ARIEF ONLINE
  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact

Yang Perlu Diketahui tentang Perusahaan Asuransi

27/9/2017

0 Comments

 
Banyak orang Indonesia yang saya temui masih menganggap perusahaan asuransi sebagai perusahaan dengan misi amat mulia, yaitu memberikan proteksi kepada para nasabahnya.

Yang sering dilupakan adalah perusahaan asuransi tetap saja merupakan sebuah entitas bisnis yang tujuan utamanya adalah membuat keuntungan. Proteksi tentu tidak akan diberikan kalau perusahaan tidak bisa untung.

Bagaimana perusahaan asuransi membuat keuntungan? Salah satunya adalah dengan membatasi atau membuat jumlah klaim yang dilakukan seluruh nasabahnya sesedikit mungkin.

Oleh karena itu, baca pasal-pasal di polis asuransi yang kita miliki secara seksama. Jangan hanya mempercayai penjelasan agen asuransi. Melalui polis itulah perusahaan asuransi berusaha membatasi pengeluaran mereka dan meningkatkan margin keuntungan mereka. Tak pernah ada 2 perusahaan asuransi yang sama isi polisnya.
​
Asuransi bukannya tidak perlu. Memiliki asuransi malah merupakan salah satu tahap menuju cerdas finansial dalam buku-buku pengaturan finansial yang saya baca. Kita hanya perlu mempelajari isi polis yang kita miliki agar asuransi yang kita miliki benar-benar bisa kita ambil manfaatnya suatu hari. Sayangnya, inilah hal yang jarang dilakukan nasabah asuransi karena isi polis yang begitu panjang.
0 Comments

Perencanaan Keuangan Yang Harus Kita Lakukan di Usia 30 Tahun

9/9/2016

1 Comment

 
Picture

Dulu waktu saya pertama kali bekerja, yaitu Februari 2008 di usia 22 tahun, perencanaan keuangan pribadi saya hingga 8 tahun ke depan saya dasarkan pada aset pribadi yang ingin saya miliki pada usia 30 tahun, yaitu kesiapan uang muka untuk membeli rusunami, furniture seadanya untuk mengisi rusunami tersebut, sebuah mobil dan motor bekas.

Setelah melakukan riset dan mengetahui total harga hal-hal di atas pada tahun 2008, saya memproyeksikan total harga tersebut di tahun 2016 dengan mengambil asumsi inflasi dari tahun ke tahun, antara 2008-2016, sebesar 10%. Ternyata jumlah uang tersebut di tahun 2016 sangat besar!

Menyadari hal itu, sejak usia 22 tahun pun saya memaksimalkan sumber pendapatan saya, memulai gaya hidup sederhana (atau serba dihitung, menurut teman-teman saya) dan menyisihkan setidaknya 70% pendapatan bulanan saya untuk ditabung agar bisa mencapai jumlah uang di atas di tahun 2016.

Saya pun menjalankan strategi lain, yaitu setiap kali saya sudah memiliki dana untuk membeli satu diantara aset cita-cita saya, maka saya langsung membelinya untuk mengurangi beban angka yang harus saya tabung setiap bulannya.

Pada mulanya menjalani hal di atas terasa sangat berat, namun lama kelamaan menjadi ringan, karena beban angka yang harus ditabung lama kelamaan berkurang.

Pada saat itu, saya belum memahami instrumen-instrumen investasi, seperti reksadana, obligasi, dll, yang sebenarnya mempunyai daya dongkrak ("leverage") untuk melawan inflasi tahunan dan mampu mengurangi jumlah yang saya tabung setiap bulannya antara usia 22-30 tahun.

Sekarang, setelah berada di usia 30 tahun, adalah saatnya untuk berpikir untuk perencanaan keuangan selama beberapa dekade ke depan.

Terus terang, godaan keuangan di usia 30 tahun ini, apalagi ketika pekerjaan kita sudah mulai stabil, kita sudah bisa memiliki aset-aset yang kita inginkan, dan kita belum menikah, adalah kita bisa jadi sangat boros, bila kita tidak menyadari apa yang harus kita siapkan untuk puluhan tahun ke depan.

Salah satu hal yang harus mulai kita sadari dan persiapkan ketika kita menginjak usia 30 tahun adalah mempersiapkan uang kebutuhan hidup kita selama kita pensiun dari usia 55-75 tahun (angka harapan hidup rata-rata orang Indonesia). Dalam istilah keuangan, ini biasa disebut dana pensiun

Ketika kita mulai melakukan perhitungan, kita akan sadar besarnya dana pensiun ini dan jumlah yang mulai harus kita tabung setiap bulannya sejak usia 30 tahun, bahkan bila kita menabung di instrumen investasi.

Ambillah asumsi bahwa uang kebutuhan hidup kita dan istri kita setiap bulannya selama pensiun (usia 55-75 tahun) adalah Rp.10 juta berdasarkan standar hidup dan nilai harga-harga barang di 2016 ini.

Bila kita memproyeksikan angka di atas pada tahun 2041 hingga 2061, dengan asumsi inflasi tahun ke tahun sebesar 6% (asumsi sangat moderat), lalu menjumlah semuanya dari tahun 2041 hingga 2061, maka total uang yang harus kita siapkan untuk uang kebutuhan hidup kita antara usia 55-75 tahun adalah Rp.11,3 milyar!!

Jika kita berusaha mencapai jumlah angka di atas dengan berinvestasi pada instrumen yang bisa memberikan pengembalian sebesar 17% per tahun (di atas nilai inflasi sebesar 6% per tahun) seperti Reksadana, maka setiap bulannya sejak usia 30 tahun kita harus menabung di investasi tersebut sebesar Rp. 2,957 juta!

Bila kita hanya menabung secara biasa, tidak di suatu instrumen investasi yang mampu melawan nilai inflasi, maka jumlah yang harus kita tabung setiap bulannya sejak usia 30 tahun adalah Rp.37,7 juta!! -jumlah yang bisa jadi sama sekali di luar penghasilan bulanan kita.

Ini belum memperhitungkan bila kita punya beberapa anak dan jumlah yang harus kita tabung sejak saat ini di instrumen investasi untuk dana pendidikan setiap anak tersebut, setidaknya uang masuk SD, SMP, SMA, dan universitasnya.

Dengan menggunakan kalkulator "compound rate" yang bisa kita temukan dengan mudah di Internet, kita bisa melihat besar biaya yang diperlukan ketika anak kita masuk SD, SMP, SMA, dan universitas nanti dengan memasukkan besar biaya-biaya tersebut saat ini dan asumsi nilai inflasi yang kita inginkan sebagai "compound rate" ke kalkulator tersebut.

Di negara-negara maju, kesadaran masyarakat tentang dana-dana di masa depan yang perlu disiapkan sejak saat ini biasanya sudah cukup bagus dan menjadi alasan kenapa bahkan orang biasa di negara maju bisa memiliki penasihat keuangan pribadi. Di negara-negara berkembang, hal tersebut biasanya justru sebaliknya dan jadi salah satu penyebab sulitnya keluar dari kemiskinan struktural yang membelit masyarakatnya.

Segalanya tampak ringan dan membuang-buang uang jadi begitu mudah jika kita tidak paham apa yang akan kita hadapi di masa mendatang dan apa yang harus kita persiapkan sejak sekarang. Tapi bila kita ingin hidup layak nantinya, masihkah kita mau membuang-buang uang kita saat ini?
Jawabannya kembali ke diri kita sendiri.
​
Wallahu a'lam bish shawaab

​Sumber foto: Internet

1 Comment

    TOPICS

    All
    Anthropology
    Archaeology
    Architecture
    Astronomy & Cosmology
    Biology
    Book Recommendation
    Business & Property
    Economy
    Education
    Film Recommendation
    General Science
    Geography
    Geology
    Geopolitics
    History
    Life
    Linguistics
    Others
    Philosophy
    Photography
    Place Recommendation
    Poem
    Politics
    Psychology
    Quantum Physics
    Religion
    Sociology

    RSS Feed

    MONTHS

    December 2019
    November 2019
    October 2019
    June 2019
    May 2019
    March 2019
    February 2019
    November 2018
    October 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    September 2013
    August 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012
    October 2012
    September 2012
    August 2012
    July 2012
    June 2012
    May 2012
    March 2012
    February 2012
    November 2011
    December 2009
    November 2009
    January 2009
    May 2008
    March 2008
    January 2008
    December 2007

  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact