ARIEF ONLINE
  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact

Perubahan Struktur Kalimat Karena Perletakan Kata Keterangan Negatif Atau Kata "Such" Atau "So" Di Depan Kalimat 

29/4/2015

0 Comments

 

Satu hal yang saya amati banyak belum diketahui oleh mereka yang mempelajari bhs. Inggris adalah bahwa dalam bahasa Inggris kita bisa meletakkan kata keterangan negatif ataupun kata "such"/ "so" di depan kalimat dan bahwa kita harus merubah struktur kalimat karena hal tersebut. Yang dimaksud kata keterangan negatif adalah kata keterangan apa saja yang bemuatan non-positif, seperti misalnya: "never", "seldom", "no sooner", dll.

Perhatikanlah perubahan struktur kalimat yg terjadi ketika kata keterangan negatif atau kata "such"/"so" dimajukan ke depan kalimat:

1. I never saw her --> Never did I see her. 
2. I seldom attended the class --> Seldom did I attend the class. 
3. I do so --> So do I. 
4. The case is as such --> As such is the case.

Perletakan kata keterangan negatif atau kata "such"/"so" di depan kalimat adalah untuk memberi penekanan pada kata tersebut.

0 Comments

Kemampuan Supranatural Makhluk Hidup 

26/4/2015

0 Comments

 

Catatan. Fenomena-fenomena pada alam dan makhluk hidup yang sudah diteliti DR. Shaldrake dalam bukunya "Science Set Free" dan sulit dijelaskan Sains Barat yang saat ini condong kepada materialisme antara lain:

- Binatang bisa mengetahui berbagai bencana alam bahkan s/d 3-5 hari sebelum bencana itu terjadi. Mengetahui keterbatasan alat-alat buatan manusia, pemerintah Cina sudah mulai memanfaatkan binatang utk memprediksi berbagai bencana alam.

- Binatang, terutama anjing, bisa tahu jika majikannya mengidap penyakit berat, bahkan sebelum majikannya sendiri tahu.

- Binatang, terutama anjing, bisa tahu ketika ajal akan menghampiri majikannya.

- Binatang, terutama anjing dan kuncing, bisa tahu bila majikannya akan pulang ke rumah, termasuk di luar jam-jam pulang kantor.

- Obat hanya bermanfaat bagi manusia HANYA bila manusia percaya obat itu bermanfaat (efek placebo).

- Manusia dapat sakit bila ia percaya dirinya sakit, meskipun ia sebenarnya sehat.

- Dua manusia yang memiliki kedekatan emosional biasanya akan membangun kemampuan telepati (merasakan dari jauh) secara tidak disadari. Kemampuan inilah yang memungkinkan orang tersebut untuk tahu bahwa orang yang dicintainya sedang ditimpa hal buruk, meski mereka berdua terpisah jarak.

- Ketika manusia menatap sesuatu, ternyata matanya mengeluarkan getaran halus. Ini yang menyebabkan beberapa orang bisa mengetahui bahwa sedang ada orang lain yang mengintainya. Ketika manusia dalam keadaan bahaya, kemampuannya menangkap getaran-getaran halus tersebut meningkat.

0 Comments

Bentuk Jamak Kata-kata Benda yang Berasal Dari Bahasa Latin 

26/4/2015

0 Comments

 

Dalam bhs. Inggris tidak semua bentuk jamak dibuat dengan menambahkan -s di akhir kata benda. Selain ada kata-kata benda yang bentuk jamaknya dibuat dengan perubahan bunyi vokal di tengah kata (foot -> feet, mouse -> mice), ada juga kata-kata benda dari bhs. Latin yang mempunyai bentuk-bentuk jamak khusus. Kata-kata benda yang berasal dari bahasa Latin memiliki bentuk jamak yang mengikuti aturan dalam bahasa Latin.

Contoh:
-us --> -ii
Virus --> Virii
Fungus --> Fungii -um --> -a
Laboratorium --> Laboratoria
Stadium --> Stadia -ix/-ex --> -ices
Matrix --> Matrices
Index --> Indices
Dan masih ada beberapa akhiran lainnya.

Akhiran-akhiran di atas adalah akhiran-akhiran kata benda dari bahasa Latin yang sering dijumpai di bahasa Inggris. Bentuk-bentuk jamak seperti 'Stadiums' ataupun 'Laboratoriums' berasal dari kesalahkaprahan orang-orang Inggris yang tidak memahami bahasa Latin dan akhirnya menambahkan -s di akhiran kata-kata benda Latin yang berakhiran -um. Meskipun pada awalnya ini dianggap keliru dalam bhs. Inggris, namun akhirnya kini diterima juga.

0 Comments

"No Sooner Than"

23/4/2015

0 Comments

 

Terpikir untuk bisa juga berbagi apa yang saya tahu soal kosakata Inggris mulai hari ini melalui posting-posting saya di waktu luang. Semoga ada manfaatnya bagi yang ingin mengetahui.

Saya ingin mulai dengan ekspresi dalam bhs. Inggris yang masih jarang dieksploitasi, yaitu "No Sooner .. Than..".

RUMUS: "NO SOONER had A done something/did A do something, THAN (bukan 'then'!) B happened". ARTI: "Tidak lama setelah A melakukan sesuatu, maka B terjadi".

CONTOH: 
1. No sooner had he arrived than it started raining outside
(Arti: Tak lama setelah dia tiba, di luar mulai hujan).

2. No sooner did she start investigating the matters than anomalies abound.
(Arti: Tak lama setelah dia mulai memeriksa perkara-perkara tsb, berbagai keanehan mulai muncul).

0 Comments

Cara Hitung Berbagai Bangsa di Dunia 

21/4/2015

0 Comments

 

Ada sebuah pertanyaan di grup bahasa: "Saya sudah lama belajar bhs. Perancis, tapi saya tetap tidak mengerti, kenapa cara menyatakan angka dlm bhs. Perancis rumit sekali? Sebagai contoh, angka 90 dinyatakan sebagai "quatre-vingt-dix" ("four-twenty-ten", alias 4x20+10). Penjelasan saya: Karena cara hitung masing-masing bangsa di dunia tidaklah selalu sama.

Bahasa Indonesia dan Inggris, sebagai contoh, menghitung dengan menggunakan kelipatan 10 (disebut desimal). Sementara bahasa Perancis, sama seperti Yoruba (Afrika) dan Nahuatl (Maya) menghitung dengan menggunakan kelipatan 20 (disebut vigesimal). Oleh karena itu, angka berapapun akan dicari kaitannya terhadap angka dua puluh.

Bahasa Sumeria, Akkadia, dan Babilonia beda lagi. Bahasa-bahasa ini menggunakan sistem hitungan kelipatan 60 (disebut sexagesimal). Karena busur derajat dan pembagian waktu datang dari kebudayaan-kebudayaan ini, maka 1 menit terdiri dari 60 detik dan 1 jam terdiri dari 60 menit.

0 Comments

Penggunaan Istilah-istilah Hindu-Buddha dalam Ajaran Islam di Nusantara 

20/4/2015

0 Comments

 
Picture

Salah satu keunikan Islam di Nusantara buat saya adalah digunakannya istilah-istilah Hindu-Buddha untuk menjelaskan beberapa ajaran inti dalam Islam. Sebagaimana umumnya diketahui, Hindu-Buddha adalah agama mayoritas penduduk beberapa kepulauan di Nusantara sebelum Islam datang. 

Penggunaan
 istilah-istilah Hindu-Buddha ini selain mencerminkan lansekap keagamaan di Nusantara sebelum Islam hadir, juga menunjukkan bahwa ketika memperkenalkan Islam, para pendakwah Islam tidak serta merta menggunakan istilah-istilah baru untuk memperkenalkan ajaran Islam, melainkan menggunakan istilah-istilah yang sudah dikenal masyarakat dan memberikannya makna baru. 

Istilah-istilah Hindu-Buddha apa sajakah yang digunakan oleh Islam di Nusantara dan pergeseran makna apa sajakah yang telah terjadi? Berikut adalah hasil pengamatan saya: 

1. "Sembahyang"
Kata "sembahyang" berasal dari kata "sembah hyang", yang berarti "menyembah Tuhan". 

Pada masa Hindu-Buddha, ini merujuk pada ritual-ritual untuk menunjukkan ketundukan pada kekuatan-kekuatan adikuasa yang dikenal dalam agama Hindu-Buddha, sementara pada masa Islam, ini adalah nama lain dari "sholat", salah satu rukun Islam (ibadah-ibadah yang wajib dikerjakan seorang Muslim). Istilah "sembahyang" tidak hanya dikenal oleh masyarakat Islam Indonesia, namun juga masyarakat Islam Malaysia. 

2. "Puasa"
Kata "puasa" berasal dari kata Sansekerta "upawasa", yang berarti menahan diri dari mengonsumsi sesuatu. 

Pada masa Hindu-Buddha, puasa pada umumnya menjadi bagian dari ritual pembersihan diri, seperti semedi. Pada masa Islam, puasa adalah padanan dari kata "shaum" (bermakna hampir sama dengan "puasa") dan merujuk pada shaum wajib pada bulan Ramadhan ataupun shaum sunnah (dianjurkan, namun tidak wajib) pada waktu-waktu lainnya. 

3. "Pahala"
Kata "pahala" berasal dari kata Sansekerta "karma pahala" (atau "karma pala") yang berarti "buah perbuatan". ("Karma" sendiri berarti "perbuatan"). 

Pada masa Hindu-Buddha, pahala berarti konsekuensi baik ataupun buruk pada kehidupan sekarang ataupun masa mendatang (setelah reinkarnasi) yang harus diterima seseorang berkaitan dengan perbuatan yang pernah dilakukannya di kehidupan saat ini ataupun sebelumnya. Dalam ajaran Hindu-Buddha, tumimbal lahir (reinkarnasi) masih akan terjadi selama seseorang masih memiliki pahala buruk yang harus ditebusnya. 

Pada masa Islam, pahala seringkali dipahami pemeluk Islam sebagai nilai baik yang didapat seseorang setelah melakukan sebuah perbuatan baik. Nilai baik ini dapat dikumpulkan dan nantinya dapat ditukarkan dengan sebuah tempat di surga. 

Meski demikian, perlu dipahami bahwa konsep Islam yang sebenarnya untuk "pahala" ini adalah "khair" atau "hasanah" (arti literal: "kebaikan"), yang berarti kebaikan yang akan diterima seseorang karena telah melakukan perbuatan baik. 

4. "Dosa"
"Dosa" sejatinya adalah kata Sansekerta dan Pali yang berarti "kebencian". Pada masa Hindu-Buddha, ini adalah suatu perbuatan yang bila dilakukan dapat menimbulkan perasaan tidak tenang dalam hidup dan menyebabkan seseorang tidak dapat keluar dari siklus tumimbal lahir. 

Pada masa Islam, "dosa" seringkali dimaknai pemeluk Islam sebagai sebuah nilai buruk yang didapat seseorang manakala melakukan perbuatan buruk. Nantinya, dosa yang terakumulasi dapat menyebabkan seseorang masuk neraka.

Konsep Islam yang sebenarnya untuk "dosa" ini sendiri adalah "sayyiah" (arti literal: "keburukan"), yakni keburukan yang akan diterima seseorang karena telah melakukan perbuatan buruk. 

5. "Surga"
Kata "surga" berasal dari kata Sansekerta "swarga loka" yang berarti "tempat cahaya".

Dalam perspektif Hindu-Buddha, "swarga loka" adalah tempat tinggal sementara makhluk-makhluk hidup yang telah mencapai taraf dewa karena perbuatan-perbuatan baiknya di masa lalu. 

Meski demikian, dalam Hindu-Buddha, makhluk-makhluk hidup yang telah tinggal di "surga" belumlah terlepas dari siklus tumimbal lahir. Mereka masih akan mengalami kelahiran kembali dan dapat terlahir di tempat lain, tergantung pada perbuatan mereka selama tinggal di "surga". Suatu makhluk hanya dapat terlepas dari siklus kelahiran ulang ini bila mereka telah benar-benar suci dan tidak lagi menanggung karmapala buruk dari kehidupan sebelumnya, sehingga mereka bisa menyatu dengan Tuhan (konsep Hindu) ataupun mencapai pari-nirvana/pari-nibbana (konsep Buddha) yang menjadi tujuan akhir. 

Setelah kedatangan Islam, "surga" menjadi padanan bagi "jannah", sebagai tempat kekal yang penuh dengan kesenangan bagi orang-orang yang berbuat baik semasa hidupnya dan orang-orang yang diridhai oleh Allah untuk tinggal di dalamnya. 

6. "Neraka"
"Neraka" berasal dari kata Sansekerta "naraka".

Dalam perspektif Hindu-Buddha, "neraka" adalah alam penuh keburukan yang dihuni sementara oleh makhluk-makhluk hidup yang melakukan keburukan pada kehidupan sebelumnya. Alam ini dianggap sebagai alam tingkat rendah, bersama dengan alam binatang ataupun alam siluman. 

Makhluk hidup hanya dapat meninggalkan alam-alam tingkat rendah ini dengan melakukan perbuatan baik selama tinggal di dalamnya, untuk menuju alam tingkatan yang lebih tinggi, seperti alam manusia, di kehidupan yang berikutnya. 

Setelah kedatangan Islam, "neraka" menjadi padanan "an-naar", sebagai tempat penuh siksaan bagi manusia-manusia yang melakukan perbuatan buruk selama hidupnya. Lama tinggal manusia di "neraka" ini ditentukan oleh ada/tidak-adanya iman selama seseorang pernah hidup di dunia dan besarnya keburukan yang pernah dilakukan orang tersebut semasa hidupnya. 

7. "Bidadari"
"Bidadari" berasal dari kata "vidhya dari", yang sebenarnya berarti "yang berpengetahuan" ("vidhya" = pengetahuan). 

Dalam perspektif Hindu, "bidadari" atau "apsara" adalah makhluk berwujud manusia berjenis kelamin perempuan yang tinggal di "swarga loka". Tugas dan fungsi mereka adalah melayani dewata ataupun menjadi penyampai pesan para dewa kepada manusia, sebagaimana para malaikat dalam kepercayaan Semit. 

Ada kalanya mereka diutus untuk menguji sejauh mana ketekunan seseorang (pria) dalam bertapa, dengan cara mencoba membangunkan para petapa dari tapa mereka. Para bidadari memanfaatkan kecantikan fisik mereka untuk menguji para petapa. Tapi dalam Islam, bidadari akan menjadi istri-istri bagi orang-orang beriman yang masuk surga atau "jannah"

0 Comments

Buddha Gotama

13/4/2015

0 Comments

 
Picture

Sewaktu jalan-jalan kemarin mampir ke toko buku, menemukan beberapa buku bagus & akhirnya beli. Salah satunya yg ingin saya rekomendasikan adalah buku biografi ttg Siddharta Gautama yg baru terbit ini.

Kelebihan buku ini dibanding buku-buku lain tentang Siddharta Gautama yang pernah terbit sebelumnya (seperti  "Buddha" oleh Karen Armstrong, dan komik berseri "Buddha" oleh Osamu Tezuka) adalah buku ini tidak terlalu tebal, penuh ilustrasi berwarna, mudah dicerna pembaca muda, dan selalu mencantumkan bagian di Tripitaka yang menjadi sumber setiap bagian cerita.

Saya pribadi selalu tertarik kepada biografi tokoh-tokoh yang melakukan pengasingan diri ataupun pengembaraan fisik ratusan mil jauhnya utk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam kehidupan, seperti Muhammad SAW, Ibrahim AS, Isa AS, Buddha, Zarathustra, Fa Hien, ataupun I Ching.

0 Comments

Asal Kata "Yunani" dan "Belanda" dalam Bahasa Indonesia

2/4/2015

0 Comments

 

Ada yang bertanya, dari mana asal kata 'Yunani' dan 'Belanda' dalam bahasa Indonesia? Bagi yang tertarik untuk tahu, demikian penjelasan saya:

"Yunani" asalnya dari kata Arab "Yuunan". Diperkirakan merupakan arabisasi dari kata "Ionia", nama lain kepulauan Ellinika/Yunani.

"Belanda" berasal dari kata Arab "Walanda". Diperkirakan berasal dari kata 'Hollandia', salah satu nama propinsi di kerajaan Belanda. Pada masa peralihan bahasa Melayu menjadi Indonesia, banyak bunyi "w" berubah bunyi jadi "b" dan bunyi "h" hilang. Contoh: wihara -> biara.

0 Comments

Premonisi dan Prekognisi vs Determinisme

2/4/2015

0 Comments

 

Saya yakin bahwa premonisi dan prekognisi memang ada. Buktinya cukup melimpah. Hanya saja masalahnya, menurut pemahaman saya hingga saat ini, premonisi dan prekognisi hanya bisa terjadi bila alam semesta bekerja sebagai sistem deterministik, sebagaimana yang diyakini fisikawan atheis Stephen Hawking.

Masalahnya lebih lanjut, dalam sistem deterministik, kehendak bebas makhluk hidup tidak mungkin ada. Bagaimana alam semesta bisa bers
ifat deterministik, namun juga mengizinkan terjadinya kehendak bebas?

Kelihatannya ini adalah PR jangka panjang untuk sains, sebagaimana para ilmuwan sekarang sedang mencoba memecahkan, dimana titik temu antara gaya gravitasi (yang bekerja menurut prinsip Newton) dengan gaya nuklir lemah, kuat, dan elektromagnetik (yang dibangun di atas fondasi Fisika Kuantum)? Keempat gaya ini adalah gaya-gaya yang telah diketahui ilmuwan modern sebagai 4 gaya paling dasar yang mengatur kerja alam semesta.

Picture
0 Comments

    TOPICS

    All
    Anthropology
    Archaeology
    Architecture
    Astronomy & Cosmology
    Biology
    Book Recommendation
    Business & Property
    Economy
    Education
    Film Recommendation
    General Science
    Geography
    Geology
    Geopolitics
    History
    Life
    Linguistics
    Others
    Philosophy
    Photography
    Place Recommendation
    Poem
    Politics
    Psychology
    Quantum Physics
    Religion
    Sociology

    RSS Feed

    MONTHS

    December 2019
    November 2019
    October 2019
    June 2019
    May 2019
    March 2019
    February 2019
    November 2018
    October 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    September 2013
    August 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012
    October 2012
    September 2012
    August 2012
    July 2012
    June 2012
    May 2012
    March 2012
    February 2012
    November 2011
    December 2009
    November 2009
    January 2009
    May 2008
    March 2008
    January 2008
    December 2007

  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact