Selama ini saya kira bahasa dengan bunyi terunik adalah Xhosa (Afrika) yang sebagian bunyinya berupa aneka ragam decakan. Ternyata hari ini saya ketemu Silbo Gomero yang seluruh bahasanya berupa siul-siulan. Bahasa ini memungkinkan dua orang yang terpisah hingga 5 km jauhnya berkomunikasi. Keren!
0 Comments
Sementara bagi teman-teman yang ingin mempelajari tentang Austronesia, yaitu rumpun bahasa yang menaungi bahasa Indonesia, Tagalog, Madagaskar, Hawaii dan bahasa-bahasa lain yang masih berkerabat dengan bahasa Indonesia, saya sangat merekomendasikan buku ini.
Keistimewaan buku ini dibanding buku-buku sejenis tentang Austronesia adalah selain memberikan gambaran lengkap tentang karakteristik khas rumpun bahasa Austronesia secara umum, buku ini juga membahas puluhan bahasa Austronesia yang dipilih penulisnya satu per satu, mulai dari yang masih ada, seperti bahasa Jawa, hingga yang sudah punah, seperti bahasa Melayu Kuno. Jujur, sangat sulit mencari buku yang membahas tentang tata bahasa Melayu Kuno. Selain itu, buku ini juga membahas tentang isu-isu aktual dalam diskursus tentang Austronesia, mulai dari asal-usul orang Austronesia hingga penyebab punahnya beberapa bahasa Austronesia. Tebal : 841 halaman Harga: US$ 45,95 (Rp. 600 ribu; US$ 1 = Rp.13.000), tidak termasuk biaya kirim dari luar negeri. Bisa dibeli di toko-toko buku online (Amazon dsb). Buat teman-teman pecinta bahasa yang ingin mengetahui tentang bahasa dan budaya Proto Indo-Arya alias Proto Indo-Eropa (nenek moyang orang India, Persia dan sebagian besar Eropa 4.000 tahun yang lalu), buku ini sangat saya rekomendasikan.
Kelebihan buku ini dibandingkan buku sejenis lainnya tentang bahasa/budaya Proto Indo-Eropa adalah buku ini tidak njelimet dengan terlalu banyak istilah-istilah linguistik, karena buku ini memang bersifat pengantar, sehingga cocok dibaca oleh orang awam. Selain itu, buku ini mencoba memberikan gambaran tentang berbagai aspek kebudayaan Proto Indo-Eropa, mulai dari sistem kepercayaannya, organisasi sosialnya, dll melalui penelaahan terhadap kosakata asli Proto Indo-Eropa yang masih bisa ditemui di bahasa-bahasa anakannya saat ini. Tebal : 720 halaman Harga: US$ 65 (Rp. 845 ribu, US$ 1 = Rp. 13.000), tidak termasuk ongkos kirim. Bisa dipesan di toko-toko buku online. Sementara bagi teman-teman yang ingin mempelajari tentang Austronesia, yaitu rumpun bahasa yang menaungi bahasa Indonesia, Tagalog, Madagaskar, Hawaii dan bahasa-bahasa lain yang masih berkerabat dengan bahasa Indonesia, saya sangat merekomendasikan buku ini.
Keistimewaan buku ini dibanding buku-buku sejenis tentang Austronesia adalah selain memberikan gambaran lengkap tentang karakteristik khas rumpun bahasa Austronesia secara umum, buku ini juga membahas puluhan bahasa Austronesia yang dipilih penulisnya satu per satu, mulai dari yang masih ada, seperti bahasa Jawa, hingga yang sudah punah, seperti bahasa Melayu Kuno. Jujur, sangat sulit mencari buku yang membahas tentang tata bahasa Melayu Kuno. Selain itu, buku ini juga membahas tentang isu-isu aktual dalam diskursus tentang Austronesia, mulai dari asal-usul orang Austronesia hingga penyebab punahnya beberapa bahasa Austronesia. Tebal : 841 halaman Harga: US$ 45,95 (Rp. 600 ribu; US$ 1 = Rp.13.000), tidak termasuk biaya kirim dari luar negeri. Bisa dibeli di toko-toko buku online (Amazon dsb). Apakah yang demikian ini adalah ciri bahasa nenek moyang umat manusia?
Kalau kita belajar bahasa kuno apapun (yang usianya minimal 4000 tahun atau lebih), kita hampir akan selalu menemukan bahwa susunan kalimatnya adalah S-O-V (e.g. "saya mie makan", bukan "saya makan mie") dan hanya memiliki 2 'tenses', yaitu 'Past' dan 'Present'. 'Future' dibentuk dengan menggunakan kata "mau". Hal di atas pun terjadi pada Proto-Austronesia, bahasa nenek moyang kita 4.500 tahun yang lalu. Entah kenapa dan kapan, ciri tersebut akhirnya tidak bisa lagi ditemukan pada bahasa Melayu dan Indonesia. Sebagai contoh, bahasa kita kini tidak lagi mengenal 'tenses'. Pengecualian adalah pada rumpun bahasa Afro-Asiatik, termasuk rumpun Semit (e.g. Arab, Ibrani, Aramaik, Akkadia, Assyria, Babilonia) di dalamnya, dimana meskipun rumpun bahasa ini juga hanya memiliki 2 tenses, tapi memiliki susunan kalimat V-S-O.
|
TOPICS
All
MONTHS
December 2019
|