mencatat bahwa di pulau Iabadiou (diduga lafal Yunani untuk "Jawadwipa" alias pulau Jawa) ada negeri kaya bernama Argyre. Dalam bahasa Yunani, Argyre berarti "perak" dan selaras dengan Salakanagara dalam bahasa Sansekerta yang juga berarti "negeri perak". Selain itu, catatan-catatan kekaisaran Tiongkok mencatat bahwa pada 132 M datang seorang utusan dari raja Tiao Pien yang bertempat di Ye Tiao. Menurut G. Ferrand, arkeolog asal Perancis, Tiao Pien adalah terjemahan langsung dari nama Dewawarman (Tiao=dewa, Pien=warman) dan Ye Tiao, sebagaimana didukung banyak arkeolog, adalah Jawa. Bila kerajaan ini memang ada, maka dimanakah pusatnya? Terdapat berbagai pendapat di kalangan arkeolog terkait lokasi pusat kerajaan ini. Tapi apapun pendapatnya, semuanya setuju bahwa pusat kerajaan ini berada di kabupaten Pandeglang. Secara toponim (asal-usul nama tempat), Pandeglang sendiri sangat cocok bila diduga menjadi pusat Salakanagara. "Pandeglang" berarti "pandai gelang" dan dulunya merupakan tempat para pandai besi. Bila Salakanagara merupakan tempat yang kaya akan perak, maka pasti di dalamnya terdapat banyak para pandai besi. Secara sejarah, Pandeglang juga adalah tempat istimewa karena disini ditemukan banyak sekali peninggalan dari masa prasejarah dan masa Hindu. Sulit sekali menemukan tempat di Jawa Barat dimana peninggalan dari masa prasejarah dan Hindu sama melimpahnya. Bila Salakanagara merupakan kerajaan Hindu pertama yang didirkan di tengah-tengah masyarakat yang sebelumnya memeluk agama lokal, maka Pandeglang juga merupakan tempat yang pas. Di mana sajakah di Pandeglang yang menjadi dugaan pusat kerajaan Salakanagara? Yang saya ketahui hingga saat ini: Teluk Lada, puncak gunung Pulosari, situs Mandalawangi, dan Merak (dugaan Prof. Edi Sedyawati karena "Merak" dalam bahasa Sunda berarti "mengolah perak"). Saya sendiri masih mempelajari lebih lanjut bukti-bukti pendukung yang ada untuk dapat mengetahui yang manakah yang dapat menjadi kandidat kuat pusat kerajaan ini. Sumber foto: hendrajailani.blogspot.co.id
0 Comments
Leave a Reply. |
TOPICS
All
MONTHS
December 2019
|