ARIEF ONLINE
  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact

Jangan Tertipu dengan Peta yang Anda Lihat!

18/11/2018

0 Comments

 
Picture
​Minggu lalu saya membuat kuis berikut di wall FB saya:
​
Ketika harus menerbangkan pesawat dari pesisir barat Amerika Serikat ke kota London di Inggris, seorang pilot pasti akan selalu mengambil rute merah dibandingkan rute biru. Kenapa? Apakah karena rute merah lebih pendek? Atau karena banyak rintangan laut dan cuaca di rute biru?

Jawaban yang benar adalah: Karena rute merah lebih pendek dibandingkan rute biru.

Lho, bagaimana mungkin rute merah lebih pendek, sementara jelas pada peta rute biru berjarak lebih pendek?

Nah, kita seringkali lupa bahwa peta datar/2 dimensi yang kita lihat adalah proyeksi dari bola bumi yang sejatinya berbentuk bulat/3 dimensi.

Ketika proyeksi dilakukan, distorsi tidak bisa dihindarkan. Sebenarnya, jarak-jarak pada peta datar kita hanyalah akurat untuk area-area di sekitar khatulistiwa, sementara area-area yang mendekati kutub utara maupun kutub selatan tergambar seakan-akan memiliki luas yang besar dan jarak yang jauh satu sama lain.

Pada kenyataanya, area-area yang mendekati kutub utara maupun selatan memiliki luas ataupun jarak antara satu sama lain yang lebih kecil dari yang tergambar di peta.

Terkait itu, untuk menentukan rute terpendek antara 2 titik pada suatu bidang melengkung seperti bola Bumi, kita harus menggunakan prinsip Geodesic (https://en.wikipedia.org/wiki/Geodesic) dari ilmu Geometri.

Prinsip ini mengajarkan bahwa jarak terdekat antara 2 titik pada permukaan yang melengkung haruslah merupakan bagian dari suatu bidang potong berbentuk lingkaran yang memotong titik pusat Bumi (disebut "Great Circle" atau Lingkaran Besar pada ilmu Geometri).
​
Terkait pertanyaan di kuis, ketika seorang pilot menerbangkan pesawat dari sisi barat benua Amerika ke kota London di Inggris, maka jarak terdekatnya merupakan garis merah (lihat peta terlampir) yang didapat setelah menerapkan prinsip Geodesic.
0 Comments

Bagaimana Geografi Mempengaruhi Karakter, Nasib dan Masa Depan Suatu Bangsa

19/1/2016

0 Comments

 
Picture

Geografi ternyata penting dan mempengaruhi nasib banyak hal yang mengambil tempat di muka Bumi, termasuk peradaban manusia. 

Hal di atas pertama kali saya sadari ketika beberapa tahun yg lalu saya mulai mencari jawaban untuk sebuah pertanyaan di benak saya: Kenapa peradaban Islam di Spanyol Abad Pertengahan akhirnya bisa runtuh?

Setelah membaca banyak artikel dan buku tentang peradaban Islam di Spanyol untuk mencari jawabannya dan mencoba menarik sebuah benang merah, ternyata saya sampai pada sebuah kesimpulan yg tidak saya duga sebelumnya: Peradaban Islam di Spanyol bisa runtuh karena kerajaan Islam yang ada disana mengambil strategi-strategi politik yang keliru di tengah2 posisi kerajaan tersebut yang ada di Semenanjung Iberia. 

Keyakinan bahwasanya geografi adalah sesuatu yang cukup berpengaruh atas banyak hal tumbuh semakin kuat ketika saya bertemu buku-buku geopolitik seperti "Revenge of Geography" dan "The Next 100 Years".

Amat penting untuk dipahami bahwa ketika kita bicara geografi, kita tidak hanya bicara tentang letak suatu negara di muka Bumi. Kita juga berbicara tentang bagaimana jenis sumber daya alam yang dimiliki suatu negara akan berpengaruh pada corak masyarakat tersebut ke depannya dan apakah negara lain akan memiliki kepentingan terhadap negara tersebut.
Kita juga berbicara tentang bagaimana bentang alam akan menentukan apakah suatu bangsa akan berhasil membentuk sebuah budaya yang homogen dan uniter (contoh: Jepang) atau plural dan divergen (contoh: Indonesia). Dan kita juga berbicara tentang apakah letak suatu negara dapat menjadi batu sandungan bagi negara lain untuk memperoleh hal yang diinginkannya di belahan dunia yang lain.

Ketika digabungkan dengan perubahan iklim secara drastis, geografi adalah jawaban kenapa peradaban-peradaban dunia yang pernah tumbuh besar akhirnya bisa tumbang: Aztek, Inka dan Maya. Ketika dihubungkan dengan lalu lintas perdagangan, geografi juga menjadi jawaban kenapa beberapa bangsa sangat mudah menerima pengaruh dari luar disebabkan oleh letaknya. Indonesia salah satunya.

Geografi juga dapat menjawab beberapa pertanyaan terhadap peristiwa sejarah: kenapa Jepang menginvasi Manchuria dan Cina di awal PD 2? 

Jepang, yang sebelumnya selalu menjadi pengekor peradaban Cina dan tidak pernah diperhitungkan hingga era Revolusi Industri, pada akhirnya harus mengubah corak masyarakatnya menjadi industrialis, ketika melihat corak masyarakat agraris yang selama ini dimilikinya tidak berdaya ketika dihadapkan pada negara-negara Barat (terutama AS, di bawah Komodor Perry) yang notabene adalah bangsa-bangsa industrialis dan melakukan tekanan militer terhadap Jepang untuk membuka pintu perdagangan terhadap Barat di era Revolusi Industri.

Sesegera Jepang yakin pada keputusan itu dan melakukan ekspansi industri, secepat itu pulalah Jepang dihadapkan pada satu kenyataan geografis: negaranya tidak memiliki sumber daya-sumber daya mineral yang diperlukan dalam sebuah proses industrialisasi secara besar-besaran.

​Tidak ada jalan lain kecuali melakukan invasi terhadap negara-negara tetangganya yang kaya akan SDA tsb: Manchuria dan Cina. Memperoleh mineral secara damai melalui jalur perdagangan bukanlah pilihan menarik bagi Jepang saat itu, mengingat Jepang memiliki keunggulan teknologi militer yang signifikan dibandingkan negara-negara tetangganya.

Pada akhirnya kalau direnungkan, suka tidak suka, sejarah dan masa depan kita banyak ditentukan oleh tempat yang kita diami di muka Bumi. Itu tak lain adalah geografi.

0 Comments

Pemanasan Global dan Siklus Milankovitch

20/1/2014

1 Comment

 
Picture

Siklus Milankovitch perlu dipelajari oleh mereka yang masih menganggap bahwa Pemanasan Global adalah satu-satunya sebab perubahan iklim di muka Bumi.

Bukti-bukti geologis menunjukkan bahwa iklim di Bumi memang selalu berubah perlahan-lahan dari satu titik ekstrim, yakni kekeringan total, ke titik ekstrim lainnya, yaitu zaman Es. Nenek moyang kita sudah mengalami hal ini dan pasti akan menimpa kita lagi di masa depan.

http://en.m.wikipedia.org/wiki/Milankovitch_cycles

1 Comment

Apa yang Biasanya Disukai Bule dari Indonesia?

8/1/2014

0 Comments

 

Berdasar pengamatan saya, apa yang umumnya dicintai para bule yang pernah berkunjung atau menetap di Indonesia?

1) Orang Indo sangat ramah dan terbuka. Walau para bule ini jauh dari keluarganya, dengan cepat mereka bisa menemukan keluarga baru disini.

2) Alam Indonesia punya segalanya: hutan-hutan perawan yang menunggu untuk dijelajahi di Kalimantan, sungai-sungai yang panjang dan berarus deras di Sumatera, gunung-gunung berapi di Jawa, dan pantai-pantai yang indah di Bali dan Lombok. Semuanya adalah tujuan yang menggiurkan untuk para bule yang gila backpacking.

3) Di Indonesia, modernitas dan tradisionalisme hidup berdampingan. Beberapa ratus kilometer dari Jakarta, ibukota RI yang penuh modernitas dan keglamoran, masih ada suku Baduy di Banten yang mengisolasi diri dan hidup seperti ratusan tahun yg lalu. Jangan lupakan juga teman-teman Dayak kita atau teman-teman di Toraja dan Papua. Di Eropa, banyak hal sudah menjadi modern dan tampak sangat membosankan.

4) Banyak peninggalan kebudayaan Indonesia yang mengagumkan. Apakah ada yang bisa menahan decak kagum ketika menyaksikan Borobudur atau Prambanan sendiri secara langsung?

5) Wanita Indonesia cantik-cantik. Kulit mereka yg sawo matang membuat mereka sangat eksotis dibanding kulit wanita-wanita bule yang pucat pasi.

6) Di Indonesia, semua serba murah. Terkadang ini berlaku juga buat wanita-wanita nakalnya. Ya tentu buat bule-bule nakal jg.

​Hal-hal di atas bukan kata-kata saya sendiri, tapi pengakuan dari banyak temen bule. Negeri ini adalah surga, a paradise on the equator. Sayang sekali kalau kita, putra putri bangsa, tidak bisa menghargai negeri ini sebagaimana bangsa-bangsa luar menghargai negeri kita.

0 Comments

Jarak Antara Dua Kota Tidak Bisa Diukur Pada Peta

10/11/2013

2 Comments

 

​Belum semua orang faham bahwa kita tidak bisa menghitung jarak terpendek antara 2 buah kota lewat peta. Ingat bahwa peta 2 dimensi yang kita lihat itu adalah proyeksi dari bola dunia yang sebetulnya bundar.

Sejauh yang saya tahu, hingga saat ini ada 5 pilihan cara proyeksi permukaan lengkung Bumi pada sebidang kertas datar. Dari semua itu, TIDAK ADA satu pun sistem proyeksi yang bebas distorsi. Jadi, apa yang tampil di peta sejauh 30 km, pada kenyataannya bisa jadi adalah 33 km.

Cara paling tepat mengukur jarak terpendek 2 buah titik di muka Bumi ini adalah dengan mengukur geodesic-nya. 

Picture
2 Comments

    TOPICS

    All
    Anthropology
    Archaeology
    Architecture
    Astronomy & Cosmology
    Biology
    Book Recommendation
    Business & Property
    Economy
    Education
    Film Recommendation
    General Science
    Geography
    Geology
    Geopolitics
    History
    Life
    Linguistics
    Others
    Philosophy
    Photography
    Place Recommendation
    Poem
    Politics
    Psychology
    Quantum Physics
    Religion
    Sociology

    RSS Feed

    MONTHS

    December 2019
    November 2019
    October 2019
    June 2019
    May 2019
    March 2019
    February 2019
    November 2018
    October 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    September 2013
    August 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012
    October 2012
    September 2012
    August 2012
    July 2012
    June 2012
    May 2012
    March 2012
    February 2012
    November 2011
    December 2009
    November 2009
    January 2009
    May 2008
    March 2008
    January 2008
    December 2007

  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact