ARIEF ONLINE
  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact

Pandangan Saya tentang Penegakan Negara Islam

31/5/2015

0 Comments

 

Saya selalu senang dengar nasihat-nasihat ustadz Felix Siauw, tapi saya tidak pernah sepakat soal idenya mendirikan khilafah Islam di Indonesia.

Pada dasarnya sebagai seorang Muslim saya SETUJU bila syariat Islam diterapkan bagi mereka yang mengaku Muslim. Tapi caranya BUKAN dengan mengganti ideologi Pancasila. Selain itu ada syarat-syarat lain yang, dalam pandangan saya, HARUS dipenuhi kalau syariat Islam mau diterapkan.

Kenapa saya tidak setuju ideologi Pancasila digantikan ideologi Islam? Karena nantinya hanya Islam yang akan diakui sebagai agama negara, seperti di negara jiran. Saya tidak mau teman-teman saya yang Non-Muslim merasa bahwa ini bukan tanah air mereka; bahwa mereka cuma menumpang hidup disini. Ingat, nenek moyang mereka pun berasal dari Indonesia, sebagaimana yang Muslim. Mereka hanya memilih agama yang berbeda.

Selain itu, siapapun yang mempelajari sejarah terbentuknya NKRI pasti akan mengetahui bahwa sejak sebelum lahirnya NKRI, di negeri ini selalu ada 3 kubu kekuatan yang saling berebut kedudukan: Nasionalis, Komunis, Muslim (Nasakom). Setiap kali satu kubu mencoba mengajukan ideologinya sebagai dasar negara, yang lain pasti akan datang untuk meruntuhkan.

Oleh karena itu akhirnya para bapak pendiri negara memilih untuk membentuk ideologi baru yg belum pernah ada sebelumnya di muka Bumi: Pancasila. Dengan Pancasila, TIDAK semua keinginan setiap kubu yang ada di Indonesia bisa terpenuhi, tapi inilah kompromi politik TERBAIK untuk menjaga keutuhan dan ketentraman di Bumi Pertiwi.

Lantas bagaimana caranya menegakkan syariah Islam bagi masyarakat Muslim di bawah ideologi Pancasila? Ada 2 pilihan:

1) Mulai menegakkan syariah Islam di lingkungan keluarga Muslim. Perkuat konsolidasi dan dakwah internal ketimbang eksternal, dimana MUI sebagai lembaga yang sudah ditunjuk sebagai perwakilan umat Islam di Indonesia harus menjadi pemimpinnya. Saya sering iri terhadap umat-umat beragama minoritas di Indonesia yang tampaknya justru lebih berhasil melakukan konsolidasi internal daripada umat beragama yang mayoritas.

2) Berjuang di level parlemen agar bunyi sila-1 Pancasila dirubah kembali menjadi "Ketuhanan yang Maha Esa dan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Para Pemeluknya" sebagaimana yang tertulis di Piagam Jakarta, dimana Pancasila tetap menjadi ideologi negara yang menyatukan semua umat beragama.

Tapi bila kita menempuh langkah no. 2, maka kita juga harus bersikap adil (fair), dimana syariat Islam tidak boleh diterapkan bagi mereka yang bukan Muslim atau mereka yang tidak ingin jadi Muslim. Itu artinya:

1) Negara harus mengakui juga agama-agama lokal di Indonesia (seperti Sunda Wiwitan, Kejawen, Kaharingan, Aluk Tadolo, Marapu dll) dan membuat kategori terpisah untuk mereka di KTP. Sudah jamak diketahui, bahwa karena selama ini hanya ada 6 agama yang diakui negara dan boleh dituliskan di KTP, maka banyak orang Indonesia yang menganut kepercayaan lokal akhirnya 'terpaksa' harus memilih 1 dari 6 agama resmi yang ada.

Itu artinya, ada kemungkinan dimana sekian persen umat Islam yang ada sekarang sebenarnya adalah penganut kepercayaan lokal yang 'terpaksa' memilih Islam untuk kolom agamanya di KTP, agar mereka tidak disulitkan dalam administrasi negara. Apakah adil menerapkan syariat Islam kepada mereka, sementara mereka sendiri sebenarnya berharap keyakinan mereka diakui negara?

2) Anak-anak semua umat beragama harus diberikan kebebasan untuk memilih agama yang dikehendakinya ketika mereka sudah mencapai usia dewasa tanpa boleh mendapatkan tekanan dari siapapun juga. Hal ini juga harus berlaku bagi anak-anak umat Muslim. Karena apakah adil untuk memberlakukan syariat Islam bagi semua anak yang lahir di lingkungan keluarga Muslim, sementara mungkin ada sekian persen diantara mereka yang sebenarnya tidak ingin jadi Muslim? Mereka cuma kebetulan saja dilahirkan di lingkungan keluarga Muslim.

Jadi sekali lagi, saya tidak melihat bahwa penerapan syariat Islam bagi masyarakat Islam di Indonesia harus dipandang sebagai sebuah masalah. Karena pada dasarnya, kalau seseorang mengaku Muslim, sudah sewajarnya dia dituntut kewajiban-kewajibannya sebagai seorang Muslim.

Namun disini saya mengajak bagi mereka yang menyerukan penerapan syariat Islam agar bisa bersikap adil dan bertenggang rasa kepada mereka yang bukan Muslim, supaya ketika syariat Islam dijalankan, mereka tidak merasa bahwa ini bukan negeri mereka lagi. Satu-satunya cara mengatasi hal itu yaitu dengan menjalankan syariat Islam secara terbatas kepada komunitas Muslim saja di bawah ideologi yang lebih besar, yaitu Pancasila.

0 Comments

Penentuan Umur Batuan

31/5/2015

0 Comments

 

Bila dalam ilmu antropologi, arkeologi dan paleontologi kita mengenal penanggalan karbon (carbon dating) untuk menentukan usia makhluk hidup yang sudah lama mati, maka bagaimana kita dapat menentukan usia sebuah batuan? 

Mungkin sudah banyak yang mengetahui bahwa penanggalan karbon dilandaskan pada perhitungan dari jumlah karbon (unsur penyusun semua makhluk hidup
) yang meluruh secara radioaktif menjadi materi lain semenjak makhluk hidup tsb meninggal. 

Walaupun saya sudah pernah mendengar tentang penanggalan batuan, tapi baru sekaranglah saya memahami cara penanggalan batuan. 

Penanggalan batuan ternyata dilandaskan pada cara yang sama dengan penanggalan karbon. Kita harus mencari sebuah unsur yang dapat ditemukan di semua batu dan dihitung peluruhannya secara radioaktif. Unsur ini tak lain adalah uranium yang terperangkap dalam bentuk zirkon di semua batuan.

Sejak sebuah batu tercipta melalui proses alami di muka Bumi, maka sejak saat itu pulalah uranium yang ada di batu tersebut mulai meluruh menjadi timah. Dengan menghitung jumlah uranium yang sudah meluruh menjadi timah, kita dapat mengetahui usia sebuah batuan.

Picture
0 Comments

Soal Pithecanthropus Erectus

29/5/2015

0 Comments

 

Pagi-pagi dapat pertanyaan soal Pithecanthropus dari teman. Kalau buku-buku sejarah Indonesia masih mengajarkan soal spesies manusia bernama "Pithecanthropus erectus" dengan gambar seperti yang saya tampilkan disini, itu jelas artinya bahwa bagian soal asal-usul manusia di kurikulum sejarah kita tidak pernah dikemaskini (di-update). 

Dalam taksonomi Biologi, nama "Pithecanthropus erectus" yang berarti "manusia KERA yg berdiri tegak" sebetulnya sudah sejak lama diubah menjadi "Homo erectus" yang berarti "manusia yg berdiri tegak". Ini dikarenakan penamaan yang lama sangat tendensius, dimana para penemu-penemu pertama Homo erectus ingin menjadikan spesies ini sebagai penghubung antara manusia dan primata dikarenakan tuanya usia fossil-fossil spesies ini yg sudah ditemukan (1,8-2 juta tahun lalu).

Perubahan nama ini juga dilakukan karena hasil-hasil riset terbaru, dimana ditemukan bahwa Homo erectus dewasa memiliki volume otak yang tidak jauh berbeda dengan Homo sapiens (penamaan Biologi untuk semua ras manusia modern) dewasa dan sudah sangat berbudaya. 

Penggambaran Homo erectus yang menyerupai kera juga tidak dapat dikatakan tepat. Disebutkan dalam buku-buku Harun Yahya yang berhaluan Kreasionisme bahwa dalam ilmu Biologi dan Forensik, kita tahu bahwa daging, otot, kulit, dan rambut tidak meninggalkan jejak pada makhluk hidup setelah mati. Rekonstruksi wajah makhluk-makhluk hidup dari masa silam seringkali didasarkan pada imaginasi perekanya. Penggambaran Homo erectus yang menyerupai kera pun seringkali didasarkan pada asumsi bahwa ia adalah hasil evolusi primata. 

Pertanyaan utama dalam Biologi Evolusioner saat ini sebenarnya adalah, siapakah pendahulu Homo erectus sebagai spesies manusia paling tua yg ditemukan saat ini? 

Pengikut teori Evolusi umumnya meyakini bahwa itu adalah Austropithecus sebagai spesies kera purba pertama yg diduga dapat berdiri tegak. Sementara itu pengikut teori Kreasionisme meyakini bahwa Austropithecus tidak mungkin menjadi pendahulu Homo erectus, karena perbedaan fisik, kapasitas otak dan kemampuan berbudaya keduanya cukup jauh.

Picture
0 Comments

Penggunaan Past Perfect Tense yang Tepat di Bahasa Inggris

24/5/2015

0 Comments

 

Diantara bahasa Eropa lainnya yang rata-rata hanya memiliki 6-10 tenses, bahasa Inggris adalah bahasa Eropa dengan jumlah tenses terbanyak (16 tenses).

Bagi penutur di luar bahasa Inggris, penggunaan tenses ini seringkali membingungkan. Diantara tenses yang penggunaannya masih seringkali membingungkan untuk penutur bhs. Indonesia adalah Past Perfect Tense, ditandai dengan penggunaan "had" + kata kerja bentuk ke-3 (V3). Kapan kita seharusnya menggunakan tense ini?

Dalam bahasa Inggris, Past Perfect Tense digunakan untuk menjelaskan suatu kejadian di masa lalu yang secara kronologis terjadi SEBELUM kejadian lainnya yang juga terjadi di masa lalu. Oleh karena itu, klausa (anak kalimat) atau kalimat yg menggunakan Past Perfect Tense pada umumnya TIDAK pernah berdiri sendiri, melainkan SELALU terkait dengan klausa atau kalimat lainnya di paragraf yang sama dan menggunakan bentuk tense untuk masa lalu lainnya (umumnya Past Tense atau Present Perfect Tense).

Kaitan ini umumnya ditunjukkan dengan kata hubung "before". Perhatikan contoh-contoh kalimat berikut, dimana Past Perfect Tense harus digunakan:

1. I had already met Sarah BEFORE I met you yesterday.
(SALAH: "I already met Sarah BEFORE I met you yesterday" atau "I have already met Sarah BEFORE I met you yesterday".)

2. She had had a boyfriend BEFORE she knew me.
(SALAH: "She had a boyfriend BEFORE she knew me" atau "She has had a boyfriend BEFORE she knew me".)

Past Perfect Tense juga sering digunakan dalam kalimat tidak langsung, ketika kita harus menjelaskan sebuah kejadian yang secara kronologis mendahului kejadian lainnya, dimana kedua kejadian tersebut sama-sama terjadi di masa lalu.

Contoh: 
1. John said that he had already left the home before that incident happened.

2. Carla said she hadn't known me before we met in the university.

​Semoga penjelasan ini dapat membantu teman-teman untuk dapat menggunakan Past Perfect Tense secara lebih tepat lagi.

0 Comments

Bunyi Bahasa-bahasa yang Sudah Punah

24/5/2015

0 Comments

 

Video tentang bunyi berbagai bahasa kuno, mulai dari Cina Kuno, Jepang Kuno, Mesir Kuno, Sansekerta, Sumeria, Akkadia, dll yang berhasil diketahui dan ditirukan kembali berkat kerja keras para ahli bahasa yang mendalami Comparative Linguistics.

0 Comments

Decipherer

24/5/2015

0 Comments

 

Salah satu pekerjaan menarik di muka Bumi ini, menurut saya, adalah para ahli bahasa yang menekuni pemecahan rahasia bahasa-bahasa kuno atau purba.

Bahasa-bahasa kuno ini sama sekali sudah tidak mempunyai penutur yang masih hidup saat ini. Meski demikian, dengan segala cara para ahli bahasa tersebut berusaha mengungkap cara membaca berbagai aksara yang digunakan bahasa-bahasa tersebut dan tata bahasa yang ada di baliknya.

Para ahli bahasa yang menekuni hal ini, tidak ayal lagi, harus punya pengetahuan mendalam di bidang sejarah, arkeologi, dan menguasai berbagai bahasa yang digunakan di kawasan tempat bahasa kuno/purba tsb ditemukan.

​ Berikut adalah bagian pertama dari serangkaian video yang dapat memberi gambaran kepada kita, orang awam, berbagai cara yang ditempuh para ahli bahasa tsb untuk memecahkan rahasia bahasa-bahasa kuno.

0 Comments

"Instead of Y" = "In Y's Stead"

23/5/2015

0 Comments

 

Ini mungkin termasuk hal remeh temeh, tapi biasanya belum diketahui banyak orang dan dapat memperkaya variasi bahasa Inggris kita.

Dalam bahasa Inggris, selain mengatakan... kita juga dapat mengatakan..

Instead of you = in your stead
Instead of Jakarta = in Jakarta's stead 
Instead of my presence = in my presence's stead

0 Comments

Persamaan dan Perbedaan Kisah Rohingya dan Yahudi

23/5/2015

0 Comments

 
Picture

Cerita orang Rohingya saat ini mirip dengan cerita orang Yahudi pada PD II. Karena dihabisi oleh Hitler di Eropa, orang Yahudi eksodus untuk mencari perlindungan di berbagai tempat di luar Eropa. 

Ketika sebagian dari mereka mencoba kembali ke Kanaan karena propaganda Theodor Herzl (pendiri Zionisme), banyak diantara mereka yg ditol
ak oleh orang Palestina -salah satu suku Kanaan yang populasinya sudah bertumbuh pesat dan mendominasi Kanaan sejak Kanaan ditinggalkan mayoritas Yahudi pada masa pendudukan Romawi. Orang Palestina takut, penambahan populasi Yahudi secara tiba-tiba di tanah Kanaan akan menimbulkan instabilitas politik.

Bedanya, meskipun ditolak, orang Yahudi adalah kaum minoritas yang sangat sukses dalam bisnis dan punya jaringan internasional yang baik. Setelah golongan Zionis diantara mereka mendeklarasikan pendirian negara Israel di tanah Kanaan secara sepihak, mereka mampu membangun militer yang kuat secara cepat dan mengundang orang-orang Yahudi di berbagai penjuru dunia untuk datang ke Israel. Orang Palestina yang tadinya adalah tuan di rumah sendiri justru kini jadi pengungsi. 

Inilah persamaan dan perbedaan kisah orang Rohingya dan Yahudi. Meskipun awalnya sama-sama pengungsi, tapi karena perbedaan kapasitas dalam beberapa hal, mereka memiliki nasib yang berbeda.

0 Comments

Orang-orang Eropa dan Cina Pertama Berkulit Gelap

20/5/2015

0 Comments

 

Penemuan ini serupa dengan penemuan akhir-akhir ini pula di Eropa, dimana terbukti bahwa orang-orang Eropa generasi pertama berkulit gelap. Ini membuktikan bahwa orang-orang Eropa ataupun Cina pertama kemungkinan adalah bagian dari arus migrasi pertama Homo sapiens keluar dari Afrika.

http://kulturekritic.com/2013/12/news/dna-evidence-proves-first-people-china-black/

0 Comments

Pemaksaan Bahasa Indonesia Formal yang Kebablasan

20/5/2015

0 Comments

 

Kira-kira ini respon saya di sebuah grup bahasa untuk kaum puritan kebablasan yang berusaha memaksakan penggunaan bahasa Indonesia formal di konteks informal, bahkan walaupun target penuturnya memiliki bahasa selain Indonesia sebagai bahasa ibu.

Karena sang pembuat thread (lucunya) berbicara dalam bahasa Inggris, maka respon berikut pun saya berikan dalam bhs. Inggris:

" I learn linguistics autodidactically and I'm sorry brother, I can't totally agree with what you mentioned in your post above. 

FIRSTLY, in linguistics there is no such thing as a "Batavian language". If with that you tried to refer to the Betawi language, then still the Betawi language is different from the linguistic variant widely used by the younger generation in Jakarta.

I would term this variant as the Jakartan colloquial variant of the Indonesian language. It's still the Indonesian language in its core with a heavy influence from Betawi with regard to its pronouns (e.g. "loe", "gue", etc.). However it is NOT the Betawi language, because it doesn't use completely the Betawi vocabulary. Neither does it employ the Betawi accent nor syntax to their fullest extents.

To my knowledge, similar variants of the Indonesian language can also be found in some places in Indonesia. For example in Manado. The Manado variant of the Indonesian language is NOT the same with the original Manado language itself. In other places, an indigenous language will even take place instead of a local variant of the Indonesian language, as the case in the inland areas of many islands in Indonesia.

SECONDLY, I agree with the usage of the formal Indonesian language in formal contexts. But in non-formal contexts, every people in different areas in Indonesia (or any other countries) have the cultural right to use AND preserve their indigenous language or their local variant of the national language which arises from the unique cultural context in which they live.

​ The "aku" and "kamu" that you often mentioned in your previous comments are the Indonesian version of the 1st and 2nd person pronouns used in a familiar context, including an informal context. Indonesian indigenous languages and the local variants of the Indonesian language also have their counterparts for these pronouns. However, it is incorrect to say that "aku" and "kamu" are the only legitimate pronouns to be used in an informal context.

THIRDLY, many linguists and language aficionados, including me, are opposed to the practice of enforcing a national language in all informal conversations in a nation of diverse ethnic groups. Such practice has been the reason of the extinction of so many indigenous languages and local variants of languages all around the world. Languages are no less than testaments to the diversity of human cultures itself. It is worthy of protection as any other human cultural products."

0 Comments

Bentuk 'To + Verb-ing' dalam Bahasa Inggris

15/5/2015

0 Comments

 

Bentuk 'To + Verb-ing' Ini adalah salah satu daerah dimana penutur bukan asli bahasa Inggris sering melakukan kesalahan, oleh karena itu saya tertarik untuk membahasnya kali ini.

Dalam bahasa Inggris, kata "to" TIDAK selalu diikuti oleh kata kerja bentuk infinitif. Ada kasus-kasus dimana kata "to" justru HARUS diikuti oleh kata kerja bentuk gerund (verb-ing). Hal ini terjadi apabila kata "to" tersebut BUKAN merupakan bagian dari bentuk infintif kata kerja yang mengikutinya, namun merupakan bagian dari prepositional verb yang ada sebelumnya.

Terlebih dulu harus diketahui prepositional verb apa saja dimana "to" merupakan bagian darinya. Beberapa yang sering digunakan diantaranya adalah:

- "Pay attention to" (memberi perhatian pada)
- "Turn to" (beralih pada)
- "Look forward to" (mengharapkan akan)
- "Move to" (pindah pada) 
- dll

Bila kita menemui prepositional verb dengan "to" di atas, maka kata kerja yang mengikutinya harus mengambil bentuk gerund (verb-ing). Ini karena "to" disini berperan sebagai sebuah kata depan yang terikat dengan sebuah prepisitional verb, bukan bagian dari bentuk infintif kata kerja setelahnya. Ingat bahwa dalam bahasa Inggris, sebuah kata depan HARUS selalu diikuti bentuk gerund.

​Contoh: 
1. I move to loving her now
(Saya beralih mencintai dia sekarang)

2. He always looked forward to having a vacation with me
(Dia selalu mengharapkan berlibur dengan saya). 

3. These boys will pay more attention to driving less recklessly
​(Anak-anak ini akan memperhatikan (cara) menyetir dengan tidak sembrono).
LikeComment

Share

0 Comments

Kt.Depan + This/That = Here/there-Kt.Depan

7/5/2015

0 Comments

 

Malam ini saya ingin berbagi tentang sebuah hal yang akan sering kita temui dalam bhs. Inggris sastra ataupun formal tapi mungkin belum dipahami semua orang, yaitu sebuah konstruksi/bentuk khusus terkait kata depan dalam bhs. Inggris.

Di dalam bhs. Inggris, ketika sebuah kt. depan ("with", "for", "on", "after", dst) bertemu dengan kata "this" atau "that" (terbatas hanya pada dua kata ini saja), maka kita dapat merubah bentuknya menjadi "here/there-kt.depan".

Singkatnya seperti ini:
Kt. Depan + This/That -> Here/There-Kt.Depan

Contoh:
1. With + this -> Herewith (bersama ini)
2. Upon + that -> Thereupon (setelah itu)
3. After + this -> Hereafter (setelah ini/"akhirat")
4. For + that -> Therefore (untuk itu)
5. In + this -> Herein (di dalam ini)
dst.

Konstruksi seperti ini tidak hanya dimiliki oleh bahasa Inggris, namun juga oleh bahasa Jerman Modern sebagai bahasa yang sama-sama keturunan bahasa Jerman Kuno.

​Contoh:
1. Mit + dies -> Hiermit (bersama ini)
2. Für + das -> Dafür (untuk itu) 
3. Unter + dies -> Hierunter (di bawah ini)
dst.

0 Comments

Penggunaan Kata Hubung Eksotis "Lest"

5/5/2015

0 Comments

 

 Dalam bhs. Inggris setiap orang pasti sudah akrab dengan kata-kata hubung yang umum seperti "and", "or", "but", ataupun "if". Tapi pernahkah kita mendengar kata hubung "lest"?

"Lest" adalah kata hubung yang sangat berguna dalam bhs. Inggris, namun sangat jarang diketahui dan masih sangat jarang dieksploitasi penggunaannya. "Lest" berarti "supaya/agar tidak". Ketika kita menggunakan kata "lest", maka aspek kata kerja yang mengikutinya harus dirubah dari "indicative" menjadi "subjunctive".

Perhatikan perubahan yang terjadi pada kalimat ketika kita menggunakan kata hubung "lest":

1. He always brings his notes so that he doesn't forget --> He always brings his notes lest he forget (bukan "forgets").

2. She always tries to reassure him so that he is not worried --> She always tries to reassure him lest he be worried (bukan "he is worried").

​3. He explained to her so that she didn't become sad --> He explained to her lest she become sad (bukan "she became sad").

0 Comments

    TOPICS

    All
    Anthropology
    Archaeology
    Architecture
    Astronomy & Cosmology
    Biology
    Book Recommendation
    Business & Property
    Economy
    Education
    Film Recommendation
    General Science
    Geography
    Geology
    Geopolitics
    History
    Life
    Linguistics
    Others
    Philosophy
    Photography
    Place Recommendation
    Poem
    Politics
    Psychology
    Quantum Physics
    Religion
    Sociology

    RSS Feed

    MONTHS

    December 2019
    November 2019
    October 2019
    June 2019
    May 2019
    March 2019
    February 2019
    November 2018
    October 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    September 2013
    August 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012
    October 2012
    September 2012
    August 2012
    July 2012
    June 2012
    May 2012
    March 2012
    February 2012
    November 2011
    December 2009
    November 2009
    January 2009
    May 2008
    March 2008
    January 2008
    December 2007

  • Home
  • Curriculum Vitae
  • Thoughts
  • Photographs
  • Poems
  • Languages Learning
    • Indonesian Phrases
    • Persian Phrases
    • French Phrases
    • German Phrases
    • Dutch Phrases
    • Learning Materials
  • Contact