ARIEF ONLINE
  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact

Format-format Film yang Sering Digunakan Dalam Fotografi Analog

16/8/2015

0 Comments

 

Sejak sejarah fotografi analog dimulai tahun 1800-an, telah bermunculan berbagai macam format film analog dan tipe-tipe kamera yang menggunakannya.

Meskipun format-format film ini jumlahnya belasan, hanya beberapa saja yang masih tetap digunakan hingga kini, yaitu:

1) Film 120 mm
Lebar film ini adalah 60 mm dan panjang gulungannya berkisar antara 740 mm s/d 840 mm. Gulungan yang memiliki panjang 740 mm dapat menghasilkan 12 buah foto bila foto yang diambil menggunakan rasio aspek 1:1.

Picture

Format film ini pertama kali diperkenalkan Kodak pada tahun 1901 u/ kamera Kodak Brownie no. 2 mereka dan kemudian segera digunakan oleh kamera-kamera analog merk lain, seperti Rollei, YashicaMat, ataupun Hasselblad.

Format film ini disebut juga Medium Format dan memiliki ukuran terbesar, kualitas gambar terbaik, dan biaya cuci per foto termahal diantara format-format film analog yang ada saat ini. Format film ini biasanya adalah pilihan fotografi para profesional.

2) Film 135 mm
Lebar film ini adalah 35 mm dan sebuah gulungan film format ini dengan panjang standar dapat menghasilkan 36 buah foto. Meskipun sudah diproduksi sebelum tahun 1930, tapi pemberian nama standar untuk format ini baru dilakukan oleh Kodak pada 1934.

Picture


Ukuran dan kualitas foto yang dihasilkan film dari format ini berada di bawah film Medium Format. Meski demikian, kepopuleran film ini mengalahkan film Medium Format dan menjadi pilihan film untuk fotografi khalayak umum sejak tahun 1960-an, mungkin dikarenakan biaya cuci per fotonya yg lebih murah. Ini adalah format film yang paling banyak digunakan kamera2 analog.

3) Film 110 mm 
Dengan ukuran filmnya yang hanya 16 mm, format ini adalah yang terkecil diantara format-format film analog yang ada saat ini. Format ini diperkenalkan Kodak untuk pertama kali pada 1972 dan memiliki kualitas gambar di bawah film format 120 mm dan 135 mm.

Picture

Penggunaan film ini agak berbeda dari format lainnya, karena gulungan film tidak perlu ditarik keluar lebih dulu sebelum film ini dapat digunakan. Kita tinggal memasangkan wadah (cartridge) film ini ke kamera analog yang akan menggunakannya.

Hanya ada beberapa tipe kamera analog yang menggunakan film ini. Kamera-kamera analog modern yang masih menggunakan ini diantaranya adalah kamera-kamera merk 'Ikemono'. Banyak produsen film menghentikan pembuatan format ini. Saat ini, satu-satunya produsen film format ini hanyalah Lomography Inc.

4) Fujifilm Instax Mini 
Film ini sebenarnya adalah tipe film instan, dimana kita langsung dapat melihat hasil foto di atas filmnya beberapa saat setelah foto diambil. Film ini mulai diproduksi Fuji pada akhir dekade 90-an dan memiliki ukuran 86 mm x 54 mm.

Picture

Dengan harga satu pak film ini yang mahal dan satu paknya hanya berisi 10 buah film, harga film ini menyaingi harga film Medium Format.

Sepengetahuan saya, film ini adalah satu-satunya film instan yang tersedia di pasaran setelah Polaroid Inc. menghentikan produksi film dan kamera instan sejak Februari 2008. Selain digunakan beberapa tipe kamera instan Fuji, film ini juga digunakan beberapa tipe kamera merk Lomography.

0 Comments

Kenapa Konglomerat Menyekolahkan Anak-anak Mereka Ke AS (dan bukan Eropa)?

13/8/2015

0 Comments

 

Lewat persinggungan dengan dua keluarga konglomerat melalui proyek area komersial yang pembangunannya sedang saya awasi, sepertinya sekarang saya faham kenapa banyak keluarga konglomerat memilih menyekolahkan anak-anak mereka ke AS (dan bukan negara lain).

Yang jelas, menyekolahkan anak-anak ke negara yang lebih maju daripada negara kita berarti membekali anak-anak tsb dengan wawasan global, sehingga diharapkan mereka faham standar-standar berkelas internasional dan dapat mengembangkan bisnis keluarga mereka menurut standar tersebut.

Tapi kenapa harus AS dan bukannya Eropa? Dari pengamatan saya, ini tak lain karena sedari awal anak-anak konglomerat memang sudah diarahkan menjadi penerus usaha keluarganya yang bersifat komersial dan dalam bidang komersial saat ini rasanya tidak ada pencipta trend (trend setter) yang berada lebih di depan daripada AS.

AS adalah pencipta trend dalam semua hal yang bersifat konsumtif, seperti pakaian, makanan, ataupun hiburan. Beberapa negara Eropa, seperti Jerman, Perancis, Belanda ataupun Inggris, adalah negara-negara yg maju dan pelopor dalam hal teknologi, tapi mereka bukanlah pelopor dalam konsumerisme. AS menang kalau sudah bicara masalah konsumerisme.

Hal yang juga unik bagi saya adalah, dulu saya sempat mengira bahwa anak-anak keluarga berada seringkali menggunakan bahasa Inggris hanya karena ingin berlagak. Tapi ternyata tidak demikian adanya.

Ketika mereka berkumpul dengan keluarga mereka yang notabene adalah orang-orang Indonesia, ternyata mereka pun bercakap-cakap dalam bahasa Inggris.

Banyak anak konglomerat dikirimkan untuk hidup di AS atau negara-negara berbahasa Inggris lain sejak masih muda sekali, sehingga kelihatannya mereka malah jadi terbiasa untuk berpikir dalam bahasa Inggris dan akhirnya merasa lebih mudah untuk mengutarakan pendapatnya dalam bahasa tersebut.

​ Bagi kita yang harus bersinggungan dengan mereka, ini artinya kita pun akan lebih mudah dipahami ketika berbicara dalam bahasa Inggris, meskipun kita dan mereka sama-sama orang Indonesia.

0 Comments

Lomografi dan Kamera Plastik

12/8/2015

0 Comments

 

Selamat pagi semuanya! Dalam perjalanan ke kantor pagi ini, saya ingin berbagi dan promosi sedikit soal Lomografi.

Lomografi adalah salah satu bentuk fotografi yang biasanya menggunakan kamera analog plastik dengan lensa yang juga terbuat dari plastik untuk menghasilkan foto-foto yang memiliki fokus lembut (soft focus), kepekatan (saturasi) warna dan kontras yang tinggi, ditambah dengan bingkai bayang-bayang hitam (vignette) di sekelilingnya.

Kata 'Lomografi' sendiri diambil dari 'Lomo', sebuah kamera jadul Russia yang pertama kali digunakan para pencetus Lomografi untuk menghasilkan foto-foto yang bersifat 'lomografis'.

Kenapa menggunakan kamera analog plastik? Karena kamera analog plastik punya beberapa kelemahan teknis yang, di mata lomografer, justru dapat menghasilkan foto-foto yang berciri unik.

Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture

Kamera analog plastik biasanya menggunakan lensa plastik, sehingga menghasilkan foto yang fokusnya lembut. Kamera ini juga biasanya memiliki kompartemen film yang tidak tertutup rapat, sehingga cahaya luar bisa masuk ke dalam kompartemen film dan memberi semburat warna tertentu di foto yang dihasilkan.

Picture
Picture

​Selain itu, kamera analog plastik dapat menggunakan roll film dengan berbagai merk, dimana setiap merk tersebut biasanya menghasilkan warna dengan ciri tertentu -Sesuatu yg hanya dapat dicapai dalam fotografi digital dengan software manipulatif seperti Photoshop.

Picture
Picture
0 Comments

Snow in Paradise

10/8/2015

0 Comments

 

"Snow in Paradise" adalah film indie besutan Inggris yang masuk perhelatan Cannes tahun 2014 kemarin. Film ini menarik buat saya karena menceritakan tentang tokoh utamanya yang merupakan seorang Muallaf dan berusaha keluar dari masa lalunya yang kelam -Tema yg hampir tidak pernah ada di film besutan Barat!

Film ini didasarkan pada kisah nyata salah satu sutradaranya, Martin Askew, seorang mantan gangster di London. Ia sedemikian terlibat dalam dunia kejahatan, sehingga akhirnya teman dekatnya, seorang Muslim, ikut terseret dan terbunuh.

Ia pun sangat menyesal dan melewati berbagai peristiwa yang akhirnya membuatnya mengenal Islam dan menjadi Muslim. Setelah menjadi Muslim, ia berusaha menjalani hidup yang baik. Meski demikian ia tidak bisa menghindar dari konsekuensi dosa-dosanya di masa lalu yang kini memburu balik dirinya.

​Satu saja kekurangan film ini buat saya: Film ini menggunakan aksen London Timur, daerah dimana sang tokoh utama besar dan hidup. Dikarenakan sub-titel Indonesia dan Inggris yang ada hanya asal-asalan, kita harus pasang kuping baik-baik waktu menonton film ini.

Picture
0 Comments

The Good Lie

10/8/2015

0 Comments

 

Walaupun film ini punya cerita yang beda, efek habis nonton film ini kira-kira sama dengan nonton "12 Years A Slave": Seberapapun Anda benci dengan hidup Anda, kalau Anda lihat kenyataan di luar sana, banyak sekali orang tidak beruntung yang ingin punya hidup seperti Anda.

Film ini didasarkan pada kisah nyata sekelompok anak salah satu suku primitif yang kehilangan orang tuanya karena perang yang berkecamuk di Sudan. Mereka mengembara ratusan kilometer, melintasi batas-batas negara, untuk mencari tempat aman dimana tidak lagi ada perang.

Mereka akhirnya berakhir di kamp pengungsian di Kenya. Disanalah mereka tumbuh besar hingga dewasa. Suatu hari, beberapa dari anak ini menang lotere dan mendapatkan hadiah kewarganegaraan AS.

Mereka yang menang lotere ini pun pindah ke AS dan mulai menjalani hidup di sana dengan segala kecanggihan teknologinya yang membuat mereka tercengang, tapi juga segala praduga dan tantangan yang ada disana.

Ketika mereka bertemu lagi teman mereka yang ada di kamp pengungsian beberapa tahun kemudian, mereka tetap menjadi manusia-manusia yang sama, namun juga sudah berbeda dalam banyak hal.

Picture
0 Comments

    TOPICS

    All
    Anthropology
    Archaeology
    Architecture
    Astronomy & Cosmology
    Biology
    Book Recommendation
    Business & Property
    Economy
    Education
    Film Recommendation
    General Science
    Geography
    Geology
    Geopolitics
    History
    Life
    Linguistics
    Others
    Philosophy
    Photography
    Place Recommendation
    Poem
    Politics
    Psychology
    Quantum Physics
    Religion
    Sociology

    RSS Feed

    MONTHS

    December 2019
    November 2019
    October 2019
    June 2019
    May 2019
    March 2019
    February 2019
    November 2018
    October 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    September 2013
    August 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012
    October 2012
    September 2012
    August 2012
    July 2012
    June 2012
    May 2012
    March 2012
    February 2012
    November 2011
    December 2009
    November 2009
    January 2009
    May 2008
    March 2008
    January 2008
    December 2007

  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact