ARIEF ONLINE
  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact

Saintisme: Radikalisme di Kalangan Ilmuwan, Mirip Radikalisme Beragama

18/7/2015

0 Comments

 

Buat rekan-rekan yang sudah cukup sering baca buku-buku karya ilmuwan Barat dalam berbagai bidang, terutama yg kontraproduktif, seperti Fisika Kuantum, Kosmologi, ataupun Biologi Evolusioner, pasti akan menemui beberapa ilmuwan (tidak semuanya) yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

- Menganggap bahwa sains (setidaknya yang ada saat ini) dapat memberi jawaban untuk semua pertanyaan. 

- Cenderung mempertuhankan sains. 

- Merendahkan agama ataupun spiritualisme.

- Mempertahankan pendapatnya secara mati-matian, bahkan cenderung fanatik dengan pendapatnya, tanpa mau mendengarkan ataupun mengakomodasi kritik-kritik yg ditujukan pada pendapatnya.

Dalam bidang sains, ilmuwan yang memenuhi kriteria di atas baru-baru ini dinamai sebagai pengikut paham 'Saintisme' (bukan 'Scientology' lho ya, agamanya Tom Cruise!).

Soal Saintisme ini sendiri pertama kali saya baca di buku 'Science Delusion'-nya DR. Rupert Sheldrake. Penyinggungan soal Saintisme ini kemudian juga banyak saya dapati di buku-buku lainnya, seperti yg ditulis Deepak Chopra. Saintisme secara sederhana bisa dikatakan sebagai paham yg memuja sains (secara berlebihan).

Saya sendiri tidak setuju dengan Saintisme. Kenapa? Pertama, bagi saya usia sains modern masih sangat muda. Setidaknya hingga yang saya lihat saat ini, sains modern masih mengumpulkan terlalu sedikit alat bukti untuk bisa menjawab beberapa pertanyaan yang sifatnya fundamental secara meyakinkan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti: Apa yang ada sebelum 'Big Bang'? Bagaimana kehidupan pertama kali muncul? dsb.

Kedua: Sains hanyalah alat kita untuk memahami cara alam semesta bekerja. Masing-masing dari kita dapat saja menemui fakta-fakta yg berbeda yang pada akhirnya menggiring kita kepada kesimpulan yang berbeda-beda. Bahkan seringkali, dengan basis data yg sama, kita dapat mencapai kesimpulan yang berbeda bila menggunakan metode analisa yang berbeda.

Oleh karena itu, bila seorang ilmuwan ingin hipotesa/teorinya mendekati benar, mau tidak mau ia harus mendengarkan pendapat-pendapat yg berbeda yg dapat menunjukkan kelemahan dalam hipotesa/teorinya. Ia kemudian harus menyempurnakan atau bahkan mengganti hipotesanya.

Lucu bagi saya bila kemudian ada beberapa ilmuwan yang sedari awal sudah keras kepala dan mempertahankan pendapatnya mati-matian, karena bagi saya, ilmuwan tersebut seperti orang yang paling tahu soal cara bekerja alam semesta -Padahal ia bukan alam semesta itu sendiri!

Sains adalah ranah yang seharusnya diisi dengan semangat kerendahan hati, semangat mau belajar dari satu sama lain, berpikiran terbuka, obyektif, dan melandaskan kesimpulan pada fakta dan logika semata (Bukan pada kehendak ataupun pendirian si ilmuwan sejak awal!).

Ketika ada ilmuwan-ilmuwan yg sejak awal sudah fanatik dengan pendapatnya sendiri dan tidak mau menghargai pendapat rekan sejawatnya yang lain, buat saya ilmuwan-ilmuwan tersebut nyaris tidak beda dengan orang-orang radikal di luar sana yang sangat fanatik dengan ideologinya dan menjadikan agama sebagai tamengnya.

Picture
0 Comments

Buku-buku tentang Teori Evolusi

18/7/2015

0 Comments

 

Setelah terbengkalai agak sedikit lama, dengan sedikit usaha alhamdulillah akhirnya dua buku ini bisa habis dibaca dalam 15 hari terakhir sebelum Lebaran.

Dua buku ini banyak membabarkan banyak fakta yang baru saya ketahui dlm bidang Biologi, Geologi, Genetika, Antropologi, dan Arkeologi

Tapi tetap, dua buku ini harus dibaca dengan sikap berpikir yg amat kritis. Apalagi buku kecil yang ada di foto ini. Meskipun banyak membeberkan hal menarik, tapi buku ini bisa saya bilang amat tendensius, agak licik, dan kurang obyektif.

Buku kecil tersebut berusaha menampilkan teori Evolusi sebagai sebuah model yang sudah sempurna untuk menjelaskan asal-usul makhluk hidup dan merendahkan peranan agama, tanpa mau jujur soal kesulitan2-kesulitan yg masih dihadapi teori Evolusi saat ini.

Satu lagi contoh dari mereka yang terjebak dalam kultus 'Saintisme'.

Picture
0 Comments

Hobbit BUKAN Makhluk Khayalan 

11/7/2015

0 Comments

 
Picture

Apakah Anda mengira bahwa Hobbit hanya ada di Middle Earthnya J.R.R. Tolkien? Keliru besar, karena sebenarnya Hobbit pernah hidup antara 95.000 - 12.000 tahun yg lalu di satu-satunya tempat di muka Bumi: Flores, Indonesia. 

Inilah satu lagi penemuan penting yang menempatkan Indonesia pada peta antropologi dunia sejak penemuan Homo er
ectus (dulu dinamai Pithecanthropus erectus), salah spesies manusia purba paling tua di dunia, beberapa dekade yang silam di Indonesia. 

Penemuan banyak tulang belulang manusia dewasa dengan tinggi kira2 1,1 meter di gua Liang Bua, Flores, oleh tim gabungan peneliti antropologi Indonesia-Australia pada 2003 mengejutkan dunia, karena ternyata spesies manusia kerdil dulu memang pernah hidup di muka Bumi. 

Mula-mula banyak ahli menduga bahwa fosil2 manusia kerdil yg ditemukan di Liang Bua adalah fosil spesies manusia modern (Homo sapiens) yang mengalami penyakit hormon.

Tapi banyak bukti kemudian yang menunjukan bahwa mereka bukanlah manusia yang menderita penyakit hormon, melainkan spesies manusia yang memang memiliki ukuran tubuh kecil sebagai ciri khasnya. Hormon mereka berfungsi secara normal. Dalam ilmu Biologi, akhirnya mereka pun dimasukkan dalam spesies manusia baru: Homo floresiensis. 

Banyak pendapat berkaitan asal-usul H. floresiensis ini. Ada ahli anatomi/Antropologi yang mengatakan bahwa mereka adalah hasil evolusi lokal dari Homo habilis ataupun salah satu spesies Australopithesin. Ada jg yang mengatakan bahwa mereka dan manusia modern adalah sama-sama keturunan Homo erectus. 

Meski demikian, sama sekali belum ada ahli yang dapat memperkirakan mengapa spesies manusia unik ini pada akhirnya punah dan tidak meninggalkan keturunan di zaman modern.

0 Comments

Suku Bangsa Tertua di Muka Bumi Saat Ini

11/7/2015

0 Comments

 

Terkadang saya suka mendapat pertanyaan seperti ini: "Suku bangsa manakah yang paling tua di muka Bumi saat ini?". "Apakah bangsa Arab?". Oh bukan. "Apakah orang Yahudi?". Oh bukan juga. "Ataukah orang2 Nusantara?". Apalagi itu hehe.

Kalau kita menjadikan sains sebagai pijakan untuk menjawab pertanyaan di atas, terutama cabang ilmu yang paling relevan untuk menjawab pertanyaan ini yakni Genetika, maka jawabannya adalah: suku/bangsa paling tua yang ada di muka Bumi saat ini adalah suku San, Mbuti, Hausa, Kikuyu, Mbenzele, Biaka, dan Ibo. Ketujuh suku ini adalah suku-suku terpencil di Afrika.

Melalui penelitian berkali-kali yg dilakukan para ahli genetika terhadap hampir seluruh suku bangsa di muka Bumi, diketahui bahwa hanya tujuh suku di ataslah yang menyandang gen mutasi L1a, L1b, L1c, dan L1k di DNA mitokondria mereka. Gen2 mutasi ini adalah gen-gen mutasi paling tua di muka Bumi. Diperkirakan gen2 ini mengalami mutasi pada 150.000 SM, hampir dekat dgn tahun perkiraan munculnya nenek moyang manusia modern (Homo sapiens), yaitu 200.000 SM.

Bangsa-bangsa lain di muka Bumi menyandang gen-gen mutasi yang baru muncul beberapa puluh ribu tahun setelah gen2 mutasi pertama. Apalagi suku2 bangsa di luar Afrika -Gen-gen mutasi mereka baru muncul setelah 60.000 SM, bertepatan dengan bukti2 arkeologis yg menunjukan bahwa spesies manusia modern (Homo sapiens) baru menjelajah keluar Afrika sekitar 60.000 SM. Untuk memahami persebaran gen-gen mutasi pada DNA mitokondria Homo sapiens, silakan lihat peta persebaran gen berikut.

Picture
0 Comments

Asal-usul Spesies: Kelemahan Teori Evolusi dan Kreasionisme

5/7/2015

1 Comment

 
Picture

Baca buku "Human Evolution"-nya DR. Alice Roberts bikin saya gatal mau komentar masalah teori Evolusi dan Kreasionisme. 

Kalau sudah bicara masalah asal-usul tiap spesies makhluk hidup, ada 2 teori yg saling bertentangan dan berebut pengaruh dalam ranah sains: teori Evolusi dan teori Kreasionisme. 


Yang lucu bagi saya adalah, selama ini para penganut masing-masing teori ini tampaknya begitu fanatik dengan teorinya sendiri, tanpa bisa melihat kelemahan yang dimiliki teorinya sendiri dan melihat kelebihan teori lawan, lalu berupaya melakukan perbaikan. Mirip sekali dengan sikap fanatik beberapa kelompok agama. 

Apa kelemahan yg dimiliki masing-masing teori tsb saat ini? Berikut adalah penjelasan saya menurut pembelajaran saya selama ini.

A. Kelemahan Teori Evolusi

Para penganut teori Evolusi meyakini bahwa tiap spesies makhluk hidup berevolusi dari spesies lain yang hidup sebelumnya dan berbentuk lebih primitif. 

Masalahnya adalah, kalau kita melihat catatan fosil, perubahan bentuk tubuh di antara spesies-spesies yg diusung teori Evolusi sebagai spesies-spesies pendahulu dan spesies final tidak berlangsung secara perlahan, tapi justru "melompat". Tidak ada fosil-fosil peralihan yang menunjukan bahwa perubahan bentuk tubuh yang diyakini teori Evolusi terjadi secara halus.

Selain itu, teori Evolusi juga tidak konsisten berkaitan mekanisme terjadinya evolusi. Apakah evolusi terjadi karena adaptasi spesies secara kontinyu terhadap perubahan di lingkungan sekitarnya, sehingga akhirnya melahirkan spesies baru? Kalau ya, melalui mekanisme seperti apakah makhluk hidup dapat merubah bentuk/fungsi tubuhnya sendiri sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungannya?

Ataukah evolusi diawali oleh peristiwa mutasi genetik acak yang memunculkan karakter atau fungsi fisik baru pada makhluk hidup, dimana perubahan lingkungan ("natural selection") berperan u/ menentukan, mutasi genetik acak manakah yang cocok dengan perubahan lingkungan terakhir dan spesies manakah yang dapat melanjutkan hidup ("survival of the fittest")?

B. Kelemahan Teori Kreasionisme 
Para penganut teori Kreasionisme umumnya meyakini bahwa setiap spesies makhluk hidup diciptakan secara khusus oleh Tuhan. 

Kelemahan dari pendapat mereka saat ini adalah mereka tidak pernah menjelaskan lebih jauh, bagaimana tiap spesies makhluk hidup akhirnya bisa terwujud di muka Bumi? Apakah setiap spesies tsb tercipta secara tiba-tiba di muka Bumi? 

Saya pribadi lebih meyakini bahwa Tuhan pastilah menempuh atau memilih suatu mekanisme alam untuk menciptakan tiap spesies tersebut, sebagaimana Ia menciptakan alam semesta. 

Ketika menciptakan alam semesta, Tuhan memulai dengan memampatkan energi yang sangat besar di dalam tempat yg begitu kecil sehingga terjadilah Dentuman Besar ("Big Bang"). Butuh waktu milyaran tahun sejak Dentuman Besar tsb hingga akhirnya tercipta 4 unsur pertama di alam semesta (helium, hidrogen..). 

Lalu butuh waktu milyaran tahun lagi sampai munculnya konsentrasi-konsentrasi materi pertama, bintang-bintang pertama, galaksi-galaksi pertama, dan akhirnya planet-planet pertama, termasuk Bumi yang kita diami. 

Para penganut Kreasionisme juga tampaknya mengabaikan sama sekali kemiripan bentuk suatu spesies dengan spesies yang ada sebelumnya yang dapat menjadi petunjuk terjadinya suatu peristiwa evolusi secara terbatas. Katakanlah kemiripan antara mammoth dan gajah modern, ataupun macan taring pedang dan harimau modern. 

Ah, saya berandai-andai. Seandainya saja tiap kelompok pengusung teori tsb mau bersikap obyektif, rendah diri, mengakui kelemahan teorinya sendiri, dan mempelajari fakta2 yg dimiliki pihak lawan, mungkin perjalanan mencari proses terwujudnya tiap makhluk hidup di muka Bumi tidak akan serumit ini.

1 Comment

Keterkaitan Semua Cabang Ilmu Pengetahuan

2/7/2015

0 Comments

 

Kalau kita cukup konsisten dalam mengembangkan pertanyaan-pertanyaan kita tentang kehidupan dan bersedia mempelajari hal-hal yang berbeda untuk menemukan jawabannya, pada akhirnya kita akan benar-benar belajar banyak hal dan sadar bahwa sebenarnya semua cabang ilmu pengetahuan itu saling terkait. Bahkan untuk cabang-cabang ilmu pengetahuan yang tampaknya tidak terkait, seperti Linguistik dan Fisika Kuantum. 

Setidaknya itu yang saya rasakan berdasarkan pengalaman saya pribadi. 

Dulu, saya ingin tahu, kenapa berbagai bahasa di dunia punya tata bahasa yang berbeda dengan tata bahasa saya. Itu yang membuat saya tertarik mempelajari Linguistik, ilmu yang mempelajari soal pola, sejarah, dan asal-usul bahasa.

Saya kemudian bertanya, dari mana asal usul bangsa-bangsa yg menggunakan bahasa-bahasa yg saya pelajari? Saya lantas tertarik mempelajari Sejarah, Arkeologi, dan Genetika Populasi dengan penekanan pada sejarah migrasi umat manusia. 

Setelah saya cukup mendapat gambaran soal asal-usul berbagai bangsa di dunia, saya bertanya soal manusia pertama di muka Bumi. Ini yg membuat saya tertarik mempelajari Antropologi, ilmu yg mempelajari soal sejarah spesies manusia sebagai salah satu spesies makhluk hidup - Sejak kemunculan pertamanya di catatan fossil hingga dominasinya di muka Bumi saat ini. 

Saya kemudian beralih mempertanyakan asal-usul berbagai makhluk hidup yg ada di muka Bumi. Ini yg membuat saya tertarik untuk mempelajari Biologi Evolusioner dan mempelajari lagi Paleontologi, kegemaran saya ketika SD. Biologi Evolusioner menawarkan satu diantara beberapa alternatif penjelasan soal kemunculan makhluk hidup di muka Bumi, sementara Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk hidup yang sudah punah jutaan tahun silam (dinosaurus, dsb). 

Karena banyak ahli Biologi yang berkeyakinan bahwa makhluk hidup pertama tidak mungkin tercipta di muka Bumi, namun berasal dari luar angkasa (teori Pan-spermia), maka saya pun tertarik mempelajari Astronomi. 

Karena sejak kecil saya sebenarnya juga sudah tertarik pada Astronomi dan akhir-akhir ini saya sering mempertanyakan soal asal-usul alam semesta, maka saya pun tertarik mempelajari Kosmologi, sebuah ilmu yang terkait erat dengan Astronomi, Fisika, dan mempelajari soal asal-usul dan evolusi alam semesta. 

Salah satu pertanyaan terbesar dalam ilmu Kosmologi adalah: Darimana asal-usul materi pertama di alam semesta? Karena ingin mengetahui jawabannya, saya pun merasa tidak mungkin untuk tidak melirik Fisika Kuantum, ilmu yg mempelajari soal hakikat materi. Disini saya berkenalan dengan teori-teori Hawking, Tegmark, dll.

Bagi saya pribadi, seperti itulah rasa penasaran saya sudah membawa saya jauh berkelana melewati bidang yang justru saya geluti sehari-hari: Arsitektur, sebuah ilmu merancang bangunan yang sebenarnya lebih banyak bersinggungan dengsn Teknik Sipil, Interior, dan beberapa cabang ilmu lainnya yang justru tidak saya sebut di atas.

Picture
0 Comments

    TOPICS

    All
    Anthropology
    Archaeology
    Architecture
    Astronomy & Cosmology
    Biology
    Book Recommendation
    Business & Property
    Economy
    Education
    Film Recommendation
    General Science
    Geography
    Geology
    Geopolitics
    History
    Life
    Linguistics
    Others
    Philosophy
    Photography
    Place Recommendation
    Poem
    Politics
    Psychology
    Quantum Physics
    Religion
    Sociology

    RSS Feed

    MONTHS

    December 2019
    November 2019
    October 2019
    June 2019
    May 2019
    March 2019
    February 2019
    November 2018
    October 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    September 2013
    August 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012
    October 2012
    September 2012
    August 2012
    July 2012
    June 2012
    May 2012
    March 2012
    February 2012
    November 2011
    December 2009
    November 2009
    January 2009
    May 2008
    March 2008
    January 2008
    December 2007

  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact